26. Permen dan Coklat?

31.6K 2.5K 110
                                    

Sudah tiga hari Rian di rumah sakit, selama itu pula ia terus bertanya mengenai Gara dan Ridwan. Ia sangat merindukan Ridwan dan Gara. 

Pagi ini Rian sudah rewel di gendongan Regas. Regas sedikit kelelahan pasalnya sang anak memberontak di gendongan nya, saat di lepaskan ia malah nangis kejer. 

"Udah daddy gendong, jangan nangis lagi" Ucap Regas menepuk-nepuk pantat bulat sang anak. Rian dipakaikan popok agar tidak bulak balik ke kamar mandi. 

"Badan nya pegel ya? Nanti pulang langsung minta urut ke bi hani" Rian menggelengkan kepalanya ia tidak lupa bagaimana rasanya diurut oleh sang kepala maid itu. 

Rion masuk membawa sebotol susu, Regas menerima nya. "Tidurlah bayi" Ucap Regas dan memasukan nipple silikon pada Rian agar diam. Ia lebih baik bekerja dengan setumpuk kertas dibanding dengan menjaga bayi yang rewel. 

Rizal datang membawa permen dan coklat. Ia langsung membuka bingkisan yang ia bawa.

"Aku lihat di google kalau anak kecil rewel, harus diberi permen atau coklat agar diam" Ucap Rizal. Regas mengangguk ia membaringkan tubuh Rian di ranjang dengan perlahan. 

"Bang tapi kayaknya ini ke banyakan" Ucap Rion kaget bagaimana tidak, Rizal memesan permen satu truk dan bingkisan itu adalah bonus dari yang ia pesan. 

"Untuk berjaga jaga" Ujar Rizal, Rion menggelengkan kepalanya, untuk apa ganteng kalau bego! 

"Kalau sebanyak ini bisa habis gigi adek gue bang" Kesal Rion, Rizal tidak peduli orang kata google nya seperti itu. 

"Diamlah" Ucap Regas. Mereka berdua langsung terdiam sambil menghitung permen yang dibawa Rizal. Biasalah kegabutan seorang anak CEO. 

"Pulanglah kerumah, beri tahu hani besok jadwal rian di urut sekalian bersama gara, besok juga ridwan akan kembali," Ujar Regas datar, Rion dan Rizal mengangguk mereka langsung suit siapa yang akan pulang kerumah, Regas menggelengkan kepalanya. Punya anak ganteng tapi kelakuannya dodol semua. 

Tak lama dari itu Rian bangun, bibirnya melengkung lucu dengan mata yang berkaca-kaca. Regas segera menggendong Rian dan mengusap punggung sempit sang anak.

Rion dan Rizal langsung menyodorkan permen dan coklat pada Rian. Rian yang awalnya bersembunyi meraih permen dan coklat dengan tangan bantet nya. Regas terkekeh kecil, lucu sekali bayinya. 

"Mau ini" Ucap Rian menyodorkan permen pada Regas, meminta tolong untuk membuka bungkus nya. Setelah di kupas Rian langsung melahap permen nya dan tersenyum gemas. Rion dan Rizal pun tersenyum puas akhirnya. 

"Rizal Rion, daddy menyuruh apa?" Tanya Regas. Sepertinya ke dua anak nya ini melupakan perintah nya. Rion dan Rizal tersentak mereka langsung buru buru keluar meninggalkan Rian. Rian sendiri mengangkat bahu nya acuh ia tengah membuka bungkusan coklat. 

Regas mengambil coklat yang ada ditangan Rian. "Ini di buka nya nanti," Ucap Regas dan menaruh coklat di sakunya. Rian mengerucutkan bibirnya lucu, merasa kesal dengan sang Daddy. 

"No no ian mau itu" Regas menggelengkan kepalanya ia mengecup bawah bibir sang anak dengan lembut.

"Kau bisa sakit gigi jika memakannya sekaligus" Ujar Regas. Ia sesekali memegang bokong sang anak melihat apa Rian sudah mengisi popok nya atau belum. 

"Mau pulang~" Ujar Rian, Regas mengangguk kemudian membaringkan tubuh Rian di kasur. "Besok kita pulang, sekarang tidurlah" Rian menggelengkan kepalanya ia sudah tidur tadi masa tidur lagi. 

Jadi Baby?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang