TERATAI 01

124K 10.8K 1.6K
                                    

“Berjalan dengan apa adanya, hidup dengan semestinya. Bagi sebagian orang, menunggu pun adalah sebagian dari perjuangan hidup.”

══━━━━✥◈✥━━━━══
HAPPY READING
══━━━━✥◈✥━━━━══

Sebuah motor besar berwarna hitam sedang melaju dengan kecepatan tinggi.
Si pengendara tidak memperdulikan orang-orang yang telah menyumpah-serapahi dirinya.

Ia tetap tenang mengendarai kuda besi kesayangannya. Tepat saat di depan gerbang yang menjulang tinggi, motornya berhenti.

Setelah gerbang itu terbuka, ia kembali melajukan motornya untuk memasuki kawasan tersebut.

Di parkiran sudah ada keempat sahabatnya yang sedang nongkrong untuk menyambut kedatangannya.

"Woy! Lo masih niat ngampus jam segini?"

"Iyalah!" jawabnya santai.

"Bos gue patut dismackdown emak-emak, nih!" cerca laki-laki berambut pirang. Si cerewet, paling heboh bak emak-emak lagi arisan, playboy cap gajah. Namanya Eki Nugroho. Pemilik senyum yang manis, wajah yang cukup tampan, tidak sedikit wanita yang mengantri menjadi pacarnya. Walau ia playboy, tapi cowok satu ini anaknya tajir melintir. Jadi tidak heran ia menjadi salah satu incaran gadis-gadis di kampusnya.

"Lo bolos satu mata kuliah, El!" ujar sahabatnya yang satu lagi dengan nada menegur. Yang satu ini penampilannya lumayan rapi. Anaknya rajin, disiplin, suka mengingatkan kesalahan yang dilakukan oleh ketiga teman bandelnya. Namanya Zayden Abdijaya. Mahasiswa teladan, berkulit putih bersih. Mahasiswi di kampusnya biasa memanggilnya Oppa Zayden, karena wajahnya mirip Oppa-oppa. Padahal wajahnya mewarisi garis keturunan dari sang nenek yang berasal dari negeri tirai bambu bukan dari negeri Ginseng.

"Gue bosan liat dosan cerewet itu. Nggak bisa diganti apa?"

"Lo kira pakaian, seenaknya gonta-ganti," cibir sahabatnya yang lain. Kulit tidak terlalu kecoklatan, tapi bersih. Alis tebal, rahang yang kokoh. Tidak suka bercanda, omongannya sedikit pedas. Namanya Dylan Ganendra. Cowok yang satu ini mempunyai wajah bule yang sangat memikat, tapi siswi-siswi banyak yang mundur duluan daripada mendapatkan jawaban pedas dari bibirnya yang cukup penuh.

"Lan, sekali ngomong lo bawaannya pingin gue tampol!" ungkap satu laki-laki lagi yang sedari tadi diam. Yang satu ini tidak jauh berbeda dari Eki. Namanya Galih Saguna. Hal yang paling menarik dari wajah Galih adalah bola matanya yang berwarna biru bersinar. Dilihat dari matanya saja, orang bisa menebak betapa ceria dan rewelnya seorang Galih Saguna.

"Tampol aja, Gal! Ikhlas gue." Nah, ini yang menjadi topik pembicaraan sejak ia datang. Anak ke-2 dari 3 bersaudara keluarga Raymond. Mantan ketua geng ACE angkatan 4 ketika mereka masih SMA. 

Dialah Zayyan Elvano Raymond.

Diantara ketiga sahabatnya, dialah yang paling mencolok. Sekaya-kayanya Eki, lebih kaya Elvano. Setampan-tampannya Dylan si mulut pedas, tetap saja Elvano mempunyai daya tarik tersendiri. Seindah-indahnya bola mata Galih, lebih indah lagi bola mata hitam legam milik Elvano. Sedisiplin-disiplinnya Zayden, tetap saja Elvano yang paling bandel.

Rambut selalu dibiarkan berantakan, alis hitam nan tebal, bulu mata panjang yang cukup lentik, kulit bersih tidak terlalu putih dan tidak pula terlalu coklat. Tubuh tinggi, tapi tidak setinggi Dylan.

TERATAI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang