Si Sulung Dan Si Bungsu

357 46 5
                                    

Ayu merentangkan tangannya tinggi begitu membuka mata. Ia memijat lehernya yang terasa cukup pegal karena tidur dengan posisi kepala yang miring selama berjam-jam. Langit masih gelap dan Ayu melihat jam yang tertera di mp3 player mobil Aga masih menunjukkan pukul 04.20.

Di sebelahnya, Aga juga masih tertidur pulas dengan wajah yang ditutupi snapback putih miliknya. Ayu menegakkan kursi yang semalam sengaja ia baringkan.

Semalam, Aga bilang pada Ayu hanya ingin memejamkan mata setengah jam karena sangat kurang tidur saat mengurus pemakaman Bima. Selagi menunggu Aga bangun, Ayu membaca materi untuk persiapan UAS, tapi Ayu tetaplah Ayunda yang tidak bisa menahan ngantuk. Baru saja membaca dua lembar, Ayu juga ikut tertidur.

Ia menggoyangkan bahu Aga pelan, membangunkan lelaki itu dan mengingatkannya untuk pulang.

"Ga..."

Kepala Aga bergerak, ia menyingkirkan snapback dari wajahnya. Mata sipitnya masih terbuka setengah dan menatap Ayu dengan pandangan sayu.

"Udah mau subuh."

Tubuh Aga langsung menegak dan memakai topinya di kepala.

"Astaga kebablasan aku tidurnya."

"Maaf ya, aku harusnya bangunin kamu, tapi malah ikut ketiduran."

Aga menegakkan dan memajukan kursinya.

"Mau cuci muka dulu nggak?" Tanya Aga, tangannya sudah bersiap memegang kemudi.

"Aku bawa tissue basah sih, mau usap muka pake itu aja."

Ayu membuka tas selempangnya yang ia taruh di samping kiri dekat pintu, ia mengambil dua lembar dan diberikan kepada Aga. Lelaki itu langsung mengusap wajahnya dengan tissue basah, begitupun Ayu.

Aga merasakan hidungnya sangat gatal dan ada yang menyumbat di pernapasannya. Ia membuka pintunya lebar.

Haaachiiiimmm

Dan akhirnya bersin.

Ayu langsung menoleh begitu Aga menutup kembali pintunya dan mengusap-usap hidungnya yang sudah merah.

"Ga, kamu flu?"

"Nggak tau nih, kok hidungku gatel banget ya? Kayak agak mampet juga."

Aga membuang tissue basahnya ke tempat sampah kecil yang ada di dekat persneling.

"Kan bener pasti ketularan. Kamu sih—"

Ayu menggigit bibir bawahnya, merasa sangat khawatir namun di saat yang bersamaan ia juga merasa bersalah. Harusnya ia nggak mengiyakan Aga semalam.

"Haha first kiss aku kok malah ketularan kamu sakit sih."

"Lagian siapa suruh minta cium."

"Kamu juga mau kan?" Aga memasang tampang jahilnya pada Ayu.

"Tau ah!"

Ayu juga tidak punya alasan untuk mengelak, ia juga bingung kenapa semalam ia tidak menolak. Tangannya bersedekap dan membuang mukanya dari Aga.

"Tapi, nggak apa-apa tau, Ay. Kan jadi berkesan, kalau diinget-inget buat nanti."

"Sssttt... Diem. Ayo pulang aja, keburu mataharinya muncul."

"Nggak mau nyari sarapan dulu?"

"Boleh deh. Nasi uduk yuk. Sekalian kamu habis itu minum obat, kita ke apotik dulu ya."

"Nggak usah minum obatlah—"

"Ga, minum. Biar cepet sembuh. Kakak kamu dokter masa kamu sakit kayak gini nggak minum obat sih."

point of viewWhere stories live. Discover now