Day 2

561 43 0
                                    

[ 30 hari bercerita ]

.

Run

.

Jalanan kota Seoul terlihat sedikit lengang pada siang hari. Tentu saja karena sebagian besar orang sedang berada di kantor, sekolah, kampus atau di rumah. Tidak ada seorang pun yang mau keluar ruangan di cuaca terik seperti ini.

Drap! Drap!

Mungkin tidak berlaku bagi seorang pemuda yang kini sibuk berlarian. Lari menghindari kejaran orang-orang berpakaian hitam lengkap.

Bukan. Dia bukan pencuri atau kriminal. Justru dia adalah seorang tuan muda yang hidupnya dijaga dua puluh empat jam oleh puluhan bodyguard. Tuan muda yang hidup enak di rumah bak istana dan banyak pelayan yang melayani.

Tuan muda yang bernama Park Sungjin ini rela kabur dari penjagaan pengawal suruhan ayahnya. Alasannya karena tak ingin bertemu dengan orang yang akan menjadi calon tunangannya. Hell, memangnya dia di jaman dulu yang harus menikah karena perjodohan.

Sebenarnya Sungjin bukan tipe orang yang suka berolahraga. Alhasil nafasnya sekarang terengah karena terus berlari menjauhi para pengawal. Keringat bercucuran di wajah dan tubuhnya.

Ingatkan Sungjin untuk protes pada ayah dan ibunya karena seenaknya berniat menjodohkan dirinya dengan orang lain. Padahal kan Sungjin sudah punya orang yang disukai.

"Ah sial, kemana lagi aku harus pergi." gumam Sungjin putus asa. Iyaa putus asa karena dia sudah tidak kuat lagi berlari namun cepat atau lambat dia akan tertangkap.

Hampir saja Sungjin menangis jika tidak melihat sebuah toko buku tua yang terletak tak jauh dari tempatnya berhenti. Segera saja dia berlari menuju toko itu untuk bersembunyi.

Sungjin bersembunyi di salah satu rak paling ujung yang gelap. Semoga saja para pengawalnya tidak berpikiran Sungjin berada disini. Yah setidaknya Sungjin juga bisa beristirahat disini.

"Apa yang kau lakukan disini?" sebuah suara membuat Sungjin terlonjak hingga terantuk rak kayu di belakangnya.

"Aw!" pekiknya reflek.

Orang itu menghampiri Sungjin dengan raut khawatir dan tangan terulur menyentuh belakang kepala Sungjin. "Kau baik-baik saja, Sungjin-sshi?"

Sungjin mengerjapkan matanya. Raut wajahnya terlihat bingung. Sepenuhnya melupakan rasa sakit di belakang kepala.

'Bagaimana dia tahu namaku?' jerit Sungjin dalam hati.

Sosok di depannya tertawa, "Park Sungjin, mahasiswa pasca sarjana jurusan musik. Kita satu klub omong-omong,"

Mata bulat Sungjin semakin melebar mendengar ucapan Kang Younghyun. Satu pertanyaan yang mampir di kepalanya adalah bagaimana mungkin Sungjin lupa bahwa mereka satu klub? Kini Sungjin merutuki kebodohannya.

"Wajar kau lupa. Aku salah satu yang kurang aktif di klub." Younghyun menjelaskan. Sungjin mengangguk kemudian teringat satu hal.

"Apa kau cenayang?" tanyanya polos. Pasalnya Sungjin merasa tidak melontarkan pertanyaan di kepalanya secara langsung namun Younghyun menjawab seolah mengetahui apa yang dipikirkannya.

Younghyun tertawa. Tawa manis yang membuat Sungjin berdebar. Satu rahasia kecil, orang yang Sungjin sukai adalah Kang Younghyun. Dia orang yang membuat Sungjin rela kabur dari acara perjodohannya.

"Astaga!" pekik Sungjin kemudian. Matanya mengawasi pintu masuk toko kemudian menatap Younghyun. "Bisa aku minta tolong? Jika ada yang mencariku tolong katakan kau tidak bertemu bahkan tidak mengenalku."

Younghyun tersenyum kemudian mengacak rambut Sungjin. Sukses membuat Sungjin melongo. Wajahnya berangsur memerah. Sungjin salah tingkah.


Hey, siapa yang bisa menahan debaran di jantung saat orang yang disukai berbuat manis dalam jarak sedekat ini.



Sepertinya keputusan Sungjin lari dari perjodohan dan lari dari pengawasan pengawal berbuah manis.

.

End

Cerita kedua dalam project 30 hari bercerita.


[ 2 September 2019 ]

Sungjin'sWhere stories live. Discover now