Sorry

3.8K 224 12
                                    

"Kamu ngapain berantem sih?" tanyaku balik pada Niall yang baru saja selesai mengobatiku, sekarang gantian aku yang mengobatinya.

"Dia yang nyerang aku duluan. Ayesa kita udah bahas ini tadi, jadi berhenti bahas masalah ini lagi." Jawab Niall.

"Iya harusnya nggak usah kamu ladenin, jadi kamu nggak harus luka-luka kayak gini."

"Ya cowok mana sih yang udah di serang duluan nggak nyerang balik? Salah aku apa coba? Dia main nyerang gitu aja udah gitu dia kurang ajar sama kamu! Yang ada juga dia yang salah ngapain juga pake ngedeketin cewek orang!" ujar Niall kesal.

"Iya tapi aku nggak mau kamu berantem lagi, aku nggak suka cowok yang suka berantem." Ujarku berusaha pelan.

"Aku juga nggak suka liat cewek yang suka berantem." Balas Niall.

"Aku?" tanyaku kaget sambil melotot.

"Iya." Jawab Niall singkat.

"Kamu nggak suka?" tanyaku mulai kesal.

"Nggak!" jawab Niall sama kesalnya.

"Oh berarti kamu suka kalau aku di bully sama Lisa?" aku berhenti mengobati muka Niall dan menatapnya kesal.

"Nggak juga." jawab Niall santai.

"Terus kalau aku lawan Lisa salah? Dia udah kasar sama aku duluan!" ucapku membela diri.

"Ya terus kalau aku lawan Kak Eza kamu itu juga salah? Dia juga nyerang aku duluan!"

"Salah!" kataku mengiyakan.

"Salahnya apa? Oh jadi kamu belain si Eza?"

"Nggak, ya tapi kan nggak dengan cara ribut juga, bisa omongin baik-baik kek nggak usah kekerasan aku kasian sama—"

"EZA?" sela Niall.

"Aku kasian sama kamu! Lihat sekarang badan kamu luka-luka kan? kamu tau? Aku sedih liat kamu luka-luka kayak gini."

"Kamu pikir aku nggak sedih waktu liat kamu luka-luka sama Lisa?"

"Iya tapi kan ini beda, Niall."

"Oh kamu nggak suka kalau si Eza itu aku tonjokin? Jadi kamu lebih peduli sama dia daripada aku?"

"Ya nggak gitu juga, aku cuman nggak suka kalau cowok aku berantem!"

"Cowok kamu? Aku? Apa EZA?"

"YA KAMU! Kamu kok nanya nya gitu sih? Emang kamu nggak ngerasa jadi cowok aku?" tanyaku semakin emosi.

"Kenapa kamu terus belain si Eza? Udah jelas-jelas dia yang salah!"

"Aku nggak belain dia, Niall!"

"Ya terus apa?" tanya Niall dengan nada meninggi.

"Kamu kenapa marah-marah sama aku sih?"

"Kamu juga kenapa marah-marah sama aku? Nyalahin aku terus lagi!"

"Habisnya kamu nyebelin!" ucapku kesal.

"Aku mau tanya deh sama kamu."

"Apa?"

"Kamu masih sayang nggak sama aku?"

Pertanyaan Niall langsung membuat jantungku melompat ke kerongkongan. Apa maksudnya coba?

"Yang harusnya nanya gitu tuh aku!"

"Kamu pikir aku udah nggak sayang sama kamu? Terus buat apa aku datang jauh-jauh terbang dari London kesini cuman buat ketemu kamu? Sampai aku bolos latihan, bolos jadwal manggung cuman buat ketemu kamu dan ngelindungin kamu dari Lisa! Yang harusnya jawab itu kamu! Kamu udah ninggalin aku di London terus kamu ke sini dan ketemu sama temen lama kamu yang ternyata suka sama kamu udah lama, dan kamu pergi kemana-mana sama dia berdua! Sedangkan aku yang jadi cowok kamu kesiksa batin apa lagi pas liat video yang Lisa kirim, aku hampir percaya sama dia!"

My Idol is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang