TERATAI 34

55.2K 7.6K 1.8K
                                    

“Api neraka 70× lebih panas dibandingkan dengan api di dunia”


بسم الله الرحمن الرحيم

═━━━━✥◈✥━━━━══
      HAPPY READING
══━━━━✥◈✥━━━━══

34. Pacaran
.
.
.

Elvano menatap empat orang yang duduk di hadapannya dengan tatapan datar. Tangannya dilipat di depan dada.

Sedangkan yang ditatap hanya memasang ekspresi watadosnya yang kelewat santai.

"Nagapin tadi, El?" Cowok dengan bola mata biru membuka suara terlebih dahulu. Dia Galih. Bahkan matanya berkedip-kedip menggoda Elvano.

"Neng Alara sampe kicep, tuh!" sahut cowok berambut pirang di samping Galih. Dia Eki Nugroho, jangan lupakan alisnya yang dinaik-turunkan menunjuk ke arah Alara yang duduk di samping Elvano.

Elvano langsung mengikuti arah tunjuk Eki, yaitu ke arah Alara. Benar saja, istrinya terus menunduk. Elvano menahan tawanya melihat hal itu. Pasti Alara sangat malu, pikirnya.

"La, lo liat apa tadi di balik baju Elvan?" tanya Galih lagi.

"Lihat roti, ya, La? Sobek nggak?" sambung Zayden.

"Zay!" peringat Elvano. Tidak biasanya Zayden ikut tingkah Eki dan Galih yang menyebalkan.

Lihatlah, Alara semakin malu dibuatnya.

"Ngapain kalian ke sini? Masuk rumah orang nggak ketuk pintu dulu? Mana sopan santunnya?" tanya Elvano ketus.

"Jangan ngomong sopan santun kalau yang ngomong aja nggak punya sopan santun," jawab Dylan angkat suara.

"Sialan!" umpat Elvano menatap sinis ke arah Dylan.

"Bang Dylanda kalau ngomong sukanya yang mak jleb!" sahut Aki tertawa ngakak.

"Daripada lo ngomong nggak pernah ada manfaatnya," balas Dylan.

"Bahahaha!" Giliran Galih dan Elvano yang tertawa. Jangan lupakan Zayden yang hanya tersenyum.

Alara? Gadis itu masih menstabilkan detak jantungnya.

"Ngapain kalian ke sini? Kangen sama gue? Baru juga sehari nggak ketemu," ujar Elvano lagi.

"Neng Alara! Suaminya kok sangat percaya diri?" tanya Eki pada Alara.

"Jangan tatap istri gue!" Suara Elvano mengundang seluruh pasang mata untuk melihat ke arahnya. Tak terkecuali Alara.

"Istri gue, anjaaayyy!" goda Eki menepuk Galih di sebelahnya

Elvano diam. Jika ia berbicara lagi hanya akan mengundang ejekan dari makhluk astral seperti sahabatnya itu.

"Aku ambilkan minum dulu, Kak." Alara menoleh ke arah Elvano.

"Enggak usah, bentar lagi mereka pasti pu—"

"Enggak usah repot-repot, Alara. Tapi kalau maksa kita bakal terima dengan sangat senang hati, kok! Kapan lagi bisa minum buatan istri orang. Bener nggak, Jay?" potong Galih dan bertanya kepada Zayden.

"Iya," jawab Zayden terkekeh.

Alara mengangguk, lantas ia berdiri dan berjalan menuju dapur.

Elvano memperhatikan punggung Alara yang sebentar lagi hilang dari pandangannya. Hal itu disadari oleh Zayden.

TERATAI Where stories live. Discover now