04

568 21 0
                                    

04 - Tragedi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

04 - Tragedi

Adzan subuh sudah berkumandang sejak lima menit yang lalu. Seorang laki-laki berdiri di depan sebuah pintu sambil terus mengetuknya pelan.

“Atlanta!” panggil Azam, tapi Atlanta tak juga membuka pintu.

Karena kesal Azam mengetuknya semakin kencang, dan akhirnya ketukan itu berubah menjadi gedoran yang mengganggu telinga Atlanta.

Ceklek!

Pintu terbuka menampakkan sosok Atlanta yang berpenampilan jauh dari kata rapi. Rambutnya acak-acakan, tanktop dan hotpantsnya pun sudah sangat kusut. Melihatnya membuat Azam geleng-geleng kepala, tidak habis pikir dengan tingkah istrinya itu.

“Ngapain, sih? Masih gelap, nih. Ngantuk,” ucap Atlanta tanpa membuka matanya. Ia juga menguap berkali-kali.

Azam berdecak. "Mandi. Habis itu shalat subuh berjamaah.”

“Shalat mulu perasaan. Kemaren, kan udah.”

“Itu shalat isya, Atlan,” balas Azam gemas. “Sekarang beda lagi. Ayo cepet.” Azam menarik tubuh Atlanta menuju kamar mandi dan mendorongnya masuk ke dalam situ.

“Nggak mau mandi, ah. Dingin.” Atlanta menahan pintu yang hendak Azam tutup.

“Nggak mau tahu. Dua menit.”

Atlanta berdecak namun tak urung menuruti perintah suami menyebalkannya. Azam menunggu di dekat pintu kamar mandi. Entah apa yang ia lakukan. Yang pasti ia hanya ingin berdiri di situ. Tiba-tiba terdengar suara dari dalam kamar mandi, membuat Azam menoleh dengan cepat ke arah pintu yang tertutup itu.

Bruk!

Terdengar suara rintihan dari dalam sana. Azam yang mendengarnya langsung menggedor pintu dengan gusar.

“Atlan, kamu nggak apa-apa?”

Tidak ada jawaban.

“Menjauh dari pintu!”

Brak!

Azam melihat Atlanta sedang terduduk sambil memegangi lututnya yang berdarah. Ia langsung menghampiri istrinya dan berjongkok di depannya.

“Ngapain pake jatuh segala, sih?” tanya Azam yang langsung ditatap tajam oleh Atlanta.

“Aduh, banyak tanya! Kalo mau nolong nggak usah banyak cingcong deh! Sakit nih lutut gue!”

Tanpa berkata apa-apa lagi Azam langsung menggendong Atlanta menuju sofa ruang tamu lalu mengambil kotak P3K untuk mengobati lukanya.

“Pelan-pelan!” bentak Atlanta saat Azam terlalu kencang menekan lukanya.

Bukannya minta maaf Azam malah semakin menekan luka di lutut Atlanta membuat sang empu berteriak kencang dan memukul kepala Azam.

“Lo tuh apa-apaan, sih!”

Model vs UstadzWhere stories live. Discover now