Part 6

44.9K 1.5K 16
                                    

Flora POV

Bersih-bersih done. Masak nasi goreng untuk sarapan done. Susu buat Malika dan Ello juga done. Akhirnya…Beres juga pekerjaanku untuk pagi ini sebagai pengurus rumah tangga yang baik. Untungnya aku memang sudah terbiasa melakukan hal-hal seperti ini dari dulu. Karena mendiang papa mengajarkanku untuk hidup sederhana dan mandiri. Dan untungnya juga semua fasilitas di rumah ini sangat membantuku dalam menghandle semua pekerjaan rumah yang ditinggalkan mbok Yem. Karena mbok Yem baru kembali ke sini besok sore. Ku matikan kompor induksi yang ku gunakan untuk memasak tadi, aku harus membangunkan Malika dan Ello. Hari sudah menunjukkan pukul setengah 6 pagi. Dan mereka harus segera bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Aku naik ke lantai atas dengan langkah lunglai, rasanya badanku lumayan remuk. Semalam aku hanya tidur beberapa jam karena Malika mengajakku mengobrol. Dia nggak bisa tidur karena terpisah dari mama. Sedangkan Ello tidur di kamar kak Farrel. Karena Ello ingin menagih janji kak Farrel untuk memperbaiki mobil-mobilannya. Dan ku rasa, kak Farrel dan Ello juga bergadang semalam. Ini ajaib bukan? karena Ello dan kak Farrel bisa akur seperti ini.

“Malika…Sayang….Bangun dong…Kamu kan harus sekolah…”

Aku duduk di tepi ranjang sambil mengguncang guncang tubuh Malika dengan ringan. Malika menggeliat, namun matanya masih terpejam. Boneka barbie kesayangannya masih berada dalam pelukannya. Ah…adikku ini memang lucu sekali. Apalagi saat tidur begini. Melihat wajahnya yang polos seakan bisa mendamaikan duniaku.

“Sayang…Hei…Entar kamu telat loh..Masuknya kan jam setengah tujuh…”

Ujarku lagi. Malika masih bergelung saat aku membuka selimutnya.

“Bentaran lagi kak Flo…Please…Malika masih ngantuk banget…”

Aku mendengus kecil mendengar suara serak khas bangun tidurnya.

“Sayang, kalo kamu telat gimana? Kak Flo udah buatin sarapan juga buat kamu. Bangun yuk…”

“Ah…Kak Flo…”

Meskipun berujar dengan nada yang sedikit kesal, akhirnya Malika pun bangkit dan segera pergi ke kamar mandi. Nah…Sekarang saatnya membangunkan Ello. Ini adalah pekerjaan yang sangat berat bagiku. Karena Ello biasanya tidak akan mau dibangunkan oleh siapapun kecuali mama. Apalagi Ello juga tidur di kamar kak Farrel, dan itu artinya aku juga harus menganggu waktu tidur kak Farrel. Karena kak Farrel biasanya bangun jam 7 atau jam setengah 8. Setelah menyiapkan seragam sekolah Malika, akupun segera turun ke lantai bawah. Ku lihat pintu kamar kak Farrel sedikit terbuka. Syukurlah kalau begitu, karena aku nggak perlu menggedor gedor pintu kamarnya sepagi ini. Senyumku tiba-tiba mengembang saat masuk ke dalam kamar kak Farrel secara diam-diam. Ada pemandangan yang begitu manis saat mataku tertuju ke arah ranjang king size milik kak Farrel. Ada adik dan kakakku sedang tidur berdua di sana. Tangan kak Farrel memegang kepala Ello. Dia berbaring ke kiri. Menghadap ke arah Ello yang sedang tidur telentang. Inikah yang disebut dengan pagi sempurna? Melihat kakak dan adikku tidur dengan damainya? Ku rasa iya.

Kemudian, perhatianku pun teralihkan ke area lantai kamar. Di atas ubin berwarna abu-abu gelap ini, berserakan berbagai peralatan dan mainan. Sepertinya 2 orang ini memang bergadang semalam. Tapi tak apa, karena dengan ini mereka bisa jadi lebih dekat dan berdamai satu sama lain. Ingin rasanya aku membangunkan Ello, tapi bagaimana caranya? Apa aku tidak terlalu lancang karena masuk sembarangan ke kamar kak Farrel seperti ini? Bahkan di saat dia masih tertidur? Tapi aku nggak ada jalan lain. Karena kak Farrel pasti akan bangun sekitar 1 jam lagi. Dengan memakai seluruh keberanianku, akupun berjalan pelan ke sisi kiri ranjang. Dimana ada Ello yang sedang tidur di sana.

“Ello…Sayang…Hei…”

Aku berbisik ke telinga Ello setelah duduk di tepi ranjang. Menatap wajah Ello yang begitu mirip dengan mendiang papa. Sepertinya Ello tidur begitu pulas, karena aku mendengar dengkuran halusnya. Aku jadi nggak tega untuk membangunkannya. Apa Ello bolos sekolah aja ya? Tapikan Ello harus latihan marching band di TK nya.

Family Flower's WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang