-40-

26.6K 3.1K 99
                                    

Beribu maaf dari author kalau cerita ini benar-benar nggak sesuai ekspektasi kalian.
But buat kamu yang mau ngasih Votmen, author cuman mau bilang.
Makasih orang baik♡


Tiba lah hari ini Ujian Bulanan akan berlangsung, disamping Riana ada Rea yang masih menghafal berbagai mata pelajaran.

Gadis itu sudah belajar keras selama kurang lebih dua Minggu, dan itu demi Riana, agar Riana memiliki teman nanti nya saat tour dilakukan.

"Belum hafal-hafal Re?" Tanya Riana.

"Udah, tapi aku mau ngehafalin lagi biar nggak lupa-lupa nantinya," jawab Rea masih fokus melihat buku tulis yang ada di tangannya.

"Semangat Ya!" Ucap Riana memberi semangat.

"Gue mau keluar dulu," ujar Riana yang hanya diangguki Rea, ia pun beranjak dari tempat duduk nya.

 Ia memutuskan pergi ke taman belakang yang selalu sepi, sudah ia putuskan bahwa tempat ini adalah tempat favorit nya.

Ia duduk di kursi panjang berwarna putih itu, seperti biasa ia melamun disini.

Dan seperti deja vu seseorang menepuk pundak nya, pasti nya seseorang yang selalu menemani nya akhir-akhir ini.

"What happened girl?" Tanya cowok itu.

Riana hanya tersenyum lalu menggeleng.

Al menyerngit melihat wajah sendu Riana namun pada akhirnya ia hanya memilih diam, biarkan saja jika  gadis itu mau ia akan bercerita dengan sendirinya.

"Al," ujar Riana tiba-tiba.

Kan?

"Hm?" Sahut Al sekenanya, ia pun sama melihat lurus ke depan entah apa yang mereka berdua lihat.

"Ortu gue cerai," ujar Riana tersenyum getir.

Al langsung mengalihkan perhatian nya kepada Riana raut wajahnya kentara sekali sedang khawatir.

"Lo nggak apa-apa kan?" Tanya Al langsung.

Riana hanya mengangguk lalu menunduk.

"Gue nggak apa-apa, mereka emang udah nggak cocok lagi, jadi gue juga bahagia atas pilihan mereka itu,"

"Gue nggak apa-apa, sans aja," tambah Riana lagi sambil tersenyum, namun tak urung air matanya mengalir membasahi pipinya.

Meskipun mereka bukan orang tua kandung nya, entah mengapa ia sudah terlalu nyaman dengan mereka walaupun dengan waktu yang cukup singkat.

Untuk pertama kalinya ia merasakan bagaimana perasaan seorang anak saat orang tua nya mengumumkan perceraian mereka.

Hatinya sakit, ditambah lagi Riana akhir-akhir ini sering muncul di mimpi nya sambil terisak seperti manusia yang benar-benar putus asa.

Ia bisa merasakan sesakit apa hati 'Riana' sekarang meskipun gadis itu tak mendiami tubuhnya lagi.

Riana menunduk dan terisak, sekarang dia cengeng, entah kemana jiwa anti banting nya dulu.

"Capek banget Al, pengen mati aja,"

Al menarik Riana kedekapan nya, tangan nya mengusap lembut rambut Riana.

"Nangis aja, hidup Lo udah terlalu berat, Lo masih hidup sampai sekarang aja udah suatu keajaiban,"

"Tapi untuk kedua kalinya gue ngomong, mati bukan jalan terbaik buat nyelesaiin masalah lo—

—jadi, jangan aneh-aneh ya cantik?"

Riana hanya mengangguk saja, isakan kecil nya tak kunjung reda.

Si Culun Glow Up [TERBIT]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें