TERATAI 29

57.8K 7K 1.1K
                                    

Typo bertebaran, belum dibaca ulang

29. Kerja
.
.
.

"ABANG SEMPRUL MAU APAIN MBAK ALAAAA?"

"Sialan! Ada aja yang ganggu," umpat Elvano

Elvano segera menjauhkan wajahnya dari depan wajah Alara.

Sedangkan Alara memejamkan matanya dengan tangan memegang dada untuk memeriksa detak jantungnya yang berdetak abnormal.

"Ngapain balik lagi, Aliiiif? Bilangnya takut telat?" tanya Elvano kesal. "Udah bagus tadi dia masuk ke masjid," lanjut Elvano bergumam.

"Alif mau ambil peci, tadi jatuh pas mau keluar," jawab Alif menunjuk pecinya.

Elvano berdecih. "Makanya keluar dari mobil itu jangan bar-bar. Untung pecinya yang nyangkut, bukan kepala lo," gerutu Elvano.

"Kak, kok ngomongnya gitu?" tegur Alara.

"Habisnya dia ganggu," jawab Elvano.

"Ganggu apa--

"Berantemnya nanti lagi, Alif masuk dulu assalamualaikum!" celetuk Alif.

Brak

Pintu mobil Elvano kembali ditutup dengan keras oleh Alif.

"Waalaikumsalam," jawab Alara. Ia menoleh ke Elvano yang hanya diam. "Jawab, Kak. Jawab salam hukumnya wajib," tutur Alara.

"Bukannya sunah?" jawab Elvano ngasal.

Alara tersenyum. "Jawab salam hukumnya wajib, ucap salam baru hukumnya sunnah."

Elvano hanya mengangguk. Wajahnya masih terlihat sebal.

"Sholat di masjid ini yuk!" ajak Alara.

"Sholat?"

"Iya, sholat ashar. Kita belum sholat," jawab Alara.

"Lo aja, gue--"

"Mau alasan apa Kak?" tanya Alara mengulum senyum.

"Oke-oke," pungkas Elvano mendengus.

Akhirnya Elvano menurut. Pria itu terus mengikuti langkah Alara yang mau mengambil wudhu.

"Kamu ngapain ke sini?" bisik Alara seraya menarik Elvano untuk menjauhi dari tempat wudhu wanita.

"Ikutin lo. Mau wudhu 'kan?"

Alara menepuk keningnya. "Kak Elvano, kamu nggak liat itu bacaannya?" tanya Alara menunjuk tulisan di dinding di atas kran.

"Terus? Masalahnya apa?" tanya Elvano heran.

"Ini tempat wanita, jadi pria dilarang ke sini. Tempat wudhu pria itu di sana," jawab Alara, lalu menunjuk kamar mandi dan tempat wudhu pria.

Elvano mengikuti arah tunjuk Alara, sekali lagi ia melihat di sekitar tempat ia berada sekarang. Ada beberapa ibu-ibu yang menatapnya tidak suka. Mungkin ibu-ibu itu ingin berwudhu, tapi tertunda karena adanya Elvano di sana.

Pria itu menatap kikuk. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Sana kak, nanti dimarahin ibu-ibunya," usir Alara sambil mendorong tubuh Elvano untuk menjauh.

Elvano mengangguk. "Gue ke sana dulu. Kalau udah selesai sholatnya langsung ke mobil. Gue tunggu di mobil," pesan Elvano.

"Kamu sholat juga kak! Awas aja kalau kabur," peringat Alara balik.

"Kalau gue sholat dapat apa?" tanya Elvano menaik-turunkan alisnya.

"Dapat pahala, toh, Kak." Alara terkekeh.

TERATAI Where stories live. Discover now