Part 11

40.1K 1.4K 48
                                    

Flora POV

“Kak, ini…?”

“Buahahaha….”

Seringaiannya menghasilkan tawa yang memecah kesunyian malam. Aku nggak habis pikir kalo kak Farrel akan memberikan foto ini kepadaku. Ya, foto seorang gadis yang masih sekolah, memakai seragam putih merah dengan rambut dikepang. Gadis yang tentunya belum bisa di lamar, gadis yang pastinya belum bisa diajak nikah dan gadis yang dapat ku pastikan tidak akan bisa menjadi istri kak Farrel. Untuk yang kesekian kalinya, ku tatap nanar lagi foto gadis ini! Ya, gadis kecil ini. Gadis yang sedang tersenyum lebar seakan menertawakan kebodohan ku karena percaya begitu saja kepada kak Farrel. Memamerkan gigi susunya yang putih dan rata. Pipi chubbynya yang membuat aku sangat gemas. Mata bulatnya yang begitu mirip dengan mataku. Malika…

“Nggak lucu tau kak!”

Ujarku kesal. Ingin ku lempar saja ponsel kak Farrel ini ke bawah. Supaya dia segera menghentikan tawanya yang sangat menyebalkan itu.

“Siapa yang ngelucu sih? Aku kan Cuma berusaha jujur sama kamu. Supaya kamu nggak kepo lagi.”

Dia berusaha untuk menahan tawanya dengan susah payah. Apa sebegitu lucunya kah kebodohanku ini?

“iiihhhhh…”

“Awww…Awww..Aduuuduuuuhh…Ampuunnn..ampuuunnn…”

Dia mengaduh saat aku mencubit lengannya dengan keras. Anggap saja ini balasan atas kekonyolannya.

“Kasih liat nggak fotonya?”

“Itu kan udah aku kasih liat…Aduuuhh…Awwww…Flo…Udah dong…Udahan ya nyubitnya..”

Untuk yang kedua kalinya ku cubit lagi lengan berototnya itu. Aku nggak akan ngelepasin cubitan ini sebelum dia memberikan foto yang sebenarnya.

“Kakak curang!”

“Kok curang? Itu beneran fotonya. Kan aku udah bilang kalau dia masih sekolah, belum bisa dilamar, trus umurku juga bakalan makin tua kalo sampe nungguin dia gede. Dari segi mananya sih aku bohongnya?”

“Ya tapikan…”

“Flo…Aku beneran loh suka sama Malika. Malika itu lucu tau. Dan perasaanku pun juga nggak bertepuk sebelah tangan, karena setahuku dia juga suka sama aku…Adddddduuuuuhhhh…”

Akhirnya tangan ku berpindah ke pinggangnya saat omongannya makin ngelantur. Mencubitnya dengan sekuat tenaga. Aku yakin lengan dan pinggangnya akan meninggalkan memar karena kekesalanku. Tapi ini salahnya dia kan? Kenapa sih dia nggak mau jujur sama aku? Padahal, aku kan Cuma mau bantuin dia untuk menggagalkan perjodohan yang direncanakan papa.

“Konyol banget sih kak? Masa suka sama Malika?”

“Ya…Sah-sah ajakan? Semua orang berhak untuk menyukai dan disukai. Andai aja Malika itu udah kelas 3 SMA, Pasti aku tungguin deh. Tapi sayangnya dia masih kelas 3 SD. Masa Malika nikahnya sama om-om yang udah ubanan sih?”

“Buahahahaha…”

Tawaku akhirnya meledak juga saat mendengar kalimat tanpa jeda dari kak Farrel. Konyol banget ya? Masa dia suka sama Malika? Pedofil dong berarti?

“Dan lagi pula, kita udah jadi keluargakan? Masa aku nikahin saudara tiri aku sendiri? Kalo menurut kamu gimana? Boleh nggak tuh kira-kira kalau ada seorang pria yang nikahin saudara tirinya?”

“Kakak beneran niat nikahin Malika? Jangan becanda deh kak!”

“Ya nggak lah…Ini kan cuma pengandaian Flo. Ibaratnya nih, Malika udah cukup umur gitu. Bukan kelas 3 SD lagi, bisa nggak tuh kira-kira aku lamar dia nantinya?”

Family Flower's WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang