07. bukan keluarga?

49.6K 3.3K 118
                                    

"K-kenapa liatin?" Tanya Rian pada Regas yang terus menatap nya tajam, Regas menggeleng dan Rian mengangguk.

Bukan prisia namanya kalau tidak caper, ia bangkit dari kursi dekat Rizal dan duduk di pangkuan Regas, Rian hanya menatap bingung tapi hatinya merasa iri sekali.

Rian yang mencoba acuh memanggil ridwan untuk berada dibelakang nya, Rian mulai menyendokan nasi yang ada dihadapannya tapi tangannya di pukul oleh prisia membuat nasi yang baru saja disendok Rian jatuh 

Regas dan Rizal hanya menatap perlakuan prisia terhadap Rian ini sudah biasa terjadi jadi mereka tidak bertindak kecuali saat prisia dilukai oleh Rian.

"Kenapa di pukul?!" Ujar Rian sedikit meninggikan suaranya, Regas dan Rizal menatap Rian tajam Karna sudah berani berbicara dengan nada tinggi didepan mereka 

Prisia yang merasa dibentak ia mulai menangis di pangkuan Regas, ia menenggelamkan wajahnya didada bidang Regas.

Rian yang merasa tidak bersalah malah mengambil nasi yang sudah jatuh dipinggir piring nya ia menatap ridwan untuk bertanya.

"Om id yang putih bulet itu apa?" Tanya Rian pada Ridwan tentunya tidak luput dari pandangan Regas dan Rizal yang menahan amarah.

"Itu sayur telur puyuh tuan" jawab Ridwan dengan pelan, rian mengangguk ia menyendok sayur puyuh itu dengan perlahan takut tumpah soalnya.

Prisia melihat rian yang sedang menyendokan sayur kepiring nya, ia mencoba memukul meja agar Rian kaget.

Rian yang tersentak kaget akhirnya kuah panas sayur itu mengenai tangan nya.

"Aww" ringis Rian saat tangan nya terkena kuah sayur, sedangkan prisia ia tertawa, rizal yang mendengar rian meringis ikut khawatir.

Rian yang mulai badmood mulai membalikan tubuh nya menghadap Ridwan yang sedang menatapnya khawatir

"Om idwan hiks sakit perih tangan Ian hiks" Isak nya kecil meminta ridwan untuk menggendong nya.

Rian yang terus meracau setelah digendongan Ridwan terus menunjuk tangan nya yang mulai melepuh.

"Huuuuuu om hiks Ian laper mau makan aja nda boleh hiks" isaknya Ridwan mengelus punggung sempit tuan mudanya

"Bawa dia" ujar Regas dengan tajam, ridwan yang paham membawa rian untuk makan didapur.

"Mari kedapur tuan" ujar Ridwan melangkahkan kakinya menuju dapur, Rian tentu saja memberontak di gendongan Ridwan

"HIKS"

"OM IDWAN JANGAN BAWA RIAN KESANA IAN MAU MAKAN SAMA KELUARGA RIAN OM!" Teriak Rian saat dirinya sudah sampai dapur

Sedangkan dimeja makan mereka hanya memikirkan perkataan Rian tadi 'keluarga' apa maksud anak itu

"Ayo mam daddyh" ucap prisia membuyarkan lamunan Regas.

Sedangkan didapur Rian sedang sesegukan.

"Hiks kenapa om idwan bawa Rian kesini hiks" isaknya saat ridwan mengobati luka bakar Rian.

"Ian mau kenalan sama mereka om hiks" sambungnya, maid yang disana sangat prihatin dengan keadaan Rian.

Anak malang tak bersalah ini selalu menjadi korban dari segala keegoisan keluarganya.

Saat ini beberapa maid menatap Rian dengan sendu tangisan rapuh yang dikeluarkan Rian membuat hati mereka bergetar.

"Mereka bukan keluarga Ian om?" Tanya Rian membuat mereka semua terdiam kelu.

Jadi Baby?! Where stories live. Discover now