7- NASEHAT SEORANG KHAIR

2.7K 313 3
                                    

Layaknya Mawar yang berduri, jadilah perempuan yang teguh pada pendirian dengan aturan yang telah Allah berikan.

"Subhanallah.... Kelakuanmu, ya...." Ada jeda. Hamzah terus memperhatikan tespack tersebut. "Pergi bawa ubi Cilembu, pulang-pulang bawa tespack!"

Khair mendengus seraya menaruh itu di meja. "Punya Oliv."

Rafa mengerutkan alisnya. "Kenapa bisa di kamu?"

Khair menatap Sarah seraya tersenyum. "Kira-kira kalian percaya nggak kalo Khair ngehamilin orang?"

Serempak mereka semua menahan tawanya. Pasha mengibaskan tangannya. "Jangan lawak kamu! Deket cewek aja nggak pernah."

Khair bersedekap dadanya. "Jadi kesimpulannya itu bukan ulah Khair."

"Tapi, kok, bisa ada di kamu?"

Khair berpikir sejenak. "Bisa. Kan Khair izin."

Rafa menggelengkan kepalanya seraya mengelus pucuk kepala anak tersayang. "Tadi Abi dapet telpon dari sekolah kalo kamu mecahin kaca anak kelas sebelah. Apa bener?"

Khair tertawa lucu. "Abi percaya?"

Rafa mengangguk mantap. "Seribu persen percaya. Karena kalo nggak dapet telpon begitu, justru Abi yang terheran-heran." Rafa mencoba tersenyum. "Alasan kamu ngelakuin itu apa?"

Khair bersender dibahu Sarah. "Hm... Khair liat ada temennya yang lagi sholat di dalem kelas tapi mereka pada berisik. Yaudah, aku pecahin aja kacanya."

Asyabila refleks menepuk keningnya. "Masya Allah, Adikku..."

Hamzah sudah geleng-geleng kepala. "Ini pemuda subhanallah banget! Sungguh sangat pintar Adikku hingga tidak bisa memahami!"

Ersha sudah tertawa ngakak. "Bukannya tersolusikan malah beneran ambyar fokus orang yang lagi sholat."

Sarah tersenyum pengertian. "Gini, Sayang.... Niatmu baik tapi caramu salah."

Khair mengangguk santai. "Emang Khair nggak pernah berbuat benar."

Mereka semua terdiam. Rafa menepuk tangannya mencoba mencairkan suasana.

"Abi sampe lupa!" Ada jeda. "Bendahara kelasmu sampe nelpon Abi katanya kamu nunggak uang kas udah sampe sembilan bulan."

Hamzah menatap tak percaya adiknya. "Ya Allah, Dek.... Uang kas nggak ada satu persen dari keseluruhan uang jajanmu, sumpah!"

Khair menatap Hamzah lurus. "Ya. Males bayar karena Khair nggak pernah make itu."

"Tapikan kamu di kelas itu, Sayang..." Timbrung Sarah.

Khair menghela napas. "Oke!"

"Oke apa?"

Khair menatap Rafa. "Besok Khair bayar."

•|•

"KHAIRRRRRRR!!!"

Elsa. Sang bendahara kelas itu dadanya naik turun melihat banyak sekali uang merah berserakan di atas meja.

Pahala Surgaku✓Where stories live. Discover now