With You

3.9K 206 12
                                    

Setelah satu minggu, aku baru boleh keluar dari rumah sakit. Memar-memar bekas luka bahkan bekas siletan masih ada, belum bisa hilang cepat namun beruntung rasa sakitnya sudah berkurang. Pernikahan aku dan Niall di undur karena kejadian ini dan harus menyelesaikan persidangan dulu. Dan rencananya pernikahan aku dan Niall akan di gelar minggu depan, tepat satu minggu dari sekarang.

Hari ini aku baru keluar dari rumah sakit dan langsung pergi ke persidangan. Dengan di temani oleh Mama, Papa juga Niall. Teman-temanku dan teman-teman Niall semua akan hadir dalam persidangan tersebut dan mereka sudah sampai di sana. Menurut kabar dari Zayn katanya di sana juga banyak banget directioners di luar tempat persidangan. Bahkan kata Zayn saat Lisa dan Lucy di bawa ke ruang pengadilan directioners melempari mereka dengan silet-silet. Parah banget sih emang, dan akhirnya semua directioners di usir keluar dari situ agar tidak menambah keributan, makanya mereka sekarang berdiam di pinggir jalan.

Akhirnya kita sampai, Mama dan Papa berjalan di depan sedangkan aku di tuntun oleh Niall di belakang. Suara riuh ramai sekali saat aku dan Niall berjalan melewati mereka. Mereka semua memberiku semangat, bahkan ada seorang fans wanita memberiku sebuah silet lalu berkata, "Kamu boleh menyakiti Lisa dengan ini karena Lisa sudah menyakitimu terlebih dahulu."

Lalu aku tersenyum dan membalas perkataannya, "Kejahatan tidak selalu harus di balas dengan kejahatan. Aku tidak mau sama jahatnya seperti dia." Ucapku lalu dia kembali membalas "Aku salut denganmu, kamu sangat cocok dengan Niall, dan aku yakin Niall akan bahagia denganmu. Dan menurutku Niall sangat beruntuntung mendapatkan perempuan sepertimu." Kali ini aku tersenyum lalu bergegas masuk ke dalam ruangan bersama Niall.

Tiga jam aku sudah duduk di sini dan akhirnya hakim memberi keputusan kepada mereka, bahwa mereka di kenai hukuman dua puluh tahun penjara dan beberapa ribu pounds untuk denda. Soalnya selain masalah penganiayaan terhadapku, mereka juga katahuan mengutang pada bank untuk modal mereka membuat butik dulu dan mereka belum juga membayarnya sampai sekarang, akhirnya mereka resmi di masukan ke balik jeruji.

Aku merasa sedikit lega karena mereka tidak bisa berulah lagi dan yang pasti sekarang aku terbebas dengan 'SILET'. Mengerikan sekali.

"Sayang, Mama sama Papa pulang duluan ya, kata Bibi ada tamu di rumah." Kata Mama.

"Oh aku bareng aja Mam, aku juga mau pulang." Kataku.

"Eh jangan dulu pulang, aku mau ngajak kamu jalan dulu boleh kan Tante?" tanya Niall.

"Boleh kok asal jangan sampai sakit lagi aja, ya sudah Mama sama Papa pulang dulu ya." Ucap Mama yang langsung masuk ke dalam mobil.

"Mau kemana sih? Kamu kan nggak bawa mobil, kita pulang naik apa? Taksi?" tanyaku heran.

"Apa aja deh yang penting sampai." Jawab Niall santai.

"Aku mau tanya, kamu bener nggak malu jalan sama aku? Muka aku ancur gini." Tanyaku ragu.

"Dengerin ya sayang, muka kamu ancur gini aja masih cantik di banding muka Lisa yang mulus tapi busuk." Jawab Niall dan itu membuatku tertawa.

"Jahat banget sih ngatain Lisa."

"Dia memang pantes di katain, ya udah yuk." Niall menggengam tanganku erat lalu berjalan keluar dari ruang persidangan yang sudah tidak ada siapa-siapa lagi.

"Naik taksi yuk, ke rumah aku ambil mobil dulu, mau nggak?" tanya Niall.

"Ayo deh."

Aku dan Niall naik taksi sampai di basecamp, dan ternyata di sana tidak ada siapa-siapa. Katanya sih anak-anak pada dating semua jadi ya langsung saja aku dan Niall pergi menggunakan mobil Niall. Sepanjang perjalanan tidak henti-hentinya Niall membuatku tertawa dengan ceritanya, dia menceritakan bagaimana Lisa dan Lucy tadi saat di pengadilan.

My Idol is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang