🦋 PART 32 🦋

8.6K 517 75
                                    

pengen banget tiap paragrafnya diramein sama komentar. tapi sadar readernya orang sibuk semua.🥲😔

____________


Karena hape Leana berbunyi melulu sedangkan orangnya lagi ke toilet bersama Thalia, jadi Dysis memutuskan melihatnya. Banyak notifikasi masuk dari berbagai medsos cewek itu.

"Rekaman apaan nih?" Dahi Dysis otomatis mengernyit saat melihat sebuah rekaman dikirimkan oleh Leana ke nomor Thalia.

Rekaman itu pun diputar dan memperdengarkan obrolan suara cowok. Walau samar-samar, tapi Dysis masih bisa mendengar jelas obrolan dalam rekaman tersebut.

Seketika, bibir Dysis yang terkatup rapat mulai menganga, tak cukup percaya pada isi rekaman tersebut.

"Apa-apaan?" gumam Dysis sedikit tercekat.

Tepat saat itu, Thalia serta Leana kembali dari toilet. Mereka cukup kaget ketika Dysis memegang hape Leana dengan ekspresi tak biasa.

"Dy-Dysis!" Segera saja ia berlari mendekat pada temannya itu untuk merebut hapenya lagi. Tapi Dysis tak membiarkan hal itu terjadi, langsung menjauhkan hape Leana dari jangkauannya.

"Ini suara Elgar sama temen-temennya kan?" Dysis mempertanyakan.

Leana dan Thalia saling melempar lirikan, ada raut tak enak hati di wajah masing-masing.

"Jawab!" sentak Dysis emosi.

Terpaksalah Leana mengangguk pelan. Katanya, "Tapi gue bisa jelasin, Dy..."

"Gak!" Dysis menghardik. "Gak ada apa-apa yang perlu dijelasin. Dari rekaman ini, gue sekarang tau kalo kalian selama ini nyembunyiin fakta bahwa Kiara adeknya Elgar. Kalian udah tau, tapi kenapa kalian sembunyiin itu dari gue? Sengaja banget, ya, mau bikin hubungan gue sama Elgar ancur?!"

Leana tetap menggeleng. Dia sama sekali tidak bermaksud begitu.

"Dy, dengerin dulu Leana mau ngomong." Thalia menengahi, menatap Dysis penuh permohonan.

"Iya, Dy. Jadi sebenernya gue sama Thalia udah tau kalo Elgar dan Kiara itu kakak adek. Cuman gue masih sembunyiin dari lo karena gue pengen lo tetep bully Kiara. Gue ga pengen lo berhenti bully dia," jelas Leana cepat.

Dysis memandangnya heran. "Kenapa?"

"Gue benci dia, Dy. Kalo lo berhenti bully dia, gue ga bakal punya alasan buat ikutan bully Kiara. Gue benci banget sama Kiara karena dia sering dinotice Arvin. Gue ga suka ada cewek yang bisa curi perhatian Arvin," sambung Leana.

Fakta baru bagi Dysis.

Jadi selama ini Leana menyukai Arvin? Pantas saja Leana tak pernah tertarik dengan cowok manapun yang mendekatinya. Ternyata gebetannya adalah cowok itu? Adek kelasnya sendiri?

Leana menyentuh kedua pundak Dysis. "Lo ngerti kan? Gue ga ada niatan buat bikin hubungan lo sama Elgar hancur. Gue cuma pengen, Kiara dibully karena dia selalu aja caper ke Arvin. Gue ga terima hal itu, makanya gue rahasiakan rekaman ini dari lo. Maafin gue."

Dysis diam. Entah apa yang kini sedang dipikirkan.

***

"Ah bodoh lo. Bukannya seneng akhirnya putus, malah nangisin tuh setan!" ketus cowok berambut pirang itu. "Lagian apa yang lo lakuin selama ini, jauh dari rencana awal. Lo tolol banget dah."

Dysis yang kesal diumpati terus menerus akhirnya melempari sepupu jauhnya itu dengan kulit kacang. "Lo jangan ngumpat gue terus, njing! Terserah gue mau kek gimana pun, ini idup gue kalo lo lupa!"

"Ya lo sih, ngapain malah jatuh cinta beneran? Kan gue dah bilang, lo macarin Elgar cuma buat bantu gue jebak dia. Bukannya kebawa perasaan!" tukas si cowok rambut pirang.

ANIMOUS #1 | 2022 [ END ]Where stories live. Discover now