Part 18

10.7K 452 13
                                    

Suara langkah kaki menggema di lorong rumah sakit yang sore itu begitu padat mengingat saat ini masih jam besuk.

Samuel melangkahkan kakinya dengan lebar, butiran keringat membasahi pelipisnya dengan sebelah tangan menggandeng Carolina yang berusaha mengimbangi kecepatan langkah Samuel, untung saja rumah sakit melarang siapapun untuk berlarian sehingga Carolina tidak perlu mengalami kejadian dimana dia akan terseret-seret oleh Samuel.

Didepan mereka tampak Susan dan beberapa teman Samuel lainnya sedang duduk didepan sebuah pintu besar yang merupakan ruang operasi.

"Susan!" Seru Samuel pelan disela-sela nafasnya yang memburu setelah berjalan dengan cepat untuk mencapai tempat itu mengingat besarnya rumah sakit tersebut.

Susan berpaling dari lamunannya menatap langsung ke Samuel dengan guratan kawatir yang tercetak jelas diwajah , namun sesaat kemudian raut wajahnya berubah penuh amarah dan kebenciaan saat melihat dengan siapa Samuel datang.

"Untuk apa kamu mengajaknya!" sembur Susan yang langsung berdiri menerjang dengan Mendorong dada Samuel, "Apa belum cukup kamu menyakitinya?" lanjutnya dengan suara setengah berteriak.

"Hentikan Susan!" Imanuel salah satu teman mereka mencoba menenangkan Susan dan menariknya untuk kembali duduk.

"Ada apa ini? Apa yang sebenarnya terjadi? Dan apa maksudmu barusan Susan?" Samuel menenangkan nafasnya dan emosi yang mulai naik akibat tuduhan Susan yang tidak jelas.

"Eveline memotong urat nadi dipergelangan tangannya dan membiarkan darahnya mengalir dibawah siraman air hangat  setelah sebelumnya menelan beberapa obat tidur dengan dosis yang tinggi." jelas Cindy dengan tatapan tajam menghujam manik Samuel, "Harry yang pertama menemukannya saat mengantarkan oleh-oleh , dia merasa aneh ketika mendapati rumahnya sepi namun tidak terkunci dan semua jendela masih terbuka lebar sementara tidak ada seorangpun yang menjawab ketukannya." Cindy menarik nafas sesaat dengan berat , "Harry masuk dan mencarinya kesegala ruangan namun tidak berhasil menemukannya hingga dia mendengar suara air dari arah kamar mandi didalam kamarnya yang terbuka lebar. saat itu lah dia menemukan Eveline yang sudah tidak sadarkan diri dengan tubuh yang mulai mendingin." Susan menghela nafas kasar.
"Mulanya...Harry pikir sudah terlambat namun ia tetap membawa Evelin secepatnya kerumah sakit dan untunglah...." butiran air mata mengalir dikedua pipi Cindy dan beberapa isakan tertahan lolos dari bibirnya yang bergetar sambil berusaha melanjutkan ceritanya, "Hampir saja...kalau terlamabat sedikit lagi Eveline..." Cindy tak kuasa lagi menahan tangisnya .

Samuel tercekat mendengar cerita tersebut, bibirnya terasa kering dan jantungnya berdetak sangat keras. Diusap wajahnya dengan kedua tangan. "Bagaimana keadaanya sekarang?" tanyanya dengan lirih. 

_____________________

Carolina merasa seluruh kakinya menjadi lemas dan tubuhnya bergetar , perutnya seperti diaduk-aduk hinggua mual dan perasaan ingin muntah telah sampai ditenggorokannya. Ia tidak mengerti apa hubungan Samuel dengan bunuh dirinya Eveline, kenapa Susan tampak begitu marah dan menyalahkan Samuel serta tatapan benci itu...apa karena Samuel menjalin hubungan  dengannya?

"Dia akan bertahan, saat ini dokter sedang berusaha menyambung pembuh darahnya dan memberinya transfunsi darah , kudengar dokter juga memompa perutnya untuk mengeluarkan sejumlah obat yang ditelannya." Ungkap seseorang yang tiba-tiba muncul dari belakang Samuel dan Carolina, sebuah botol air mineral disalah satu tangannya dan tangan satunya membawa sekantong plastik besar yang isinya beberapa botol air mineral, Carolina tidak mengenalinya karena ini pertama kalinya dia melihatnya.

"Harry ....apa kau tau kenapa Evelin melakukan ini?" suara Samuel bergetar dan terbata-bata.

Harry hanya mengedikkan bahunya "Tapi aku mungkin bisa menduganya sedikit." ujarnya sambil melirik memandangi Carolina lekat.

In My Dream (Completed / Selesai)Where stories live. Discover now