Part 17. Demam

99.7K 8.4K 115
                                    

Sejak pukul lima pagi, Inez sudah bangun dari tidurnya. Ya, Inez dan Gio tidur dalam satu kamar namun, tidak seranjang.

Gadis itu melirik kearah sofa yang mana terdapat Gio di sana yang masih terlelap.

Inez memutuskan keluar dari kamar Gio, sebelum pria itu bangun. ia berjalan menuju kamarnya yang ada disebelah kamar Gio.

Sengaja, Gio menempatkan kamar Inez disebelah kamarnya agar mempermudah akting mereka jika nyonya Regina dan tuan Edgar berkunjung.

Gadis itu bergegas membersihkan dirinya terlebih dahulu. Ini adalah hari keduanya bekerja dikantor pak Marcell.

Ia tidak ingin terlambat seperti kemarin.

Inez keluar dari kamar mandi, ia memilih baju terlebih dahulu.

Setelah dirasa bajunya cocok, iapun segera memakainya. Kini tinggal berias wajah.

"Akhirnya selesai juga," ucapnya tersenyum.

Inez memakai jam tangannya dan melihatnya.

"Udah jam enam, anak-anak belum bangun," gumamnya.

Inez keluar dari kamar, ia pergi ke kamar si kembar untuk membangunkan mereka, karena mereka harus sekolah.

Gadis itu membuka pintu kamar si kembar yang tidak pernah dikunci itu.

Kamar itu masih terlihat gelap karena lampunya dimatikan, hanya ada lampu tidur yang menyala.

Inez melangkah masuk kedalam, ia membuka gordennya terlebih dahulu.

Gadis itu membangunkan Gama lebih dulu, karena bocah laki-laki itu sangat mudah untuk dibangunkan tidak seperti Gemi yang sedikit susah ketika dibangunkan.

"Eungh," suara lenguhan Gama seraya membuka matanya.

Bocah itu duduk dulu untuk mengumpulkan nyawanya. Setelahnya, Gama langsung masuk ke kamar mandi.

Kini giliran Gemi yang Inez bangunkan. Gadis kecil itu terlihat kedinginan karena selimutnya yang tersingkap.

Inez mendekat kearah gadis kecil itu, ia menyentuh tangan Gemi. Namun, ia terkejut saat merasakan tangan Gemi yang terasa lebih hangat.

Inez beralih menyentuh dahi Gemi, dan benar saja dahinya pun panas. Gadis kecil itu ternyata demam.

"Astaga, dia demam," gumamnya.

Gadis itu menaikan selimut yang tersingkap ke tubuh Gemi. Agar gadis kecil itu tidak kedinginan.

Inez beranjak berniat membawa kompresan untuk meredakan panas di tubuh Gemi.

"Mommy..." Lirih Gemi dengan mata tertutup seraya memegang tangan Inez yang tadinya akan bangkit dari duduknya.

"Dia merindukan Mommy nya," kata Inez dalam hati.

Inez menghembuskan nafasnya, lalu ia bangkit dan keluar dari kamar.

Gama keluar dari kamar mandi, bocah laki-laki itu segera memakai seragam sekolahnya.

Setelah memakai seragam, Gama mendekat kearah Gemi yang masih terlelap diatas kasur. Bocah laki-laki itu berniat membangunkan Gemi.

"Gemi, bangun!" Ucapnya seraya menggoyangkan tubuh Gemi.

Gama menyingkap selimut itu, ia menyentuh lengan Gemi.

"Kenapa hangat sekali?" Tanyanya pada dirinya sendiri.

Tak lama pintu kamar terbuka dan ternyata inez lah yang masuk.

Inez masuk dengan membawa baskom kecil yang berisi kain untuk kompresan.

Giovanni's second wife [END/TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang