35. Forage -

480 71 0
                                    

Hanna merutuk dalam hati, gadis itu merasa kesal karena tidur cantiknya di ganggu, hari masih sangat pagi dan sialnya pria bernama Aiden ini sudah tidak sabar untuk segera mencari tempat tinggal wanita bernama Renesya. Seharusnya saat ini Hanna masih bergelung dengan selimut tebal dan ranjang empuk hotel tempatnya menginap, tapi dengan tidak tahu dirinya pria bernama Aiden ini menghancurkan mimpi indahnya yang belum tuntas, menariknya secara paksa menuju kesadaran. Dan disinilah mereka saat ini, duduk bersebelahan di dalam mobil yang sengaja disewa Aiden, selama mereka berada di New York.

Aiden sibuk memfokuskan pandangannya pada jalanan di depan, berkonsentrasi mengemudikan mobil, sedangkan Hanna mengalihkan pandangannya ke arah jendela, melihat pemandangan pagi beberapa pertokoan yang mulai beroperasi dan orang-orang yang berlalu -lalang berjalan di trotoar akan memulai aktivitasnya.

Hanna tidak tahu kemana Aiden akan membawanya, yang Hanna tahu pria itu berencana mengunjungi tempat tinggal wanita bernama Hanna. Entah apa yang akan Aiden lakukan jika mereka telah bertemu nanti, ia terlalu malas bertanya

"Kau ingin kita makan dimana?" tanya Aiden memecah kesunyian diantara mereka sejak tadi.

"Terserah kau saja. " jawab Hanna pendek.

Suasana hening kembali menyelimuti mereka. Akhirnya Aiden menepikan mobilnya di salah satu restorant ternama yang menyediakan menu dari berbagai negara. Restorant tersebut sepertinya buka selama 24 jam.

Tadi mereka memang terburu-buru, ralat, bukan mereka, tapi hanya Aiden. Pria itulah yang terburu -buru menariknya untuk segera cek out dari hotel, dan belum sempat mengisi perut masing-masing.

"Setelah makan kita harus mencari sebuah apartemen untuk disewa sementara waktu selama kita berada disini."

Mereka berjalan beriringan, memasuki restoran. Seorang pelayan dengan ramah menyambut kedatangan mereka, Hanna dan Aiden duduk saling berhadapan di sebuah meja yang dikhususkan untuk dua orang, pelayan tersebut kemudian mengangsurkan buku menu kepada mereka.

"Kau bilang ingin mencari Renesya?" Hanna bertanya sambil membolak-balik buku menu.

"Itu nanti setelah urusan tempat tinggal sementara kita selesai, akan sangat boros jika kita harus menginap lebih lama lagi di hotel."

"Memangnya berapa lama kita akan berada disini."

Aiden mengedikkan bahunya," aku sendiri belum yakin, kuharap ini tidak akan lama, paling lambat satu bulan."

Hanna membulatkan matanya tak percaya." Selama itu!"

"Itu hanya perkiraanku, bisa lebih cepat bahkan lebih lama, urusan yang akan kita lakukan tidak semudah yang kau bayangkan. "

"Ngomong-ngomong kau boleh pulang lebih dulu jika keberatan." ujar Aiden santai.

"Tidak! aku akan tetap disini bersamamu, lagipula tidak ada ruginya, disini aku bisa melakukan apa saja tanpa pusing memikirkan urusan pekerjaan." Hanna berkilah, dirinya tidak akan membiarkan Aiden memiliki alasan menyuruhnya pulang ke Korea lebih dulu.

"Kau ingin makan apa?" tanya Aiden mengalihkan pembicaraan tidak ingin mendebat keputusan final Hanna, yang memang sangat mustahil dapat dibelokkan.

"Samakan saja denganmu."

"Darimana kau tahu alamat apartemen wanita itu?" tidak tahan dengan rasa penasarannya, akhirnya Hanna bertanya saat mereka sudah berada di dalam lift yang akan membawa mereka ke lantai atas, menuju unit tempat tinggal Renesya.

"Aku mendapatkan informasi dari panti asuhan tempat tinggalnya dulu."

"Panti asuhan?" Hanna mengernyitkan kening, mengulang kembali perkataan Aiden. mencoba memastikan.

Amor Impredecible - [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang