35. We Love You Rian.

25.6K 1.5K 95
                                    

"Ayah hiks huaaaa" Pagi hari di kediaman jack, Ridwan a.k.a Andrew sudah menangis karna dijahili oleh Langit.

Langit yang gencar mengganggu kakak manisnya terus mengejar Ridwan sembari membawa mainan ular. Jangan bilang siapa-siapa, Ridwan takut oleh ular.

Angkasa sendiri hanya bisa menatap pertengkaran Kaka dan adik kembarnya di sofa, walau tubuh Ridwan yang kesana kemari disusul Langit sambil berteriak.

Dimana Jack? Ia sedang berada diruang kerja. Hanya ada Angkasa Langit dan Ridwan saja di ruang tengah.

Bruk

Ridwan tersungkur kedepan membuat lutut nya terluka, Langit kaget berhenti mengejar Ridwan dan segera menghampiri kakaknya.

Datanglah Angkasa seperti malaikat penolong bagi Ridwan.

1

2

3

"Hiks lututnaa sakit huaaaaaa" Teriak anak itu yang masih terduduk dilantai, Angkasa membawa tubuh Andrew ke gendongan nya. Menepuk-nepuk punggung sang kakak dengan sayang.

Sedangkan Langit sudah tertawa terbahak-bahak, lucu sekali kedua kakaknya ini.

"Langit diamlah" Ucap Angkasa dingin, Langit hanya mendelik bahunya acuh.

"Angsaa hiks lututnaa c-cakitt" Ucap Andrew tersendat sendat. Angkasa mengangguk ia membawa Andrew untuk diobatin lukanya.

Sedangkan Langit dengan watados nya duduk disofa menunggu kakak kakaknya kembali.

Angkasa dan Andrew sudah berada di dapur, Angkasa membawa obat merah lalu mengobati lutut Andrew dengan pelan.

"Mau pakai itu" Ucap Andrew menunjuk pada perban, Angkasa mengangguk ia memakaikan Andrew satu perban.

"Gendong~" ucapnya mendayu, Angkasa mengangguk walau terkadang kakak manisnya ini sering menyebutnya angsa saat menangis.

"Kenapa ga jalan?" Tanya Angkasa iseng, Andrew menunjuk pada lututnya yang diperban.

"Tuh lututnaa pakai perban, susah jalan" Angkasa tertawa dasar alasan tapi Angkasa tetap menggendong Andrew ala koala. 

Angkasa dan Andrew sudah sampai di ruang tengah tengah mereka melihat Langit yang tertidur dengan mulut yang penuh dengan cookies.

"Dasar kebo" ucap Angkasa pada Langit ia tidak membangunkan Langit hanya menatap adiknya sebal. Langit tidur aja nyebelin apalagi bangun.

Andrew juga ikut tiduran disamping Langit, Andrew menelusupkan kepalanya di perpotongan leher Langit.

Angkasa hanya bisa menghela nafasnya, ia pula yang membereskan mainan Andrew dan Langit, tadi saja mereka seperti Tom and Jerry sekarang seperti kucing yang mencari kehangatan satu sama lain.

Beralih pada Gara ia sedang duduk dipangkuan Demon sembari disuapi bubur. Anak itu menerima suapan bubur dari daddy nya dengan senang dan riang, sepertinya mood bayi Demon itu sedang gembira.

"Ak lagi" Ucap Demon dengan datar, meski perlakuan nya manis tetap saja wajah datarnya tetap melekat.

"Satu lagi uhh" Jawab Gara ia merasa kekenyangan sekarang.

"Hm iya" Jawab Demon ia meletakkan tubuh Gara di atas meja makan. Sedangkan Gara hanya bisa diam mau kabur kemana juga ga bisa.

"Mau ian" Lirih anak itu, tak lama Demon kembali membawa pakaian ganti untuk Gara.

Jadi Baby?! Where stories live. Discover now