OF THE REST OF MANKIND [64]

2.8K 550 58
                                    

Berita buruknya, cowok itu ternyata memang benar-benar sungguhan.

Berita lebih buruknya, dia benar-benar berkenalan dengan Mama.

Berita lebih buruknya lagi, Mama sepertinya menyukainya.

Sinting.

Paling tidak, berita baiknya, Albert tidak jadi menguntitku sampai ke kamar. Dia tengah sibuk mengobrol dengan wujud surealis mamaku, jadi aku bisa memilih untuk melangkah kesal naik tangga sampai kamar.

Aku tidak paham bagaimana caranya dia bisa sangat cepat—dan sangat mudah—mengakrabkan diri dengan Mama. Mereka tidak ada mirip-miripnya sama sekali, dan itu sudah mengesampingkan fakta bahwa Mama saat ini masih dalam bentuk surealis bagiku. Mereka sepertinya tertawa dengan sangat riang di dapur, dan usahaku untuk melalui sisa jam surealis tanpa masalah buyarlah sudah.

Ajaibnya, selama berbicara dengan mamaku sekalipun, Albert masih bisa mengatur intonasi dan jeda. Aku tidak bisa. Saat bicara dengan bayangan surealis siapa pun, aku sudah seperti kehilangan tanda baca. Begitu pula mereka semua padaku. Segala hal benar-benar pecah ke bentuk paling mendasar, paling nyata ... apa, ya? Paling fundamental? Seakan-akan semua informasi benar-benar terpecah ke unit terkecilnya. Bentuk-bentuk yang kulihat. Suara-suara yang kudengar ... huruf-huruf yang dilempar jadi satu seperti salad.

Satu-satunya pengecualian untuk ini, kusadari, adalah Albert. Dia bisa berbicara dengan jeda dan intonasi. Dan, ternyata, jika berbicara kepadanya, aku juga bisa.

Oke, jika ternyata Albert adalah orang sungguhan—sepertinya itu sudah cukup jelas untuk saat ini—dan dia adalah orang sepertiku, yang terkutuk dengan jam ini, berarti logikanya, jika aku bisa bicara dengan benar padanya, dia juga bicara dengan benar padaku (seperti yang sudah terbukti) ... dan jika aku tidak bisa bicara dengan benar ke penampakan sureal yang ada, berarti seharusnya dia juga tidak bisa.

Tapi nyatanya dia bisa. Mama sepertinya baik-baik saja tertawa mendengar lelucon garingnya. Dan itu ajaib. Bagaimana bisa dia melakukan itu? (Di sini, maksudnya bicara dengan benar, bukan membuat Mama menyukainya, yang sendirinya harusnya sudah cukup mustahil.)

Aku banyak dikejutkan hari ini oleh satu orang ini. Dan sekarang aku tidak bisa berusaha fokus untuk tenang di jam ini. Bagus. Berapa menit lagi hingga jam ini habis? Oh, aku nyaris lupa, tidak ada yang bisa memberitahuku karena ternyata untuk suatu alasan kedua orang tuaku selalu memilih jam buatan tangan, dan karena itu adalah hasil karya, semua jam di rumahku jadi malah menunjukkan kata hati pembuatnya waktu jam itu masih disusun. Beberapa kali aku bisa melihat jam di tengah jam surealis ini saat melirik ke jam buatan mesin pabrik, tapi berhubung latar belakang jam itu tetap karya seseorang, latar belakangnya sangat mengganggu usahaku melihat jam itu.

Kata-kata Mama juga masih terdengar seperti ocehan penampakan surealis biasa—makanya aku bingung.

Bagaimana bisa Albert...?

Lalu, setelah aku mengerjap, semuanya menjadi normal. Jamku sudah habis.

Saat itu juga, suara tawa Mama dan Albert menghilang.

Albert. Ah. Ya. Aku harus memeriksanya.

Aku segera keluar kamar dan berlari turun. "Maaaa!"

"Ya?"

"Apa—?"

Yap. Dia di sana. Duduk dengan tenang di kursi tamu, di seberang Mama yang tersenyum lebar. "Hmm?"

"Ah," kataku begitu melihatnya. "Tidak jadi."

Aku langsung pergi lagi ke kamar, berusaha mengabaikan risau yang tiba-tiba muncul lagi.

LapseWhere stories live. Discover now