17

495 16 2
                                    

Area 18+ harap bijak dalam membaca.

Kalau nggak mau dosanya nambah mending nggk udah baca.















Ah, ngeyel.

Dosa tanggung sendiri ya...











Beneran nih?

Ya udah.

17 - Seutuhnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


17 - Seutuhnya

Malam yang sunyi tanpa suara apapun yang terdengar. Rumah Azam memang jauh dari jalanan. Hal itu membuat suasana malam lebih sunyi. Yang terdengar hanya suara jangkrik dan hewan-hewan malam lainnya.

Di ruangan yang tidak terlalu besar ini hanya ada Atlanta dan Isma. Rasanya begitu canggung. Atlanta berkali-kali menghela nafasnya. Ia tidak suka dengan keadaan seperti ini. Setelah percakapannya dengan Isma beberapa saat lalu, Atlanta jadi canggung untuk mengajaknya kembali berbicara. Setelah berpikir sejenak, Atlanta memutuskan untuk menghampiri adik iparnya itu. Ia tidak tahan lagi dengan kesunyian ini. Apalagi Atlanta belum terlalu mengantuk.

"Lagi ngerjain pr ya?" tanya Atlanta dan Isma hanya mengangguk. Sungguh mahal suaranya.

Pandangan Atlanta beralih pada sebuah pajangan kayu yang tergantung di dinding tepat di hadapannya.

"Ismatul Hasanah. Ini kamu waktu kecil, ya? Mirip banget sama Asma." Atlanta terdiam sejenak. "Yang ngasih nama kamu sama Asma pasti Mas Azam. Ismatul Hasanah dan Asmaul Husna. Kayaknya arti nama kalian nggak beda jauh deh."

Isma tidak menoleh. Ia terus fokus mengerjakan tugas sekolahnya. Atlanta yang memperhatikan adik iparnya yang tampak kesulitan itu sambil tersenyum.

"Sini kakak bantu." Tanpa menunggu si pemilik buku, Atlanta mengambil buku itu dan memperhatikannya.

" Tanpa menunggu si pemilik buku, Atlanta mengambil buku itu dan memperhatikannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Oh, ini. Sini Kakak jelasin."

Atlanta kembali menaruh buku itu di atas meja. Isma pun sepertinya tidak menolak saat Atlanta hendak membantunya. Toh ia pun sedang membutuhkannya, bukan?

Model vs UstadzWhere stories live. Discover now