Janendra Adimas Wicaksono

275 42 2
                                    

"Ini tasnya taroh dimana, tante?"

Dhiska ikut menenteng tas bawaan bunda dan ayah Ayu yang baru saja sampai di Bandung untuk menghadiri wisuda Ayu. Keluarga Ayu memutuskan untuk menginap di hotel sekitar kampus Ayu. Mereka menyewa kamar family suite untuk satu keluarga. Nantinya Ayu akan menginap di sini juga.

"Sini tante aja yang beresin, Dhiska duduk aja." Bunda mengambil tas yang Dhiska bawa dan meletakannya di samping kasur.

"Ortu nak Dhiska belum sampe?" Tanya Ayah Ayu.

"Belum om, masih di jalan katanya."

Sementara Ayu menggeret koper yang berisi pakaian bunda dan Dimas. Ia meletakannya di samping lemari, agar mudah saat membereskan nanti.

"Heh, Dim. Sini!" Dhiska memanggil Dimas yang baru saja masuk dan matanya terlihat masih sangat mengantuk.

Perjalanan dari Bogor ke Bandung, Dimas habiskan untuk tidur. Ia bahkan tidak tahu bagaimana suasana perjalanan yang ditempuh. Dimas mendekat pada Dhiska dan duduk di sebelah Dhiska.

"Kok lu makin jelek sih, Dim?" Ledek Dhiska yang mendapat balasan delikan tajam dari Dimas.

Ayu hanya terkekeh geli mendengar Dhiska yang selalu meledek Dimas jika mereka bertemu.

"Enak aja. Gini-gini ya, Dimas tuh banyak yang naksir di sekolah." Balas Dimas.

"Berarti udah punya pacar dong?"

"Belum. Nggak boleh pacaran sama ayah."

"Ya elah om, masa Ayu sama Dimas disamain sih. Sama-sama nggak boleh pacaran." Tukas Dhiska.

"Ya biar fokus belajar. Buktinya Ayu fokus belajar dan nggak pacaran bisa tembus perguruan tinggi negeri. Memangnya nak Dhiska waktu sekolah sempat pacaran?"

Dhiska hanya memberikan cengiran kikuk, "Hehe nggak juga sih. Kalau aku mah emang nggak ada yang suka."

Sontak satu ruangan tertawa dengan jawaban Dhiska.

"Iya ndak pacaran tapi ini langsung nikah to? Sudah ketemu sama calon suaminya?" Sambar Bunda Ayu.

Oke... Ini adalah plot twist yang sangat twist yang Ayu alami dalam hidupnya. Betapa terkejutnya ia ketika Dhiska memberitahunya bahwa ia akan dijodohkan oleh orangtuanya, dengan anak teman dari maminya yang memiliki beda usia tiga tahun lebih tua dari Dhiska.

"Baru kenalan lewat chat aja sih, tante. Yang baru ketemu langsung baru si mami. Wisuda besok dia dateng sih." Jawab Dhiska.

"Terus kak Dhiska nikahnya kapan?" Tanya Dimas penasaran.

"Masih tahun depan, Dim. Masih rencanain tunangan dulu ini juga."

"Berarti habis nikah ikut suaminya ke Papua?"

Dhiska mengangguk, bunda dan ayah Ayu ikut duduk di hadapan Dhiska, "Iya. Rencananya mau ikut ke Mimika. Mau nggak mau harus ikut, kata mami biar nggak LDRan. Ayu juga udah aku kenalin sama dia."

"Oke juga calonnya Dhiska, Bun." Ledek Ayu.

"Hush kamu ini, calon suami orang." Omel bundanya.

"Betah-betahin dulu main sebelum nikah, nak Dhiska. Nanti, kalau nikah, kehidupan sudah berubah. Tidak sendiri lagi, tapi berbagi dengan suami. Komunikasikan semuanya. Atur keuangan bersama. Kalau ada yang bisa didiskusikan sebelum nikah, segera diskusikan. Bagaimana Dhiska dan calon suami mengatur emosi, kesepakatan apa yang harus dijalin, apa saja yang calon suami nak Dhiska larang dan nak Dhiska tidak keberatan." Nasihat ayah Ayu pada Dhiska.

"Hehe iya om... Doain aja lancar ya om dan tante."

"Amin. Semoga sakinah pernikahannya. Jangan lupa diundang lho."

point of viewWhere stories live. Discover now