-34-

26.5K 3.2K 26
                                    

Riana berjalan menuju lapangan, seperti biasa ia datang dari arah belakang.

Ia sedikit memelankan langkah nya, di depan ada Al yang berjalan dengan satu tangan di saku celana nya, ia tidak tau kemana laki-laki itu beberapa hari ini.

Riana menggeleng kan kepala nya, apa peduli nya.

Eh itu si pembully itu ya?

Eh dia Dateng dong, mental baja banget.

Nyali dia keren ya?

Kalok gue sih nggak punya muka lagi buat kesekolah

Entar yang datang siapa ya? Kalau ortu dia udah nggak ada?

Kepala panti asuhan kali hahaha

Riana melirik kumpulan siswi yang mungkin berjumlah 9 orang.

Saat ingin membalas omongan mereka, ia terdiam, cukup, ia tidak ingin menimbulkan masalah baru lagi, tugas nya sekarang untuk menyelesaikan masalah yang sudah didapat nya sekarang, jangan aneh-aneh lagi.

Terakhir kali saat ia merasa keren atas tindakan nya, ia malah mendapat masalah besar, jadi ia tidak mau mengulangi nya lagi.

Ia kembali berjalan menuju kelas nya.

"Na kamu nggak apa-apa?" Tanya Rea langsung saat Riana sudah sampai di bangku nya.

"Hm? Maksud Lo? Emang gue kenapa?" Tanya Riana beruntun lalu mengeluarkan buku nya, ia berniat untuk membaca-baca buku nya saja, kuping nya sudah panas mendengar cemoohan dari arah belakang bangku nya.

"Aku tau Na, kamu nggak usah pura-pura kuat," balas Rea dengan tatapan sendu.

"Kalok lo tau, kemana perginya nya Lo semalam?" Tanya Riana terkekeh pelan.

"Aku baru tau tadi Na, saat anak-anak ngomongin tentang kamu, semalam Ken nggak ngomong apa-apa sama aku, dia langsung bawa aku pulang, aku nelfonin kamu tapi hp kamu nggak aktif, makanya aku datang cepet mau langsung ketemu kamu," jelas Rea tidak sepenuhnya bohong.

"Maaf Na gue bohong lagi,"

Riana yang mendengar penjelasan Rea manggut-manggut saja, sebenarnya ia pun sudah memperkirakan jawaban apa yang akan Rea berikan, dan hanya meleset sedikit saja.

"Hp gue, gue matiin, ganggu soal nya," balas Riana.

"Na?" Panggil Rea lagi.

"Hm?" Sahut Riana tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Rea.

"Makasih dan maaf, makasih karena kamu udah nolongin aku dan, maaf gara-gara aku kamu jadi dapet masalah besar kayak gini," lirih Rea, mata nya sudah berkaca-kaca.

Akhirnya atensi Riana pun teralihkan.

"Hufft~ kenapa sih Re? Gue nggak apa-apa kok, bentar lagi masalah nya kelar, nggak perlu sampe mau nangis segala," ujar Riana menenangkan Rea yang mulai menangis.

"Tapi dimaafin kan?" Tanya Rea.

"Iya, dimaafin," jawab Riana cepat, lalu badan nya pun dengan cepat direngkuh oleh Rea.

"Makasih Na, kamu teman terbaik yang pernah aku temui,"

———————

Riana berjalan dengan lesu keluar dari kantor kepala sekolah.

Permasalahan selesai, selesai tanpa ada seseorang pun berada di kubu nya.

Hampir satu jam ia berdiri, ya tanpa dipersilahkan duduk, disaat siswi yang lain duduk bersama kedua orangtuanya, ia hanya diam mematung disudut antar satu kursi dengan kursi lainnya.

Si Culun Glow Up [TERBIT]Where stories live. Discover now