-42-

25.5K 3.1K 71
                                    

Ini lagu nya random ya, kayak cuman pengen aja ada gitu penghias nya.

Yeyy double up, mana suaranyaaa?
Karena banyak yang minta, jadi author yang baik hati ini pun memenuhi permintaan para readers tercinta ku♡♡
Ouh iya, yang part sebelumnya itu bukan end༎ຶ‿༎ຶ itu cuman April mop aja, kayak becanda/prank aja.
Tapi fyi end nya udah dekettt.







Riana terbangun, lalu melihat sekeliling nya, dia dikamar nya. Sedikit bingung karena ia mengira ia akan berada di brankar rumah sakit.

Suasana nya sangat sepi, kemana semua orang tadi?

Ia mengurut pelan dada nya, masih sedikit sakit, mungkin tadi banyak air yang masuk, kepala nya juga masih sakit.

Ia menaikkan kedua lututnya, lalu kedua tangan nya ia buat untuk menopang kepalanya.

Ngeri sekali hidup nya yang sekarang, benar-benar diluar dugaan nya, kalau tau seperti ini, lebih baik ia berada di kehidupannya yang dulu saja.

Andai waktu bisa di putar.

Netra nya menatap secarik kertas di atas meja belajar nya, secara perlahan ia turun dari kasur nya dengan tertatih-tatih ia berjalan ke arah meja belajar nya lalu meraih kertas itu.

Riana ini Rea, atau lebih tepatnya Catherine, teman Lo dari kecil, sebelum gue lebih dulu ngehancurin hubungan kita.

Gue minta maaf sebesar-besarnya, ini semua salah gue Na, kalau aja gue ngasih tau lo lebih dulu, mungkin Lo nggak ngerasain sesakit itu, gue temen Lo yang Lo percaya ternyata orang yang paling Lo benci.

Gue pengen ngasih tau ini secara langsung, tapi gue sadar diri Na, Lo nggak bakalan mau lagi ngeliat muka gue.

Gue orang yang ngarang cerita, kalau waktu orang tua Lo kecelakaan lo malah bahagia dan nggak peduli, gue yang ngarang cerita kalau Lo dapet duit dari kerja yang enggak-enggak, gue yang ngerusakin semua barang-barang Lo, gue yang ngehancurin semua pertemanan Lo, disaat Lo pindah-pindah sekolah, gue juga ikut Na, tapi alasan gue bukan buat nemenin Lo, alasan gue ikut pindah karena gue cuman mau ngerusak pertemanan Lo, buat ngerusak prestasi yang selama ini di banggain sama bunda gue Na, Lo tau? Gue cemburu Na dan pada akhirnya gue yang nyuruh Alice buat ngebully lo, gue yang ngenalin Lo ke Alice, gue kenalin Lo supaya mereka punya mainan baru, dan masih banyak kesalahan yang gue buat ke Lo Na.

Tapi dengan nggak tau diri nya gue malah nipu Lo karena Lo lupa ingatan, tapi percaya sama gue Na, gue ngelakuin ini karena gue emang pengen temenan lagi sama Lo Na, gue nggak berani nyeritain yang sebenarnya karena gue takut kita bakalan pisah lagi.

Dan mungkin aja itu bakalan terjadi, gue janji Na gue nggak bakalan ngusik kehidupan Lo lagi, gue bakalan ngejauh dari Lo, dan makasih waktu Lo selama hampir 3 bulan ini.

Makasih dan maaf Na.

Dan gue juga mau bilang, tadi gue minta tolong ke Al tapi dia nolak, gue nggak tau kenapa, tapi itu kenyataan Na, pesan gue jauhin dia, dia cuman sesaat, gue takut dia cuman ngebaperin Lo terus pergi gitu aja.

Tapi semuanya terserah Lo, gue cuman berharap yang terbaik buat Lo.

Sekali lagi maaf Na, Maaf dan Maaf.

Riana yakin Rea menulis nya sambil menangis, dilihat dari bekas tetesan air membuat kertas itu sedikit mengeriput, dan pada akhirnya ada air lagi yang jatuh disana.

Riana menangis, tak percaya semua ini terjadi di waktu yang berdekatan.

Ia meremukkan kertas itu lalu melempar nya asal.

"BAJINGAN!" teriak nya sekuat mungkin, tak peduli pada rasa sakit di kepalanya.

"GUE HARUS PERCAYA SAMA SIAPA LAGI?! GUE SENDIRI DISINI, NGGAK ADA YANG NEMENIN GUE, GUE SENDIRI DISINI!" Pekik nya sambil terisak, ia membanting semua barang-barang yang ada di atas meja belajar nya.

"RIANA BANGSAT! BALIK LO! GUE NGGAK MAU DISINI, GUE NGGAK MAU DI KEHIDUPAN MENYAKITKAN LO INI, BALIK LO SIALAN! BALIK!" ia meraih lampu tidur nya lalu membanting nya untuk meluapkan kemarahannya.

"Balik Lo sialan, gue nggak mau disini, gue mau langsung mati aja, gue nggak mau disini," lirih Riana sembari menggeleng kan kepala nya lemah, ia terduduk dilantai menjambak rambut nya kebelakang.

Ia benar-benar kecewa, tak menyangka orang-orang yang disekitar nya adalah orang-orang yang tak punya hati, semua meninggalkan nya dengan memberikan goresan luka terlebih dahulu.

-------

Lagi dan lagi setelah 4 hari tak masuk sekolah karena harus berurusan dengan kepolisian, Riana terduduk diam di taman belakang dengan tatapan kosong.

Pikiran nya berkecambuk, menciptakan cabang-cabang yang membuat ia menggeleng kepala karena kembali merasakan pusing yang mendera kepala nya.

Dari sudut matanya ia bisa melihat seseorang melangkah.

"Hey mbak, ngelamun aja," ujar lelaki itu, laki-laki bajingan yang ingin ia hindari.

Ia hanya melirik sekilas lelaki itu, menganggap bahwa tidak ada siapa-siapa disamping nya.

"Al,"

"Kenapa Lo bisa bertindak seolah-olah nggak terjadi apa-apa. Kemana Lo hari itu, hari dimana gue benar-benar butuh pertolongan Lo?" Ujar Riana, belum ada air mata ia masih memandang wajah lelaki tampan yang sayang nya laki-laki paling bajingan menurut nya.

"Kalok emang Lo cuman mau main-main sama gue, jangan gini Al, anak pembawa sial dengan nasib buruk ini terlalu sakit untuk dijadikan mainan lagi-

-Selama ini gue percaya sama Lo, gue ceritain keluh kesah gue ke Lo, tapi disaat gue ada di keadaan terpuruk, Lo nggak ada Al, perlakuan Lo selama ini seolah-olah ngasih harapan ke gue, Lo bikin gue bisa percaya lagi sama orang, tapi kepercayaan itu di bentuk dan dihancurkan oleh orang yang sama, dan itu Lo.

Gue nggak benci Lo Al, gue sadar diri, anak pembawa sial kayak gue emang nggak pantas buat di terima siapapun," tutup Riana, sampai saat ini tak ada cairan yang mengalir dari matanya, ia harus membangun jiwa nya yang dulu, jiwa yang kebal akan setiap masalah yang dihadapi nya.

"Jadi gue harap, kita nggak usah deket lagi ya?" Tanya Riana baik-baik, ia harus menyelesaikan semuanya dengan baik, agar kehidupan nya pun ikut membaik. Semoga.

Al hanya diam termangu, nampak nya lelaki terdiam seperti memikirkan sesuatu seperti ada yang ingin dikatakan namun ia urungkan lagi.

Riana mengangguk, ia menganggap terdiam nya Al adalah jawaban atas pertanyaan nya.

Ia berdiri dari tempat duduknya.

"Baik-baik Al." ujar Riana, benteng pertahanan nya runtuh, setetes air mata akhirnya mengalir juga, tak menyangka lelaki yang menjadi cinta pertama nya itu ikut menggoreskan luka untuk nya.

Ia melangkah menjauh dari keberadaan Al, jarak semakin terbentang jauh diantara mereka.

Ini kah akhir kisah singkat mereka?





Tbc.

Si Culun Glow Up [TERBIT]Where stories live. Discover now