The Doctor

145 18 3
                                    

Akhir pekan Anna gunakan untuk beristirahat, menghabiskan waktu dengan rebahan, dan bersantai ria sambil mendengarkan lagu kesukaannya. Ia sedang tidak ingin diganggu. Rasanya ingin sekali marah apabila tiba-tiba ada yang mengusiknya dan mengambil waktu istirahat yang singkat ini. Namun, semua itu patah begitu saja setelah ponsel Anna berdering. Ia mendapat telepon dari kantor.

Ini akhir pekan, batin Anna.

"Halo, dengan Anna di sini."

"Halo, ibu. Mohon maaf sebelumnya apabila kami mengganggu waktunya di akhir pekan ini. Sebenarnya, di sini ada customer yang ingin melakukan pemesanan, tetapi dia maunya sama ibu."

"Kok saya? Emangnya kenapa harus saya?"

"Soalnya katanya cocoknya sama ibu."

"Memangnya siapa, ya? Siapa nama customernya?"

"Dokter Cahya, Bu."

Terdengar helaan nafas Anna setelah mendengar Cahya.

"Ada apa lagi, sih?"

"Bagaimana, Bu?"

"Hah? Oh, nggak. Ya udah, apa yang harus saya lakukan?"

"Ibu tetap mau datang?"

"Iya."

"Di akhir pekan ini?"

"Pelanggan itu raja. Jadi kita harus melayani mereka dengan baik dan mereka puas dengan pelayanan kita. Kalau mereka mintanya hari ini, saya akan iyakan."

"Baik, Ibu. Akan saya beri tahu pelanggannya."

"Sama tolong bilang untuk lebih lanjutnya biar dia hubungi saya secara personal, ya."

"Baik, Bu."

"Okay, terima kasih."

Pip.

Anna menghela nafasnya kasar seraya memandangi layar ponselnya. "Bisa-bisanya dia yang ganggu akhir pekanku?" gumam Anna sedikit kesal. Anna mengakui bahwa dirinya ini sangata munafik. Ia sendiri yang mengiyakan permintaan Cahya, tetapi Anna juga mengutuk Cahya di belakang. Setelah itu, Anna bergegas untuk siap-siap sebelum ke kantor.

******

Cahya setia menunggu sampai Anna tiba. Ia hanya mengelilingi setiap barang dan apabila ada yang menarik hatinya, Cahya akan membelinya. Sesekali juga ia berselancar di media sosial dan membaca berita di ponselnya.

"Lama menunggu, ya?"

Cahya langsung menoleh ketika suara Anna masuk ke telinganya. Ia tersenyum tipis sambil mengamati Anna yang baru saja tiba.

"Iya," jawab Cahya singkat.

"Jujur banget jawabnya," celetuk Anna sambil menata barang yang menurutnya sedikit berantakan.

"Yah, masa saya harus bohong? Jawaban customer juga bisa jadi review buat pelayanan toko."

Anna menghela nafasnya panjang. "Pak dokter mau apa?"

"Kemarin sofa saya sudah datang, tapi saya butuh barang lain," ujar Cahya menjawab.

"Sudah coba keliling untuk memilih?" tanya Anna.

Cahya mengangguk, "dan gak ada yang masuk ke hati saya," jawabnya.

"Mau custom lagi?"

"Sure," jawab Cahya.

"Kenapa sih harus sama saya? Toko memang masih buka di weekend, tapi kan ini waktu saya untuk istirahat," ujar Anna mengeluh.

Cahya senyum-senyum sendiri mendengarnya. Suara Anna terdengar menggemaskan di telinganya. Anna berceloteh seperti anak kecil.

The ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang