Rest Area

371 49 3
                                    

"Eh... Neng, Ayu."

Ayu mencium tangan bu Ami, memberikan salam sopan saat masuk ke dalam kost Aga. Hari ini rencananya, mereka akan mengerjakan tugas bersama di ruang tengah kost Aga.

"Mau ketemu Aga ya?" Bu Ami lanjut bertanya.

"Iya bu, udah ketemu kok sama Aga tadi." Ayu tersenyum lebar.

"Udah makan belum neng? Ibu di rumah masak tuh, kalau mau ambil ke rumah sebelah ya, ada Uwan di rumah samping." Bu Ami menepuk bahu Ayu.

Ayu melambaikan tangannya cepat, berusaha menolak dengan sopan tawaran dari bu Ami, "Nggak usah bu, tadi Aga lagi masak soalnya di dapur belakang."

"Iya nggak apa-apa atuh, kalau kurang ambil aja ya. Ibu mau ke pengajian dulu. Mangga neng."

Ayu membungkukkan badannya menunggu bu Ami keluar dari rumah kost miliknya sendiri. Ia lalu kembali ke dapur belakang, menyusul Aga yang sedang menuangkan fettucini carbonara buatannya ke dua piring. Ayu menghirup dalam aroma masakan Aga yang sangat wangi.

"Wanginya enak banget, Ga."

Aga menoleh dan menaruh wajan bekas masakannya ke wastafel cuci piring, "Kamu kan tadi aku suruh tunggu depan."

"Aku yang cuci piring ya?"

"Ayu, tunggu depan aja."

Ayu mengabaikan Aga dan bergeser ke wastafel, menyalakan keran air, namun Aga putar lagi hingga keran itu mati.

"Loh, kok dimatiin?"

Aga menarik bahu Ayu agar menyingkir dari sana, "Udah kamu tunggu depan aja, jangan pegang apa-apa. Nih, bawa ini aja ke depan, awas ya hati-hati panas."

Ayu mendelik sebal pada Aga. Sejak tadi, Aga selalu memperingati Ayu agar nggak mengotori tangannya. Memang sih, Aga sempat mengajari Ayu bagaimana cara memasak carbonara dengan resepnya, tetapi, saat Ayu ingin mencoba memotong smoke beef, Aga langsung mencegahnya. Ayu juga menyarankan, kalau nanti ia saja yang mencuci piring, Aga pun tetap menolak.

"Pokoknya tugas kamu, tunggu aja. Nggak usah ngapa-ngapain, oke?"

Ayu membawa dua piring pada masing-masing tangannya ke ruang tengah. Lalu, dua piring itu Ayu letakkan di atas meja dengan posisi berdampingan. Aga muncul dari dapur dengan kening yang berkeringat.

Ia menepuk-nepuk tempat sebelahnya, menyuruh Aga duduk di samping. Bahkan tanpa dimintapun Aga sebenarnya tahu, ia akan duduk di samping Ayu. Masakan Aga yang masih mengebulkan asap, Ayu kipas dengan kertas bekas materi presentasinya kemarin.

Setelah dirasa sudah tidak sepanas tadi, Ayu mengambil garpu dan mencicip sedikit fettucini carbonara buatan Aga. Mulutnya mengecap sedikit dan matanya terbelalak kaget, betapa masakan Aga sangat enak diluar dugaannya.

"Enak banget, Ga." Komentar Ayu dan lanjut menyendok suapan selanjutnya.

"Habisin kalau enak."

Ayu memakan carbonara di hadapannya dengan lahap, sedikit lupa bahwa kemarin ia sempat mengeluh perutnya yang rasanya sedikit membuncit dan celana jeans yang biasa Ayu pakai terasa sedikit lebih sesak daripada biasanya. Tapi, masakan Aga terlalu enak untuk dilewatkan dan Ayu nggak peduli lagi dengan yang namanya diet atau apapun itu.

"Kamu belajar masak darimana?" Tanya Ayu sambil mengelap bibirnya dengan tissue.

"Dari ibu." Jawab Aga sebelum memasukkan satu sendok pasta ke dalam mulutnya.

"Wah, ibu kamu jago masak ya?"

Aga mengangguk dan mengunyah pastanya dengan khidmat, "Kamu mau belajar masak sama ibuku?"

point of viewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang