31- PEDULI SIAPA?

1.2K 160 9
                                    

"Jangan takut mati, tetapi takutlah hidup yang tidak hidup."
-Syams Tabrizi-

3 tahun kemudian....

Abida menelusuri Supermaket yang berada di dalam City Center Alexandria. Perempuan itu tersenyum tipis ketika teringat bahwa esok hari dirinya akan dijemput oleh Khair dan keesokan harinya mereka akan sama-sama pulang ke tanah airnya.

Perempuan itu memilih asal untuk stok makanan seraya terus mendorong trolinya dengan santai. Ingin melangkah lebih lanjut tapi dirinya menemukan objek yang tak asing, cowok itu sedang melihat ke arahnya dengan senyum lebar.

Farel.

Cowok itu mendekat seraya menenteng sebuah buku.

"Ning?"

Abida mundur selangkah. "Kamu di sini juga?"

Farel tertawa. "Lama nggak ketemu. Kamu pangling, ya..."

Abida hanya bisa tersenyum. Kentara sekali bahwa perempuan itu tak nyaman akan pembicaraannya dengan Farel.

"Kapan nikah, Rel?"

Pertanyaan random lolos begitu saja dilisan Abida. Farel tersenyum tipis.

"Kamu sendiri kapan punya momongan?"

Melihat Abida yang langsung terdiam membuat Farel menggaruk tengkuknya merasa bersalah.

"Kan, kalo udah punya, saya mau nikah, nih. Nanti anak kita jodohin aja."

Abida refleks tertawa seraya melirik buku yang berada digenggaman Farel. "Itu buku apa?"

Farel mengangkat buku tersebut. Cowok itu mengedikan bahunya. "Saya nggak berpengalaman tentang cinta tapi pas saya buka buku ini saya malah jatuh cinta."

Abida tertawa untuk kesekian kalinya. Berkali-kali dirinya ingin tahu apa buku yang berada digenggaman cowok itu.

"Ngomong-ngomong boleh minta tolong nggak?"

Abida menaikan sebelah alisnya.

Farel berdehem. "Jadi gini, kebetulan besok saya mau pulang. Mau bawain oleh-oleh buat keluarga. Kamu mau bantu?"

"Kenapa nggak sendiri?"

"Saya bingung. Kuenya keliatan enak semua."

Abida tertawa. Tanpa menjawab perempuan itu berjalan ke arah tempat kue.

"Roti Isy aja gimana?"

Farel mengambil roti tersebut yang terlihat menggiurkan. "Ini doang?"

Abida menatap semua kue tersebut dengan tatapan berbinar. "Saya pilihin tapi ada syaratnya!"

Pemuda yang berada di sampingnya tertawa. "Santai aja. Kamu mau apa?"

"Saya mau ngoleksi semua kue yang ada di sini buat dipamerin ke suami. Boleh?"

Farel tercengang. "Kamu ngidam?"

Di sisi lain....

Pahala Surgaku✓Where stories live. Discover now