Deepest Fear

4.5K 317 3
                                    

Siwon Side

Dua tahun lamanya Na-ya pergi dan dia pergi karena kebodohan ku. Apa yang ku takutkan terwujud. Hari itu, aku pulang ke rumah seperti biasa lalu berkumpul bersama Yoona dan anak-anak nya, kemudian Na-ya datang dengan mata yang sembab dan sebuah buku diary. Na-ya melempar buku diary itu dihadapan ku dan Yoona. Kami sangat terkejut dengan apa yang dilakukan Na-ya, karena biasanya Na-ya tak seperti itu.

Na-ya ku adalah gadis yang penurut, dan penuh kasih sayang. Dia sangat mirip dengan ibunya, Lily. Wajah cantiknya dan mata nya sungguh itu mata yang Lily wariskan untuknya. Setelah melempar buku itu Na-ya mengatakan bahwa aku dan Yoona adalah orang yang telah menyakiti nya dan ia minta saudara nya untuk menghabisi kami, dia juga bilang dia sudah tak punya orang tua lagi dan menanggap kami berdua adalah sampah.

Aku sangat marah dengan apa yang dikatakan Na-ya, aku bangkit dari duduk ku dan menampar wajah mungil nya. Sedetik kemudian aku tersadar bahwa aku kehilangan kendali ku karena menampar Na-ya. Aku coba untuk minta maaf dan bicara padanya bahwa semua nya bisa di bicarakan baik-baik. Namun, Na-ya berteriak dan mengumpatku brengsek. Emosiku tersulut lagi dan bersiap menamparnya, namun mata kami saling bertemu dan itu mengingatkan ku pada Lily dan akupun menghentikan nya.

Na-ya tahu hubungan ku dengan Yoona sebelum nya dan yang membuat ku lebih terkejut Na-ya memberitahu fakta bahwa 8 tahun lalu aku dan Yoona pernah bertemu kembali.

Na-ya bilang itu adalah hari dimana kecelakaan yang merenggut nyawa ibunya. Dia bilang Lily melihat kami berciuman, aku benar-benar tak menyangka Lily melihat nya. Kami benar melakukannya tapi kami sadar bahwa kami berdua salah karena kami sama-sama telah memiliki keluarga dan kami sepakat untuk melupakan masalah ini.

Na-ya benar-benar terluka, dia menangis tersedu-sedu. Dia merasa dibohongi dan merasa bahwa ia telah menghianati ibunya. Hatiku sangat sakit melihat putriku terluka karena diriku.

Na-ya tahu semua nya. Aku dan Yoona memang lah sepasang kekasih dulu nya. Kami bertemu saat SMA, aku mengenalnya lewat teman ku lalu aku mendekati nya dan kami pun pacaran. Namun di hari kelulusan Yoona memutuskan hubungan kami dan memilih menikah dengan cinta pertama nya. Saat itu hidup ku benar-benar hancur, aku merasa tak ada gunanya untuk hidup, tapi Lily gadis itu mengulurkan tangannya dengan tulus dan memberiku motivasi bahwa hidupku tak akan hancur hanya karena aku patah hati. Segera ku raih uluran tangannya dan meminta ia menjadi kekasihku agar aku bisa melupakan Yoona. Aku tahu aku menjadikan nya sebagai pelarian, tapi aku yakin aku bisa mencintai Lily.

Hubungan ku dengan Lily berjalan lancar tapi aku masih belum bisa mencintai nya. Lalu kami berkuliah di universitas yang sama namun beda jurusan, tak sengaja aku bertemu dengan Yoona kembali dan dia satu jurusan dengan ku. Karena serial hari aku bertemu dengan Yoona sangat susah untuk melupakan nya, aku tak bisa dan berterus terang pada Yoona bahwa aku masih mencintainya tak perduli status nya apa. Yoona bilang dia juga masih mencintaiku dan kami melanjutkan hubungan kami walaupun kami sudah punya pasangan masing-masing.

Waktuku bersama Lily berkurang dan aku lebih banyak menghabiskan waktuku bersama Yoona. Saat aku dan Yoona makan siang di salah satu cafe dekat kampus, tak sengaja Lily melihat kami bermesraan. Aku sudah gugup melihat kehadiran Lily, namun wanita itu dengan kuat nya menghampiri kami berdua dan berkata, hubungan kalian salah dan dia pergi.

Aku terus berpikir tentang perkataan Lily mengenai hubungan ku dengan Yoona dan apa yang dikatakan Lily benar, hubungan kami memang salah. Aku dan Yoona sepakat untuk bertemu dan membicarakan nya dan kami sepakat untuk mengakhiri hubungan kami.

Setelah kejadian itu aku benar-benar menjauhi Yoona. Sebisa mungkin aku akan menghabiskan waktu ku bersama Lily, hingga akhirnya aku memutuskan untuk menikahi Lily. Aku memang belum mencintainya tapi Lily adalah wanita yang sempurna, dia cantik, pintar dan punya hati yang baik, aku tak akan menemukan wanita seperti Lily.

Pernikahan kami berjalan lancar, terlebih kami dikaruniai putri yang sangat cantik. Seiring perjalanan waktu aku sudah mencintai Lily, aku melihat ketulusan nya, dia tak pernah mengeluh. Selalu menunggu ku sepulang kerja, mengurus rumah kami, dan juga putri kami. Aku sangat beruntung menikahinya.

Kehadiran Na-ya putri kecil kami melengkapi kebahagiaan kami. Waktu yang ku lalui sangat lah menyenangkan. Na-ya, gadis kecilku tumbuh menjadi anak yang cantik dan pintar. Na-ya juga mewarisi mata ibu nya yang cantik dan juga ketulusan hati Lily. Semua orang di dekat Na-ya pasti akan jatuh cinta pada kepolosan dan kebaikan hati nya.

Ketakutan terbesar ku adalah kehilangan kedua bidadari ku, Lily dan Na-ya. Aku tak bisa membayangkan hidupku jika aku kehilangan salah satu diantara mereka. Tapi di umur Na-ya 10 tahun Lily meninggalkan ku karena kecelakaan itu dan sekarang Na-ya pun meninggalkan ku. Rasanya aku tak punya tujuan untuk hidup lagi.

Lily, aku tak bisa menjaga putri kita dengan baik. Maafkan aku, maafkan aku Na-ya, tapi aku benar-benar mencintai kalian berdua kau dan ibumu.

BrotherМесто, где живут истории. Откройте их для себя