Part 22. Acara reuni

93.3K 8.5K 266
                                    

Inez menatap pantulannya dicermin. Gaun selutut berwarna baby blue menjadi pilihannya untuk dipakai ke acara reuni.

Dari ketiga gaun yang dibeli kemarin, Inez lebih suka dengan gaun yang saat ini ia pakai. Ia tidak suka gaun yang terlihat ribet, gaun yang saat ini ia pakai terlihat lebih simpel dan juga elegan.

"Nah, yang ini aja deh," ucapnya seraya menatap cermin dengan melihat depan dan belakang tubuhnya, apakah cocok atau tidak gaun itu dipakai olehnya.

Inez mendudukkan dirinya dikursi meja rias. Kini saatnya bermake-up.

Jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi, Gio keluar dari kamarnya.

Pria itu kini sudah siap dan rapih dengan stelan nya. Gio memakai baju kemeja berwarna putih dipadu dengan jas biru dongker sangat kontras dengan kulitnya yang putih. Terlihat formal memang.

Pria itu melirik jam tangannya, lalu melihat kamar Inez yang masih tertutup. Gio memutuskan untuk menunggu diruang tamu.

Beberapa menit berlalu, Inez sudah terlihat rapih dan cantik. Gadis itu menyemprotkan parfum nya terlebih dahulu sebelum keluar kamar.

Ia meraih tas kecil miliknya yang ada diatas meja rias. Setelahnya, ia keluar dari kamar.

Tuk.

Tuk.

Tuk.

Suara high heels yang beradu dengan lantai. Inez menuruni anak tangga dengan anggunnya.

Gio mengalihkan pandangannya dari ponsel yang sedang ia genggam.

Pria itu menatap Inez dari bawah hingga atas. Gio tak berkedip menatap sang istri, pria itu terpesona akan kecantikan Inez.

Apalagi melihat gaun yang ia beli sangat pas dan cocok ditubuh Inez.

"Cantik," batinnya.

Sudut bibir Gio berkedut, menahan senyumannya.

Pria itu menetralkan kembali ekspresinya, melihat Inez semakin mendekat.

"Sudah siap?" Tanya Gio.

Gadis itu hanya mengangguk.

Pria itu melangkah duluan, Inez mengikutinya dari belakang.

"Kok, gue jadi deg-degan, ya. Apalagi teman-temannya mas Gio belum ada yang tahu kalau gue istri barunya, kecuali kedua sahabat mas Gio," ucap Inez dalam hati.

Inez menghembuskan nafasnya, mengusir rasa tak nyaman ini.

Gio membuka pintu rumahnya, tiba-tiba suara cempreng gadis kecil itu menghentikan langkahnya.

"Tunggu!" Pekik Gemi.

Gadis kecil itu terlihat masih memakai baju tidurnya. Ia mendekat kearah Daddy dan ibu sambungnya.

"Daddy dan Mama, mau kemana? Bukankah ini hari libur?" Tanyanya seraya mendongak.

Gio mengernyit heran, sejak kapan Gemi menyebut Inez dengan sebutan Mama, pikirnya. Namun, ia tidak mempermasalahkan sebutan itu. Lagipula, memang sudah seharusnya bukan? Anak-anaknya menyebut Inez dengan sebutan Mama.

Pria itu mengelus kepala sang anak,"hari ini Daddy ada acara diluar," jawabnya.

Mata gadis kecil itu berbinar seketika,"kalau begitu, aku ikut, aku ikut," serunya dengan antusias.

Gio menggeleng,"tidak! Tidak ada anak kecil di sana."

Pria itu tidak memperbolehkan Gemi untuk ikut. Lagi pula, anaknya itu baru sembuh dari sakitnya.

Giovanni's second wife [END/TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang