TERATAI 39

55.4K 7.6K 2K
                                    

Sangat mohon maaf terlambat update, di sini lagi hujan. Jadi tunggu kilatnya hilang baru aku berani buka HP😭🙏🙏
.
.
.

Sebelum lanjut baca vote dulu.
Selain 3 hari sekali, aku liat vote komen juga. Kalau udah tembus baru hari ketiga langsung up, tapi kalau belum ... ya tunggu aja🤭🙏
.
.
.

“Kamu memang bukan barang, tapi setengah hidupmu itu adalah milikku.”
~Zayyan Elvano~

39. Singa merah
.
.
.

"Ini udah gantian. Sekarang kamu tidur." Alara mengusap puncak kepala Elvano dengan lembut. Cowok itu saat ini sedang mendekap erat tubuh Alara. Sampai-sampai gadis itu susah bergerak.

"Elus lagi sampai gue tidur. Gantian, tadi gue manjain lo waktu makan sampai selesai. Sekarang giliran lo yang manjain gue sampai tidur," ucap Elvano semakin membenamkan wajahnya di ceruk leher Alara.

"Iya," jawab Alara pasrah.

Lima menit berlalu, tapi Elvano tak kunjung tidur. Ia kembali duduk menghadap ke arah Alara yang benar-benar sudah mengantuk. Gadis itu sudah berkali-kali menguap, tapi ia tidak tega tidur sebelum Elvano bisa tidur.

"Lo ngantuk, ya?" Elvano bertanya hal yang seharusnya tidak usah ia pertanyakan.

"Iya ngantuk, makanya ayo tidur," ajak Alara.

"Gue nggak bisa tidur. Nggak tau kenapa," jawab Elvano menghela napas.

"Jadi kamu maunya apa, Kak? Aku baca sholawat kamu mau?"

Elvano menggeleng. "Gue mau dengar lo bercerita aja. Cerita apapun. Cerita yang sering Alif bilang misalnya," pinta Elvano. Alara tersenyum.

"Baiklah-baiklah. Demi suami akan aku lakukan," kata Alara terkekeh. Gadis itu bangkit dari kasur, lalu berjalan menuju kamar mandi. Hal itu menimbulkan beberapa pertanyaan di kepala Elvano.

"Lo mau ngapain di kamar mandi, istri?"

"Mau wudhu, biar ngantuknya hilang," jawab Alara menoleh sebelum benar-benar masuk ke dalam kamar mandi.

Saat Alara berada di kamar mandi, Elvano senyum-senyum sendiri.

"Nggak sia-sia Papa nabrak Abu—eh!" Elvano langsung tersadar dengan apa yang ia ucapkan.

Pria itu langsung menepuk-nepuk mulutnya karena salah bicara. "Mulut si pendosa, memang meresahkan," gumamnya.

"Astaghfirullah." Untuk pertama kalinya Elvano beristighfar dengan tulus setelah berbuat kesalahan.

"Wahai Abu Ridwan mertuanya Elvano, maaf banget tadi Elvan nggak sengaja ngomong gitu, sueeeerr!" Elvano menyatukan kedua tangannya seperti memohon sambil melihat ke langit-langit kamar. Ia seolah-olah menganggap ada almarhum Abu Ridwan di sana. "Refleks banget ini mulut," lanjutnya.

Alara yang baru selesai wudhu mengernyit heran melihat tingkah suaminya.

"Kamu ngapain, Kak?" celetuk Alara bertanya. Elvano langsung menyembunyikan tangannya ke belakang tubuhnya dengan salah tingkah.

"G-gua? Gueeee, gue cuma nangkap nyamuk," alibi Elvano. Alara hanya geleng-geleng heran. Gadis itu duduk di samping Elvano.

"Ayo kamu mau apa? Mau cerita apa? Mau tanya apa?"

Elvano langsung berbaring, begitupun dengan Alara. Posisi mereka sekarang berhadapan. Wajah Alara masih basah karena air wudhu.

"Hm, gue mau nanya random aja ...." Elvano menghentikan ucapannya seolah-olah sedang berpikir.

TERATAI Where stories live. Discover now