48

906 79 3
                                    

Mark sedikit mengendap-ngendap kala keluar dari kamar. Ia bisa mendengar Haechan yang sedang mandi, dengan cepat Mark mengambil kunci motor dan keluar dari rumah tanpa bersuara.

Tadi pagi, Johnny meminta Mark untuk datang ke rumah sakit tanpa sepengetahuan Haechan. Johnny sudah sering melakukan ini. 

Haechan itu sangat keras terhadap pengobatannya, dan benar benar melarang Johnny beranjak dari atas kasurnya. Tapi Johnny tentu saja merasa bosan, belum lagi ia baru saja kembali merasakan yang namanya berjalan. Johnny itu tidak jauh berbeda dari Haechan, anaknya tidak bisa diam. 

Karena itu ia selalu meminta Mark diam diam untuk membawa main keluar. Awalnya Mark sempat menolak karena takut nanti diamuk oleh Haechan, tapi saat itu mengancam tidak akan membantu misi pendekatannya dengan Haechan, oleh karena itu Mark terpaksa menurut. 

" Maaf paman agak terlambat, abisnya Haechannya tadi baru mau mandi, jadi baru bisa perginya tadi..." Jelas Mark sambil masuk ke dalam kamar

" Iya ngga papa kok..."

" Paman hari ini mau kemana? Main basket? apa mau nonton? apa mau ngopi?" Tanya Mark

" Paman mau ngobrol sih sebenarnya sama kamu..."

" Oh... mau ngobrol apa paman?" Mark mendudukkan dirinya di kursi

" Itu ... tentang Haechan.."

Mark pun dengan panik kembali berdiri

" Haechan kenapa paman? dia cerita dia marah sama aku? aku ngga pernah bentak lagi kok... walaupun kadang kadang kesel sih... tapi ngga marah kaya waktu itu.. serius paman Mark ngga bohong" 

Mark pun gelagapan menjelaskan kalimatnya dan mengangkat dua jari tangannya membentuk tana peace

" Hahahaha iya iya tau kok... nggak Haechan ngga marah... tenang aja... paman mau ngomongin hal lain.. duduk dulu duduk..." Johnny menenangkan 

Mark menatap Johnny sedikit takut takut, kemudian Johnny tersenyum pelan sambil mengangguk.

" Paman mau minta tolong sama Mark...." 

" Minta tolong apa paman ?"

Johnny tidak melanjutkan kalimatnya, ia hanya tertunduk sambil beberapa kali menghela nafasnya, kemudian ia menatap langit dari jendela. Mark yang melihat hal itu pun entah kenapa merasa ada yang tidak beres, tiba tiba saja perasaannya tidak enak.  

" Waktuku..... tidak banyak, dokter bilang... mukjizat bagiku bisa melihat daun berguguran tahun"

Mark menatap Johnny tidak percaya, sedangkan Johnny masih setiap menatap langit sambil tersenyum sendu. 

" Haechan tau?" Tanya Mark takut takut dan dijawab dengan gelengan pelan oleh Johnny 

" Saat tau pertama kali aku kehilangan kaki dan jantungku yang lemah... aku benar benar ingin mati saja rasanya... harapan hidupku benar benar hilang" Johnny membuka cerita

" Melihat Haechan yang menangis ditengah malam, membuat ku benar benar sedih, tapi saat melihat anak itu tersenyum pada ku disiang hari, membuat ku jadi takut untuk menginggalkannya"

" Melihatnya yang berpura-pura padaku, membuat ku bertekad untuk kembali pulih, agar senyuman tulus darinya kembali muncul...berdoa pada tuhan akan melakukan apapun... bahkan jika nyawaku menjadi bayarannya aku siap..."

Mark masih diam menundukkan kepalanya mendengarkan cerita dari Johnny

" Kemudian... perlahan..belakangan ini ia benar benar tersenyum dengan puas... tidak ada lagi kebohongan di matanya... dan aku ingin melihatnya terus..."

[COMPLETED] Our Happy Ending || Markhyuck Where stories live. Discover now