25- ABIDADARI

1.3K 188 0
                                    

"Aku menunggu imamku dengan taat hingga Allah menyatukan kita di waktu yang tepat. Aku menunggumu begitu lambat tapi Allah membahagiakanku dengan hadirnya cinta yang tak sesaat."
-Abidadari Al-Arsy Auliya-

Di sore hari, Abida menelusuri sebuah tempat ternama di negera Mesir. Namanya taman Montaza.

Taman Montaza merupakan taman terbesar di Aleksandria. Luas taman ini mencapai 20 hektar. Lokasinya persis berada di sebelah laut Mediterania, di dalamnya terdapat istana Raja terakhir yang menguasai kota Aleksandria yaitu Raja Farouq.

Selain bangunan istana yang berdiri megah di pinggir pantai, jembatan merah, mercusuar, dan perkebunan kurma juga jadi ikon menarik bagi pengunjung. Suasana pantai yang sejuk mampu menghalau cuaca yang panas dan menghilangkan penat setelah seharian beraktivitas. Ditambah pemandangan yang menyenangkan semakin membuat pikiran menjadi segar dan tubuh lebih bersemangat.

Abida duduk usai mengitari sedikit tempat tersebut. Perempuan itu mengeluarkan sebuah ponsel di tasnya lalu menghadapkan ponsel itu ke arahnya.

Perempuan itu melambaikan tangannya dengan semangat lalu terkikik geli melihat Khair yang sepertinya sudah tertidur itu terganggu.

"Ganggu, ya?"

Khair menggeleng. "Enggak." Ada jeda. Cowok itu melihat belakang Abida. "Lagi di Montaza?"

Abida mengangguk. "Di sana udah malam, ya?"

Cowok itu mengangguk. "Kamu serius dapet lagi?"

Abida tertawa renyah. "Iya. Belum rezeki."

Tau arah pembicaraannya ke mana, Khair menggeleng menanggapinya. "Bukan gitu." Ada jeda. "Itu kenapa kira-kira bisa dua kali?"

"Karena hormon."

Khair mengusap wajahnya. "Belum murajaah!"

Abida tersenyum. "Mau tes apa?"

"Random aja." Ada jeda. "Dikit aja, lah. Surat Al-Baqarah dari ayat satu sampe sembilan belas nyeritain tentang apa?"

"Dari Mujahid, beliau bilang bahwa empat ayat pertama dari surat Al-Baqarah diturunin tentang golongan orang-orang mukmin, dua ayat selanjutnya tentang golongan orang-orang kafir dan tiga belas ayat selanjutnya tentang golongan orang-orang munafik."

"Haditsnya, Bidadari?"

"Hadits riwayat Alfaryabi dan Ibnu Jarir."

"Mumtaz!" Seru Khair seraya tertawa manis.

"Nggak ngantuk?"

Khair menggeleng. "Ditelpon sama kamu jadi enggak."

"Rindu nggak?"

Suaminya mengangguk. "Aku rindu sama kamu bukan karena kamu jauh."

"Terus karena apa?"

"Karena kamu ada di dalam hatiku."

"Gombal amat, Gus!!!"

"Gak ada gombalan dalam rumah tangga."

"Masa?"

"Hm...." Khair terlihat menekuk alisnya dan menatap tak suka.

"Kenapa?"

Pahala Surgaku✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang