🦋 PART 47 🦋

7.3K 397 6
                                    

Selain Deni dan Emil yang menculik Alga secara diam-diam, masih ada Andi serta Baim yang juga melakukan hal serupa. Mereka berdua bertugas menculik Agas, membawanya dengan paksa ke sebuah gudang bekas.

"LEPAS, ANJING! SIAPA KALIAN?!" Agas berontak sekuat tenaga, meski kedua matanya tak bisa melihat karena ditutupi dengan sehelai kain hitam.

Andi maupun Baim sama sekali tak berniat mengeluarkan suara, mereka tidak basa-basi langsung mendorong tubuh Agas hingga tersungkur ke tanah. Kedua tangan cowok itu yang terikat ke belakang membuatnya kesulitan untuk duduk.

Agas bingung dirinya berada di mana. Awalnya ia dicegat ketika sedang berkendara oleh sebuah mobil jeep hitam. Tanpa basa-basi dua orang langsung membungkus kepalanya dengan karung hingga ia tak sempat melakukan perlawanan. Ia pun tak tahu nasib motornya kini yang tergeletak begitu saja di jalanan.

"Kata Dokter Oki gimana?" tanya Baim seraya menoleh pada Andi.

Yang ditanyai memasukkan hapenya kembali ke dalam kantong setelah berbicara beberapa patah kata dengan dokter Oki. "Mereka masih otw. Lebih baik tutup aja pintu gudangnya dulu."

Baim memanggut. Keduanya pun menutup pintu gudang hingga berdebam nyaring. Seisi gudang pun dilingkupi kegelapan.

"WOI LEPASIN GUE!! LO SIAPA, ANJ?! KENAPA NINGGALIN GUE DI SINI?!" ujar Agas lantang. Urat-urat di lehernya timbul, mukanya memerah.

Dalam setengah jam, sebuah mobil sampai di depan gudang. Dokter Oki maupun Kiara keluar dari dalamnya, mendekati posisi Andi dan Baim yang berjaga di luar gudang.

"Buka pintunya," titah Dokter Oki yang langsung dua laki-laki itu patuhi.

Ketika Dokter Oki dan dua laki-laki itu masuk, Kiara tidak ikutan. Ia ambil langkah mundur, dan kembali ke mobil untuk mengambil jeriken berisi bensin. Cewek itu membawanya masuk ke gudang, tak lupa dengan korek api di tangannya.

Mendengar suara pintu gudang terbuka, Agas secepatnya menoleh. "SIAPA ITU?! TOLONG GUE! LEPASIN! APA-APAAN INI?!"

Rahang Kiara menegang, ia membidik Agas dengan tatapan tajam yang penuh dendam. Laki-laki ini, adalah salah satu orang yang telah memperk*sanya secara bergilir.

DUG!

"ARGH!"

Kiara menendang punggung Agas dengan keras. Urat di pelipisnya timbul, kemarahannya kembali meluap. Mengingat kejadian naas yang dialaminya tempo hari, membuat Kiara jijik sekaligus geram pada cowok brengsek ini.

"Anjing," desis Kiara berapi-api.

DUG!

Satu tendangan lagi kembali mendarat tepat di kepala belakang Agas. Cowok itu tersungkur, menjerit keras karena kepalanya berdenyut nyeri. Sepatu Kiara yang berat dan besar mampu membuat kekuatan tendangannya bertambah.

"AKH SIALAN! SIAPA LO, ANJING?! PENGECUT! BERANINYA KEROYOKAN!"

Kiara mendengus. Mentang-mentang mata cowok itu ditutup, Agas sembarangan berkata padahal tidak tahu apa yang sedang terjadi sebenarnya.

"Dokter, dokter keluar aja. Kalian berdua juga," suruh Kiara, melirik mereka bertiga lewat ekor mata.

Dokter Oki mengernyitkan dahi. "Kamu yakin? Dia dalam kondisi sadar. Bagaimana kalau terjadi sesuatu sama kamu?"

Kiara tetap menggeleng. "Ngga pa-pa, Dok. Semuanya akan baik-baik aja, kecuali nih anjing." Mata Kiara bergulir menatap Agas.

"Suara cewek? Dokter? Ha?" Agas sayup-sayup menguping perbincangan mereka. Ia terperangah, sebelum kemudian kembali berteriak lantang meminta kebebasan. "SIAPA KALIAN?! CEPET LEPASIN GUE, ANJ! KALO NGGA, GUE BAKAL—"

ANIMOUS #1 | 2022 [ END ]Where stories live. Discover now