19

371 15 0
                                    

19 - Eskrim Goreng

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

19 - Eskrim Goreng

Azam terbangun tiga jam kemudian. Matanya mengerjap menyesuaikan dengan cahaya lampu. Biasanya saat malam hari mereka mematikan lampu, tapi sepertinya malam ini Atlanta lupa mematikan lampu. Azam merubah posisinya menjadi duduk sambil mengucek matanya. Saat matanya terbuka sempurna, ia terkejut melihat Atlanta duduk di pinggir kasur sambil menunduk. Segera Azam menghampiri istrinya itu dan mengelus pundaknya.

"Tumben bangun duluan," ucapnya sambil memiringkan kepala menatap sang istri.

Atlanta menoleh. Ia tidak menjawab ucapan Azam, namun tanda hitam di bawah matanya sudah menjelaskan bahwa malam ini Atlanta tidak tidur.

"Loh, kamu nggak tidur?" tanya Azam.

Atlanta masih terdiam. Ia menatap wajah Azam tanpa ekspresi. Menyebalkan sekali wajah Azam kali ini.

"Kenapa nggak tidur, hm?" Azam mengusap rambut panjang Atlanta.

Azam hendak memeluk Atlanta, namun kepala Atlanta sangat sulit digerakkan. Ia menghela nafas berat, rasanya Azam faham apa yang terjadi saat ini.

"Masih mau martabak?" tanyanya yang akhirnya mendapatkan respon walau hanya gelengan kecil.

"Terus maunya apa?"

Atlanta menggeleng lagi membuat Azam kembali menghela nafasnya pelan. Atlanta malah kembali menunduk sambil memainkan jari-jarinya.

"Kita shalat dulu, ya."

Tanpa menjawab Azam, Atlanta langsung berdiri lalu pergi ke kamar mandi. Sementara Azam yang masih bingung dengan sikap Atlanta menggelengkan kepalanya. Atlanta bersikap sangat aneh dari tadi malam. Jika Atlanta sedang datang bulan, ia tidak akan mau di ajak shalat, bukan? Lalu ada apa dengan Atlanta? Membuat Azam tambah bingung saja. Segera Azam menggelengkan kepalanya, mencoba mengusir pikiran jahatnya. Ia beranjak menyusul Atlanta ke dalam kamar mandi untuk mengambil air wudhu sebelum shalat tahajud bersama.

Selepas shalat tahajud keduanya mengaji. Mereka memang membiasakan untuk mengaji sebelum shalat subuh. Bahkan sekarang Atlanta sudah mulai menghafal Al-Quran. Atlanta yang biasanya terlihat ceria, sekarang mengaji di dalam hati. Ia yang biasanya menghafal paling keras sekarang malah hening tanpa suara. Namun Azam diam saja. Ia tidak mau memperkeruh suasana saat ini.

Adzan subuh sudah berkumandang. Mereka lalu melaksanakan shalat subuh berjamaah. Selepas itu, Azam berbalik. Ia menatap Atlanta yang tidak menerima uluran tangannya.

"Salam, Atlan."

Atlanta mendongak lalu menerima uluran tangan Azam dan menciumnya meskipun dengan ogah-ogahan.

"Mau sarapan apa?" tanya Azam. "Biar saya yang siapin."

Atlanta menggeleng.

Azam memegang tangan Atlanta dan mengelusnya lembut. "Maaf. Maafin saya, ya. Saya bener-bener bingung tadi malem. Soalnya kamu nggak pernah kayak gitu sebelumnya. Maaf." Azam mengecup punggung tangan Atlanta agak lama. Namun respon Atlanta tetap sama yaitu diam.

Model vs UstadzWhere stories live. Discover now