Part 7

47.1K 1.4K 50
                                    

Flora POV

“Kak Flo…Malika bisa telat dong ya ke sekolahnya…Taksinya mana sih kak Flo?”

Ini sudah yang kesekian kalinya ku dengar gerutuan dari Malika. Sudah sekitar setengah jam kami berdiri di teras rumah, menunggu taksi yang kami pesan.

“Sabar ya sayang, bentar lagi pasti taksinya dateng.”

Aku berusaha untuk menenangkan Malika. Sedangkan Ello tampak tenang duduk di tangga teras. Dia sedang asik memainkan mobil-mobilannya yang berhasil diperbaiki oleh kak Farrel semalam.

“Kenapa nggak minta dianter sama kak Farrel aja sih kak?”

Tanya Malika keheranan. Biasanya Malika diantar oleh mang Asep, supir di rumah ini. Namun, aku tidak mau menyusahkan orang-orang di rumah saat ini. Karena ku tahu kalau mang Asep semalam berjaga di rumah sakit. Dan pasti papa juga membutuhkan mang Asep di sana. Dan soal meminta bantuan kepada kak Farrel…Hmmm…Kayaknya aku harus berpikir panjang dulu deh, karena nggak mungkin juga kurasa dia mau repot-repot mengantar Malika dan Ello ke sekolah. Lagian, sepertinya dia juga masih tidur. Karena dia memang nggak ikut sarapan bareng kami.

“Hmm..Kak Farrelnya masih tidur sayang, mungkin kecapean. Taksinya pasti bakalan dateng kok.”

Aku menjawab asal pertanyaan dari Malika. Gimana kalo taksinya masih belum dateng sampe 5 menit kedepan? Apa aku meminta bantuan ke Reza aja ya?

Tin…Tin…Tin…!!

Bunyi klakson mobil dari arah garasi membuat aku sedikit kaget. Aku langsung menoleh ke arah sumber suara. Ku lihat ada mobil kak Farrel yang baru saja keluar dari sana. Kak Farrel menurunkan setengah kaca mobilnya.

“Malika…Ello…Sini...Taksinya mungkin kena macet…”

“Yeeeeyyyy…”

Malika dan Ello kegirangan dan langsung berlari kearah garasi yang terletak tepat di samping pos satpam. Mereka langsung menghambur masuk ke dalam mobil.

“Flo…kamu nggak ikut? Aku nggak tau dimana sekolah Malika dan Ello.”

Teriakan kak Farrel yang sedikit kencang membuat kebingunganku buyar seketika. Ini benerankah kalau kak Farrel mau repot-repot nganterin Malika dan Ello ke sekolah? Dengan langkah ragupun, aku langsung berlari-lari kecil ke arah mobilnya. Masuk dan duduk di jok penumpang bagian belakang bersama dengan Malika. Sedangkan Ello duduk di depan bersama dengan kak Farrel.

“Ke arah mana Flo?”

Tanya kak Farrel sesaat setelah aku berada di dalam mobil.

“Di sekitaran Metro Pondok Indah kak. Sekolah Malika dan Ello deketan. Cuma beda 3 kilometer.”

“Oke…”

Jawabnya singkat seraya melajukan mobilnya. Ada yang berbeda pada diri kak Farrel pagi ini. Dia terlihat lebih banyak omong dan santai. Bahkan ku dengar celotehan-celotehan ringannya bersama dengan Ello di sepanjang perjalanan. Dan Malikapun sesekali ikut masuk ke dalam obrolan mereka. Tawa renyahnya bisa ku dengar. Senyum dan raut bahagianya bisa kulihat melalui spion depan. Dia benar-benar berbeda dari tadi pagi. Karena waktu aku masuk ke kamarnya untuk membangunkan Ello dia masih terlihat seperti biasanya. Dingin dan cuek. Ada apa dengannya? Apa dia sudah bisa menerima kami untuk menjadi bagian dari keluarganya? Semoga saja iya.

***

Farrel POV

“Om, Entar malem Ello nginep di kamar om lagi ya. Trus besoknya lagi masih iya juga. Trus besok-besoknya lagi tetep iya. Nggak papa kan om?”

Family Flower's WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang