Aku duduk menghadap meja bundar dan merenungi perkataan Brillian kemarin, "Lo lelaki yang terlalu sempurna untuk dimiliki dan buat gw mustahil bisa milikin lo sepenuhnya".
Apapun nanti end nya gw cuma pengen kita bisa bareng bareng kaya gini lagi.
---------••---------
"Reka mana sih, udah jam 7 lho ini, apa ga takut telat udah tau lagi ujian" gumam Alana dalem hatinya.
"Lo nyariin siapa sih" tanya Lena temen sebangkunya.
"E-eh gw lagi nyariin Brillian tumben aja gitu anak paling pinter di kelas tapi telat" jawab Alana.
"Lo ga tau? kemarin sore dia abis berantem ama anak kelas sebelah, gatau masalah apa" jawab Lena.
"Hah? Berantem, perasaan dia kemarin baik baik aja deh abis pulang dari rum-" Alana ingin melanjutkan bicara tapi dia ingat rahasianya.
"Dari mana lan?, dia kemarin sore itu berantem dia gang deket rumah lo, emangnya lo ga tau kalo dia sering berantem? " tanya Lena.
"Ngga lah gw kan anak baru di sini, btw thanks ya infonya"
Dan Alana pun pulang sekolah langsung bergegas kerumah Brillian.
"Tok- Tok-" suara ketukan pintu.
Dan Brillian pun membuka pintu sambil kesakitan karna lebam di mukanya.
" Lo berantem sama anak anak kelas sebelah?" tanya Alana.
"Cewe ga perlu tau" jawab Brillian.
"Ya perlu lah, coba kalo lo yang sakit nanti siapa yang ngajarin gw lagi"
"Berarti lo perhatian ke gw cuma ada maunya dong"
"Ya ngga juga lah, di sisi lain gw juga khawatir ama lo"
"Tumben seorang Alana bisa khawatir sama cowo"
"Dih gini gini juga gw masih punya hati kali"
"Iyaa iya terus lo ngapain nanya gw gitu kalo lo ga bantu ngobatin luka gw"
"Ohh jadi minta bantuan nih cerita nya" ucap Alana sambil meledek.
"Seterah lo lagi ga mood gw ngomong sama lo"
.
"Ehh iya iya sini gw bantuin, gitu aja baperan huuu.. " ujar Alana sambil menarik tangan Brillian.
---------••---------
"A-hh pelan pelan bisa ga, lo kira ga sakit ini tangan" ucap Brillian.
"Iyaa iya maaf, gw kira lo kuat kaya sepidermen, haha" jawab Alana sambil bercanda.
"Bercanda lo ga lucu tau" jawab Brillian boring.
"Iyaa deh maap yaaaaaa"
Alana pun selesai membersihkan luka memar Brillian sekaligus mengantarkan Brillian ke kamarnya.
"Udahh gih masuk sono jangan lupa obat nya juga diminum" ucap Alana.
"Dih ngusir lo, ini juga rumah gw"
"Bukan ngusir lebih ke nyuruh si, biar lo istirahat biar cepet sembuh"
"Tumben lo perhatian ama gw, biasanya juga marah marah kaya nenek lampir" jawab Brillian.
YOU ARE READING
Dear Brillian
Teen Fiction"Untukmu Brillian, laki laki yang mampu mendeskripsikan cinta dengan segala artinya." Raihan Abrillian, dia adalah laki-laki yang tidak dapat ku deskripsikan tentang nya namun bisa ku jelaskan ketulusannya. Tepatnya di gedung sekolah yang mempertem...
