Kriettt ...
Jungkook berusaha sepelan mungkin masuk ke kamar Na-ya agar tak membangunkan tidur sang pemilik kamar.
Jungkook duduk di pinggir ranjang Na-ya dan memperhatikan wajah Na-ya dengan seksama. Na-ya terlihat sangat damai dalam tidurnya. Bahkan dalam keadaan tidur pun ia tetap cantik. Jungkook sampai senyum sendiri.
Jungkook menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Na-ya dan membelai wajah yang ia kagumi selama ini. Ia tak tahan dengan bibir cherry itu, lantas ia mengecupnya singkat.
Karena tak tega membangunkan Na-ya Jungkook ikut berbaring di samping Na-ya dan memeluk Na-ya. Rupanya perlakuan Jungkook justru membuat Na-ya bangun dan sedikit terkejut.
"Jeon, kau disini?" Tanya Na-ya dengan suara khas bangun tidur nya
Jungkook mempererat pelukannya "Hmm, tidur lah jika masih mengantuk"
"Kenapa tak membangunkan ku?" Tanya Na-ya
"Mana tega aku membangunkan mu" ucap Jungkook tetap memeluk Na-ya dan mengusap kepalanya
Na-ya merapatkan kepalanya ke dada Jungkook "ini sangat nyaman"
"Tapi aku ingin pergi bersamamu" ucap Na-ya menambahkan
"Hmm" Jungkook hanya bergumam dan mencium pucuk kepala Na-ya berkali-kali
"Tidak, tidak bisa. Aku harus bangun sekarang juga. Jadi bisakah kau melepaskan pelukan mu itu" ucap Na-ya
Jungkook melepaskan pelukannya dengan wajah sedih "Baiklah"
"Tunggu lah di luar, aku akan mandi dan bersiap" ucap Na-ya
"Aku akan membuat kan sarapan" jawab Jungkook
"Arraseo" Na-ya meninggalkan Jungkook dan bergegas ke toilet.
***
Lima belas menit berlalu, Na-ya sudah siap dan rapih. Saatnya ia turun kebawah dan memeriksa keadaan Jungkook.
Jungkook terlihat sibuk dengan peralatan masaknya dan Na-ya berniat mengejutkannya Jungkook dengan memeluk nya dari belakang.
"Usaha yang bagus, tapi aku tak terkejut" ucap Jungkook
"Kau menyebalkan" ucap Na-ya dan berusaha melepaskan pelukannya
Namun pelukan itu ditahan oleh Jungkook "Tetap seperti ini"
Jungkook menata makanan dan Na-ya setia memeluknya, Jungkook kelihatan tidak terganggu dengan posisi mereka saat ini. Setelah makanan siap dan tertata rapih Jungkook berbalik dan menatap Na-ya.
"Sayang, bisakah ku minta bayaran ku karena telah memasak untuk mu" tanya Jungkook
Na-ya tampak mengerutkan dahinya "Yah, kenapa kau perhitungan sekali sih"
"Give me one kiss please" pinta Jungkook
Pipi Na-ya bersemu merah dan ia sedikit menunduk. Jungkook meraih dagu Na-ya dan menatap nya lembut.
Melihat pipi Na-ya bersemu merah membuat Jungkook tersenyum "Yeppeuda"
Na-ya meraih kepala Jungkook dan mencium Jungkook. Awalnya Na-ya hanya menempelkan bibirnya lalu bergerak dengan lembut kemudian Na-ya hendak melepaskan bibirnya namun ditahan oleh Jungkook.
Jungkook menahan kepala Na-ya agar tak melepaskan ciumannya dan Na-ya meletakkan tangannya di leher Jungkook. Jungkook mencium Na-ya dengan lembut seakan bibir Na-ya adalah benda rapuh.
Ciuman itu berlangsung hingga satu menit hingga Na-ya mulai kehilangan pasokan oksigen nya dan Jungkook pun harus rela melepaskan ciuman itu.
Jungkook menatap Na-ya dan mengusap kepalanya lalu tersenyum puas "Terimakasih sayang, tadi itu sungguh manis"
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother
FanfictionHow about have a new brother? Its gonna be fun or not? Terimakasih yang sudah baca cerita ini, tapi kalau kalian suka jangan sampai di copy paste ya, thank you.