23. Ian sorry daddy?

35.5K 2.6K 132
                                    

Pintu ruangan telah dibuka, menampakkan dokter yang baru saja keluar dari ruang UGD. Kedatangan dokter itu disambut oleh Lani dan Regas. Sedangkan Ridwan sudah ditangani oleh keluarganya.

Berbicara kemana Demon, dia langsung pulang ke masion takut Gara terbangun terus nangis bisa repot urusan nya.

"Bagaimana keadaan pasien?" Tanya dokter itu pada Lani dan Regas. Lani dan Regas saling bertatapan, bukannya yang harus nanya itu adalah mereka bukan dokter nya?

"Harusnya saya yang nanya itu dok!" Sarkas Lani merasa geram dengan dokter super bloon ini.

"Oh iya ya kebalik, lagian muka Tuan sama Nyonya panik sekali" Lani menghela nafas nya ia tersenyum pasrah mendengar penuturan sang dokter. Regas hanya menyimak yang dia pikirkan adalah putra kecil nya.

"Pasien baik baik saja, namun benturan yang dialami di belakang kepalanya yang membuat pasien tidak sadarkan diri." Ujar dokter itu kemudian mempersilahkan Regas dan Lani masuk.

*

*

*

Lani duduk disamping Rian menghiraukan Regas yang menatapnya diam. Lani mengulurkan tangannya untuk mengusap lembut surai halus Rian.

"Adek gak mau cerita ke lani?" Diusapnya pipi merah Rian membuat Lani terus meneteskan air mata. Bayi kecil nya sedang kesakitan.

"Maafin lani yang telat jemput ian," Lani mengecup kening Rian dengan lembut. Regas terpaku, Lani benar benar menyayangi putra bungsunya yang awalnya ia benci.

"Lani" panggil Regas dengan suara rendahnya. Lani menoleh menatap Regas. Mereka saling bertatapan.

"Eumh" lenguh pria kecil dengan selang infus yang berada di tangannya. Mata lentik itu mulai terbuka, Rian! Rian terbangun dari pingsannya. Membuat atensi Lani dan Regas beralih pada Rian.

"Sayang" panggil Regas membawa Rian untuk duduk, Lani juga segera memanggil dokter. Regas tersenyum tipis ada rasa haru dan bangga terhadap Rian, dia sudah bertahan dengan segala ujian yang ia terima. Kini saat nya Rian menikmati hasil ujiannya.

"Argh pusing banget bangsat" Racau Rian yang masih terpejam. Lani dan Regas terdiam mendengar perkataan Rian, suaranya masih sama lembut tapi kata kata yang keluar itu seperti bukan Rian. Ayolah itu adalah Rian, sebelum kecelakaan.

Dokter B itu masuk, langsung mengintrupsikan Regas dan Lani keluar. Regas yang termenung, ia takut jika ingatan Rian kembali sebelum dirinya memperbaiki kesalahan dimasa lalu. Sedangkan Lani tidak duduk sama sekali dia terus berdiri sambil diam didepan pintu.

Pintu kembali terbuka, dokter itu tersenyum pada Regas. "Tuan, rian tidak mengalami hilang ingatan sepenuhnya. ia hanya kehilangan separuh dari ingatan nya. Kemungkinan Rian bisa mengingat kalian tapi tidak semuanya." Tutur dokter itu. Regas mengangguk ia kembali masuk kedalam. Melihat Rian yang termenung.

"Baby" panggil Regas dengan suara yang sangat rendah, Rian menoleh kearah Regas. Mereka berdua sama sama terdiam, Rian bingung kenapa Daddy nya ada disini.

"Ridwan kemana?" Tanya Rian, bukan nya menjawab panggilan Regas malah nanyain Ridwan, gimana ga kit heart tuh Regas.

"Tidak ada, ridwan sakit" jawan Regas acuh, Rian yang mendengar nya mengerucutkan bibirnya lucu, merasa kesal dengan jawaban sang Daddy.

Matanya mulai berkaca-kaca, menatap Regas dengan pilu. Regas menghela nafas nya, ia mendekat kearah Rian dan mencium kening panas sang anak.

"Mau ridwan hiks" Tangis Rian pecah, Rian mengigit bibir bawah nya sendiri hinggw berdarah. Sekarang yang ia butuhkan adalah Ridwan. Tangisan nya semakin kuat, berbicara dengan Lani tadi dia langsung ke apotik buat ambil obat.

Regas meraih tubuh Rian perlahan, diusapnya punggung sempit sang anak. Regas menggendong Rian layaknya bayi koala. Rian terus menangis, seolah olah yang ia butuhkan hanyalah Ridwan.

"Sstt baby don't you cry, daddy is here" ucap Regas tepat ditelinga Rian, Rian yang mendengar mengeratkan pelukan. Pelukan yang sangat ia idam idamkan saat berusaha 10 tahun.

"Ridwan ada bersama keluarganya, kamu juga bersama daddy, jadi jangan menangis lagi baby" gemas itulah yang dirasakan Regas, Rian mengangguk lesu walau hatinya sangat merindukan Ridwan.

"Ian solly daddy ," lirih anak itu mengeratkan pelukan. Regas setia mengusap lembut punggung anaknya. Membiarkan Rian kembali berbicara.

"Ian ga bunuh mommy, ian hiks bukan pembunuh dad" Isaknya, Regas terdiam ada rasa nyeri dibagian dadanya. Dipeluknya Rian dengan nyaman. Mereka berdua saling menangis menumpahkan rasa yang lama di pendam.

"Maafkan daddy nak, maaf" ucap Regas penuh penyesalan.

*

*

*

Ditempat lain.

Pria perawakan jangkung sedang berdiri didepan ruang UGD, menunggu dokter keluar dari ruangan itu. Hati nya tak tenang, terus bergoyang. Seperti ada rasa penyesalan.

Didalam batinnya ia terus merutuki kebodohan. Anak sulungnya yang sudah lama hilang kini kembali ke pelukan nya. Tapi kembali dengan keadaan yang sangat terluka.

Hati mana yang tak sakit?

Puluhan tahun tak bertemu, saat bertemu keadaan fisik yang sangat tidak diinginkan.

Dia adalah Jack Wilshere, ayah dari Ridwan sekaligus si kembar Angkasa dan Langit.










#TBC

Jadi udah tau belum yang keenam itu apa?

Selamat malming.

Temenan yuk di tele! Dm aja ya..

Jadi Baby?! Where stories live. Discover now