54

791 75 1
                                    

Haechan membuka matanya perlahan, ia bisa merasakan air matanya yang mengalir di pipinya, kepala dan hatinya pun benar benar tenang saat ia membuka mata. 

" Hey... kau bangun? Kau tak apa sayang?"  

Mark mengenggam tangan Haechan kemudian mengecupnya pelan sambil mengelusnya. Haechan menatap Mark sebentar kemudian mengangguk pelan. Setelah beberapa kali helaan nafas dan mengumpulkan nyawanya, Haechan pun perlahan bangun dari tidurnya. 

" Aku ambilin minum ya..." Titah Mark sambil membantu Haechan untuk duduk

Haechan menahan tangan Mark yang kala itu ingin beranjak pergi. 

" Kenapa?" Tanya Mark lembut dan hanya dijawab oleh gelengan pelan dari Haechan 

Mark pun patuh dan kembali duduk, menganggam kembali tangannya sambil beberapa kali ia kecup pelan. Mark  sedikit terkejut pasalnya Haechan tiba tiba memeluknya. 

" Makasih...." Cicit Haechan sambil menyembunyikan wajahnya pada dada Mark

Mark tidak membalas, ia hanya tersenyum dan memeluk Haechan. 

" Kau memimpikan sesuatu?" Tanya Mark sambil mengusap pelan kepalanya

" Eung... mimpi yang sangat indah..." Jawab Haechan 

Haechan pun melepaskan pelukannya, dan tersenyum lebar pada Mark. Mark sedikit mengehela nafas lega,  pasalnya dari tatapannya nya itu tidak ada kesedihan ataupun amarah lagi. 

" Huh? Sudah tidak panas lagi... padahal tadi masih panas" Cicit Mark heran kala meletakkan telapak tangannya ke kening Haechan 

" Hhehe... aku sudah baik baik saja..." Senyum Haechan 

" Kau yakin?"

" Eungg...  maaf yaa merepotkan mu...." Haechan memanyunkan bibirnya 

" Ngga papa sayang... uhm... itu... kamu... ee.." Mark sedikit takut takut untuk menanyakan 

Haechan pun terkekeh pelan, mengerti dengan gelagat Mark 

" Aku udah iklhas kok... aku udah relain ayah dan papi...." Jelas Haechan 

Mark pun menatap Haechan haru 

" Kalau aku sedih terus... mereka pasti ngga tenang di atas sana... kasian... jadi aku harus kuat dan bahagia kan? biar mereka tenang disana?" Senyumnya lagi tapi tiba tiba saja air matanya mengalir

" Iya sayang.... kau tidak sendiri... ada aku... aku yang akan melindungi mu... aku yang akan menjaga mu... kau tidak perlu takut hm?" Mark  mengusap pelan air mata Haechan 

Haechan tersenyum sambil mengangguk dan kembali memeluk Mark dengan kuat. Setelah puas memeluk Mark, Haechan tiba tiba teringat akan Jaehyun, ia harus meminta maaf pasalnya Haechan benar benar berteriak dan memaki Jaehyun saat melihat Jaehyun beberapa hari yang lalu karena ia yang masih panik. 

" Uhm... paman Jaehyun mana?" Tanya Haechan sambil mendongakkan wajahnya menatap Mark 

" Baru aja tadi pergi ke bandara.... ada urusan kerja ke Jepang kenapa?"

Haechan menundukkan wajahnya

" Yah... aku belum sempat minta maaf... kan  aku marahin ayahmu beberapa hari ini" Cicit Haechan sedih

Mark terkekeh pelan mendengarnya, kemudian ia berjalan menuju meja belajarnya dan mengambil ponselnya. Ia pun menghubungi ayahnya, kemudian setelah beberapa kali dering akhirnya panggilannya diangkat

" Iya nak? kenapa? Ada masalah?" Tanya Jaehyun sedikit khawatir 

" Hahah ngga kok yah... baik baik aja, Ayah sekarang lagi dimana ini? masih di jalan?"

[COMPLETED] Our Happy Ending || Markhyuck Where stories live. Discover now