38

879 87 2
                                    

Johnny tersenyum lemah sambil mengusap kepala Mark. Sedangkan Mark masih menunduk takut untuk menatap Johnny. Johnny pun terkekeh mengingat bagaimana takut dan hati-hatinya Mark menceritakan apa yang terjadi, dari kejadian kenapa Haechan bisa pingsan sampai cerita yang disampaikan oleh Jaemin. Mark sangat hati hati dalam katanya, seolah tidak ingin menyinggung dan menyakiti Haechan. 

" Terimakasih... kenapa kau takut seperti itu hm?" Johnny masih setia mengelus kepala Mark 

" Maaf paman... aku tidak bisa melindunginya... andai aku cepat datang... andai aku ada di sana dari awal... Haechan pasti tidak akan pingsan di sana... ini salah ku... meninggalkannya begitu saja sendirian... maaf paman.. padahal aku sudah berjanji menjaganya...tapi.."

Mark menggatung kalimatnya kala Johnny mengurut pelan dada Mark 

" Tenangkan dirimu...Paman tau saat ini Mark ingin marah, ingin menghajar anak itu, bahkan membunuhnya, paman tau... Mark merasa bersalah karenanya, tapi jika hati Mark kalut dengan amarah, tidak akan ada hal baik yang terjadi... hm?" Johnny menangkan 

Mark pun mulai sedikit tenang, pasalnya sedari tadi saat bercerita ia benar benar menahan emosinya, bahkan kepalan tangannya tidak melemah dan tanggnya bergetar dengan hebat, wajahnya mengeras dan sesekali Mark hampir saja mengumpat.

" Lalu... apa yang ingin Mark tanyakan?" 

" Huh?"

" Paman tau, Mark tidak mungkin hanya ingin menceritkan hal itu kan? pasti ada yang ingin Mark tanyakan pada paman"  Mark pun mengangguk lemah.

Mark terdiam sebentar, ragu ragu untuk menanyakan. Bagaimana pun hal yang ingin dia tanyakan itu sangat sensitif, dan ia takut Johnny tersinggung karenaya. 

" Maaf paman... sebelumnya aku benar benar minta maaf..."

" Iya... tak apa... aku tidak marah dan menyalahkan mu kok"

" Paman ingat kan? Aku pernah bercerita Haechan panik tengah malam?" Johnny mengangguk 

" Aku berbohong...aku tidak menceritakan semuanya.... " Titah Mark sambil menundukkan wajahnya 

" Aku ingat sekali, sangat ingat.... bagaimana takutnya Haechan menatap tempat tidurnya, kemudian....."

Mark menggantung kalimatnya, ia sangat takut untuk melanjutkannya 

" Kemudian...?" Tanya Johnny pasalnya Mark diam cukup lama 

" Uhm... itu... hufft... ia menatap ku ketakutan.... meminta maaf padaku.... mengatakan untuk tidak membawanya kesana...sambil menatap ngeri tempat tidurnya..."

Johnny menghela nafas lemah, ia sebenarnya sudah tau,tapi ia benar benar kagum pada Mark. Anak ini, ia bisa merahasiakan hal itu kepada Haechan selama ini, hanya untuk menjaga harga diri Haechan.

" Maaf paman... sungguh aku tidak berfikir aneh aneh pada Haechan.... tapi... melihat apa yang terjadi hari ini... kemudian rumor itu... dan bagaimana Haechan panik saat itu.... aku tidak bisa memikirkan hal lain paman...."

Suara Mark sedikit bergetar

" Aku minta maaf.... sungguh ....karna berfikiran kearah sana... tapi aku tidak bisa lagi memikirkan kemungkinan buruk lainnya... aku benar benar minta maaf paman... tidak ada niat sedikitpun untuk memandang rendah Haechan seperti itu"

" Aku tau... rumor itu tidak benar... tidak mungkin Haechan yang melakukan hal itu karena tidak mungkin ia akan trauma karena hal itu... aku tau....Haechan anak yang baik... ia pasti menjaga dirinya sangat baik... aku tau itu..."

Suara Mark semakin bergetar

" Tapi aku tetap tidak mengerti paman...kenapa harus Haechan? Dan dari semua hal buruk yang bisa menimpa kenapa harus itu? Memangnya apa salahnya? Kenapa ia diberi ujian seperti itu? Bagiku ia tidak pantas diberi ujian seperti itu....Tidak kah terlalu jahat tuhan padanya?"

[COMPLETED] Our Happy Ending || Markhyuck Where stories live. Discover now