TERATAI 11

61.7K 7.9K 1.4K
                                    

Oke gak jadi update nanti malam,
gak tegaaa
Soalnya udah banyak yg bolak-balik spam komen biar aku update 🖤
Love you🤭

Jam berapa kalian baca ini?

Seperti biasa, target tembus

Ada typo tolong di tandain, ya. Jangan sungkan buat komen-komen🌚

Kalo ada nama yang keliru, atau terselip nama Agraven dan Aza di sini tolong lapor. Soalnya habis ngetik di sana langsung pergi ke sini😅

.
.
.

Suasana rumah Alara saat ini begitu ramai. Menit-menit sebelum pelafalan ijab qobul, Elvano sudah duduk gelisah di tempatnya.

Sudah berapa kali ia menarik nafas kasar. Telinganya juga sudah panas mendengar kicauan para sahabat yang terus menggodanya.

"Bentar lagi jadi kepala keluarga kiw!" Itu suara Galih.

"Yang bentar lagi punya teman tidur ahay!" Yang ini suara Eki.

Rasanya Elvano ingin menendang kedua manusia itu agar enyah dari penglihatannya saat itu juga. Sudah tau banyak tamu, mereka terus saja membuatnya kesal.

"Elvan," bisik Tari di sampingnya.

"Apalagi Mamaaa?" jawabnya geram.

"Ingat nanti waktu jemput Alara di kamar, jangan lupa ucap salam," peringatnya.

"Salam? Assalamualaikum?" tanyanya bingung.

"Waalaikumsalam," jawab Tari terkikik. Elvano mendengus kasar.

"Serius aku nanya," balas Elvano berbisik.

"Astaghfirullah, emang salam gimana lagi yang kamu tau semasa hidup, Elvano! Nggak usah aneh-aneh, deh."

"Salam pramuka! Salam corona! Salam sayang--"

Plak

Paha Elvano terasa nyeri akibat geplakan sadis dari tangan Tari. "Udah mau jadi suami, kamu jangan kebanyakan ulah!"

"Aku jawab sesuai pertanyaan, kok."

"Sudahlah, ingat pesan Mama. Ucapkan salam, terus masuk--"

"Aku ngapain disuruh masuk ke kamarnya, Ma? Langsung malam pertama?" tanyanya sangat polos natural bin frontal.

"Ya Allah berikan hamba kesabaran kalo ngomong sama berandal satu ini," gumam Tari menahan kegeramannya.

"Setelah ucap salam, kamu masuk. Nanti Alara bakal cium tangan kamu. Nah, kamu balas cium kening dia," jelas Tari.

"Cium kening doang?" tanya Elvano tanpa sadar sedikit mengeraskan suaranya.

Kesempatan para sahabat untuk kembali menggoda Elvano. Terutama Eki dan Galih.

"Uhuy-uhuy! Tahan bos! Jan langsung nyosor!" ledeknya tidak tahu malu. Zayden langsung menyikut perutnya. "Sakit, Zay!" ringisnya sambil mengelus perut.

Elvano mengedarkan pandangannya untuk mencari seseorang. Ia menoleh ke belakang di mana ada Dylan duduk tepat di belakangnya. "Nila mana?"

"Di kamar calon bini lo." Bukan Dylan yang menjawab, tapi Rayyan yang duduk di samping kiri Dylan.

"Sama siapa?" tanyanya lagi.

"Nggak usah nanya cewek lain lagi, udah jelas mau nikah," sindir Rayyan.

"Bukan urusan lo, Dinosaurus," balas Elvano kesal.

"Dia sama kak Lena," celetuk Dylan.

Elvano mengangguk. Ia kembali menghadap ke depan. Jantungnya kembali berdetak tidak normal saat melihat wajah pak penghulu dan wali hakim dari Alara.

TERATAI Where stories live. Discover now