Part 7

7.4K 209 1
                                    

Masih Flashback

Musim hujan telah datang, musim yang sangat aku benci. Gimana enggak, aku harus jalan kaki dari halte menuju sekolahku yang jaraknya sampai  200 meteran mungkin, entahlah aku tak pernah mengukurnya, yang pasti lumayan gemporlah kaki. Untungnya hujannya tidak terlalu lebat, masih edisi gerimis menyakitkan kepala, jadi baju seragamku tidak basah

Sampai dipintu gerbang sekolah, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Aku berhenti didepan ruangan pak satpam yang beratap lebar. Mau nekat lari kekelas takut seragamku basah kuyup, jadi kupilih menunggu saja disini, siapa tau sebentar lagi ada adit atau celia lewat, kan bisa nebeng batinku

Sampai hampir 10 menit, mereka tidak juga nampak batang hidungnya, akupun mulai frustasi. Kulihat dalam ruangan pak satpam pun tidak ada payung terlihat. Dalam nekat kuputuskan untuk lari kekelas, baru saja lari kok aku gak basah ya batinku, sambil menoleh keatas ada sebuah jaket biru menaungiku dan kutatap sebelahku, iris mata coklat bertatapan langsung denganku.

"Denzel...." ucapku lirih sampil menatapnya

"Ayo kekelas, klo berhenti kayak gini kita bisa kebasahan loh" jawabnya sambil bahunya menyenggol bahuku, isyarat supaya aku jalan

Aku menatap wajah tampannya disepanjang perjalanan kekelas, untungnya aku tidak jatuh tadi karena tidak konsentrasi pada jalan, melainkan konsentrasi pada mahluk indah ciptaan Tuhan disebelahku.

Sampai didepan kelas dia langsung mengibas-ngibaskan jaketnya yang basah kuyup itu

"Eemm...denzel makasih ya.." ucapku gugup

Dia membalas terimakasihku dengan anggukan dan disertai senyuman yang sangat manis yang membuatku meleleh. Namun disaatku meleleh kurasakan sebuah tanggan menarikku memasuki kelas. Dan bisa kulihat wajah super bete milikknya, segera kuhempaskan tangannya dari tanganku

"Apaan sih dit" ucapku ketus

"Kenapa gak sms aku, kan bisa aku jemput" ucapnya dengan nada judesnya

"Siapa elo..." jawabku tak kalah judes sambil memasukkan tasku kelubang bangku

"Siapa gue?" Ucapnya sambil menuding batang hidungnya yang tak kalah mancung dari si denzel  "gue Adit, PUASS!!"  lanjutnya sambil teriak, kemudian berlalu keluar dari kelas.

"Udah tau cemburu malah loe gituin, cari penyakit sih loe" ucap Celia sambil mencolek punggungku dari belakang. Rupanya dari tadi dia menguping pembicaraanku dengan adit. Dasar kepo umpatku

"Cemburu?? Helloww cell, gue ma adit tuh temen,, just friend you know" jawabku setengah teriak sambil ngelirik kearah denzel yang tersenyum kearahku. Dan kurasakan sebuah benda menoyor kepalaku

"Auww.." pekikku sambil mengusap kepalaku dan kulihat celia tengah tersenyum sambil mengusap-usap lembut tempat pensilnya

"Gila loe ya!" Ucapku sebal

"Loe yang gila,, klo cinta, cinta aja, jangan sok-sokan cari orang ketiga buat pelarian.." ceramahnya sambil menoleh sengit kearahku

"Cinta sama siapa?" Tanyaku

"Aditlah" ucap celia lirih

Kulihat wajah polos celia lalu kudekatkan wajahku ketelinganya

"Klo boleh jujur, aku tuh naksirnya sama denzel bukan adit" bisikku ditelinga celia yang dihadiahi toyoran lagi

Endless Love (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang