03

617 31 0
                                    

03 - Kehidupan Baru

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

03 - Kehidupan Baru

“Takut, huh?”

Atlanta mengusap dahinya yang disentil Azam sambil mengerucutkan bibirnya kesal.

“Ingat, Atlanta! Saya suami kamu sekarang. Jadi kamu harus nurutin semua perintah saya apapun itu.”

Atlanta mendongak menatap wajah Azam sinis. “Gue nggak mau.”

Azam menatap istrinya tambah tajam. “Nggak mau?”

“L-lo mau ngapain?” Tubuh Atlanta semakin ketakutan karena Azam terus mendekatkan tubuhnya. Sementara Azam merasa puas melihat wajah ketakutan Atlanta.

“Saya tau kamu takut. Ja-"

"Nggak! Gue nggak takut sama lo!" Atlanta memotong ucapan Azam.

"Nggak usah sok ngebantah ucapan saya. Mulai sekarang saya nggak mau dengar kamu ngomong lo-gue lagi. Saya juga nggak mau kamu lempar baju sembarangan kayak tadi lagi."

“Kenapa gue harus nurutin lo?"

"KARENA SAYA SUAMI KAMU!" Nafas Azam memburu. Dadanya naik turun menahan amarah. Kedua tangannya mengepal kuat, berusaha agar tidak kelewatan memarahi Atlanta. Bagaimana pun perempuan di depannya ini adalah istrinya.

"Gue nggak suka diatur-atur kayak gitu. Lagian kita juga baru ketemu. Jadi lo nggak ada berhak buat berbuat kayak gitu sama gue." Atlanta menghela nafas kesal lalu mendorong tubuh Azam agar menjauh darinya.

Azam memundurkan langkahnya. Tatapan matanya masih setajam tadi. “Kamu nggak ngerti apa arti pernikahan yang sebenarnya. Untuk apa kamu memfitnah saya? Saya bahkan nggak pernah melirik kamu sedikitpun.”

"Justru karena itu gue pilih Lo. Lo satu-satunya orang yang nggak tertarik sama gue. Lo tenang aja. Setelah urusan gue selesai kita bisa cerai kok dan kita nggak akan punya hubungan apapun lagi."

"Pernikahan nggak bisa kamu jadikan mainan, Atlanta. Pernikahan nggak seperti ikatan kerja. Kamu terlalu mempermainkan kata qobiltu yang selama ini saya jaga untuk seseorang yang saya kagumi."

"Anggap aja kita nikah kontrak. Setelah urusan gue selesai, kontrak kita juga selesai dan lo bisa nikah sama orang pilihan lo. Pastikan lo nggak akan jatuh cinta sama gue karena gue nggak akan pernah jatuh cinta sama lo."

Azam menggelengkan kepalanya. Ia tidak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan Atlanta. Atlanta benar-benar mempermainkan pernikahan. Azam memilih keluar rumah meninggalkan Atlanta. Jika berada di sini terus Azam bisa-bisa kelepasan berbicara kasar. Ia benar-benar ingin menjaga pernikahannya. Azam yakin suatu saat nanti semuanya akan baik-baik saja.

Sementara Atlanta menghembuskan nafasnya pelan. Ia lalu mengedarkan pandangannya mengitari seisi rumah. Hanya ada tiga ruangan di sini. Ruang tamu yang sekarang ditempatinya, sebuah kamar, dan dapur yang menyatu dengan kamar mandi. Lagi–lagi Atlanta menghembuskan nafasnya. Kali ini lebih panjang dari sebelumnya.

Model vs Ustadzحيث تعيش القصص. اكتشف الآن