TERATAI 03

70.6K 8.5K 817
                                    

“Dia layaknya alarm penyemangat, ketika alarm itu berhenti berbunyi bahkan tidak bisa berbunyi lagi, semangatku memudar. Kepergiannya adalah hal yang sangat menyakitkan.”


بسم الله الرحمن الرحيم

═━━━━✥◈✥━━━━══
HAPPY READING
══━━━━✥◈✥━━━━══

"Kala!"

"Hai Mei. Hmm, Mei ...."

"Kenapa, lo?" sahut Mei, lalu duduk di bangkunya di samping Alara.

"Maaf, ya. Aku lupa balikin buku fisika kamu. Pasti tadi malam kamu nggak belajar," ujar Alara merasa bersalah.

"Hahaha, yang benar Aja, La! Lo, kan, tau gue mana pernah belajar. Waktu ujian sekalipun," balas Mei tertawa. Lagian, Alara seperti baru mengenalnya saja.

"Siapa tau kamu dapat hidayah, terus mau belajar."

"Wah, ngeledek, nih, anak--"

"Bukan-bukan gitu maksud aku, Mei. Aku nggak bermaksud ngeledek kamu," potong Alara cepat.

"Iya-iya. Gue juga paham kali, La. Lagian kita itu udah tiga tahun kenal," sahut Mei.

Alara tersenyum. Kemudian ia mengambil buku Mei dari dalam tasnya. "Nih, sekarang kamu belajar. Masih ada waktu sebelum Bu Dewi masuk," ujar Alara mengulurkan buku milik Mei.

Mei berdecak sebal. Sungguh, kepalanya langsung berdenyut saat membuka buku miliknya yang menampilkan beberapa deret angka yang ia tulis secara acak.

"Kala! Ini rumus apa rumus?" tanyanya frustasi.

"Yang nulis siapa, Mei?" tanya Alara.

Mei berdecak, kemudian menutup bukunya secara kasar, lalu menunjukkan nama di sampul buku ke arah Alara. Di sana tertulis nama Meilia Kiffa.

"Nama gue, kan, La?" tanya Mei kesal. Alara hanya menggeleng-geleng Karena tingkah Mei.

"Nanti contekin gue, ya, La?" bujuk Mei dengan muka melas andalannya.

"Astaghfirullah, Mei. Kita sebulan lagi ujian akhir. Jangan buat dosa terus, nanti ujiannya dipersulit, mau?"

"Ih, gitu amat ngomongnya," sungut Mei.

"Cepat belajar, Mei. Bentar lagi masuk," tegur Alara.

"Besok aja pas mau ujian belajarnya. Sekarang gue mau tanya sesuatu sama, lo."

"Tanya apa?" Mata Alara masih terfokus ke bukunya.

"Kemarin lo ditabrak sama salah satu anggota ACE angkatan 4 ya, La?"

"Heeum," jawab Alara seadanya. Lagian siapa yang tidak tau geng ACE di sekolahnya.

"Jadi beneran kata gosip-gosip geng Citrus?" tanya Mei heboh.

"Geng Citrus?" heran Alara. Ia baru pertama kali mendengarnya.

"Hehe, Citra maksudnya, La."

"Kenapa digosipin?"

"Nah! ini, nih! Kata lo biasanya gini ... ASTAGHFIRULLAH!" balas Mei. Ia sengaja mengeraskan kalimat istighfar.

"Apa, sih, Mei?"

"Astaghfirullah banget, lo! Yang nabrak lo itu geng ACE, Sakya Alara! Tempat para cogan WHS berkumpul!" seru Mei.

"Lalu?"

TERATAI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang