Aku Membenci Larry

80 2 0
                                    

[MRS. ARMCHAIR]

"Kemana kapal ini melaju?" Tanyaku.

Jujur saja, lenganku terasa pegal sekali karena sudah lama terikat. Sebenarnya, ini jauh lebih baik dari yang kemarin. Kemarin, mereka bahkan menutup mataku dan membuatku hampir gila karena tidak bisa melihat apapun. Setidaknya, aku bisa melihat pemandangan malam ini. Suara-suara kapal yang lewat. Lampu yang berkelap-kelip dari gedung pencakar langit dan jalanan, terlihat layaknya seperti bintang di langit gelap. Sayangnya, kapal ini dipenuhi dengan bau amis ikan.

"Tentu saja ke tempat yang kau katakan. Kapal ini akan membawa kita menuju pelabuhan," kata Jack, "Aku harap kalian tidak berbohong!" Lanjutnya sambil membisikkan itu di telingaku. Aku lebih tidak tahan dengan bau mulutnya ketika ia berbicara denganku dibandingkan dengan rasa lapar yang aku alami saat ini. Sepertinya, ia hanya gosok gigi setahun sekali. Baunya seperti telur busuk.

"Terserah kalian mau percaya atau tidak! Kami sama sekali tidak berbohong. Lagi pula, kalian tidak punya pilihan sama sekali, bukan?" Kataku, berusaha meyakinkan mereka.

"Dengar! Aku sudah berbaik hati mengizinkanmu untuk menelepon kedua anakmu. Jika kau berbohong, aku tak akan segan-segan untuk membunuh kalian berdua!" Ancam Jack sambil menunjukkan isyarat kematian untuk menakutiku. Tetapi itu sama sekali tak mempan, kecuali aku berusia lima tahun.

Kemudian, "Duuuuuuttt..."

Kami semua mencium bau busuk.

"Sial! Bau apa ini?!"

Aku ingin menutup hidungku, tetapi kedua tanganku terikat. Beberapa orang berusaha menjauh. Sebagian lagi menutup hidung.

"Siapa yang kentut?! Cepat mengaku!" Pinta Jack.

Semua orang saling melirik satu sama lain, berusaha mencari pelakunya.

"Jika tidak ada yang mengaku, kalian semua aku hukum!" Jack bersikeras.

"Bos, aku memiliki indra penciuman yang tajam. Bagaimana jika aku deteksi dari mana asal baunya?" Kata Juan menawarkan.

"Baiklah."

Entah ia berbohong atau tidak, tetapi aku sangat penasaran, siapa orang yang akan ia tunjuk.

Dengan cermat, Juan mengendus-endus bau tersebut, seperti seekor anjing pelacak. Aku bahkan tidak percaya ia bisa menahan aroma busuk itu.

Setelah beberapa saat ia berhenti dan berkata, "Bos, baunya berasal dari sini." Kemudian, ia mengangkat kepalanya. Dalam seketika, ia mematung.

Semua bawahan Jack terlihat sangat gugup dan memberi isyarat, "Kau akan mati."

"Maaf, Bos. Sepertinya aku salah mencium," ucap Juan mencari alasan.

"Apa maksudmu aku pelakunya!" Jack terlihat kesal.

"Ti...tidak, Bos! Bau ini berasal dari bokongmu," Juan menutup mulutnya. Semua orang menahan tawa. "Eh, bukan...maksudku. Bukan dari bokongmu. Kau tidak salah. Kentutmu sangat wangi. Ini jelas sekali bukan kentutmu!"

"Sudahlah! Jika kau lanjutkan lagi, kau akan menyesal!"

"Tidak, Bos! Maafkan aku! Baik...baik...aku akan kembali!"

"Sudahlah!!! Kau membuang waktuku saja! Jika masih ada yang tertawa, akan aku buang ke laut!"

Seketika semuanya terdiam.

"Cepat lanjutkan lagi!" Pinta Jack padaku.

Jujur saja, aku tidak sanggup menahan tawaku. Kejadian yang baru saja terjadi hampir membuat perutku keram. Tapi, jika aku benar-benar tertawa, aku takut, aku tidak akan selamat.

AMBISIUS : My Brother's Enemy [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang