21 [Bertemu dengan Devan]

115 66 63
                                    

Woy klean! Bangun, bangun! Udah hari Senin, nih! Hari yang paling membahagiakan manusia di muka bumi ini.

Gimana, gimana kabar klean, buruk-buruk aja, kan? Eh... maksudnya mati-mati aja, kan? Eh... jahahahahaaa....

Jan mau mati dulu, karena RAFALEON udah update, nih! Baca dan vomentnya dulu, habis tu kalo mau mati nggak papa, kok. Nanti kalo RAFALEON update lagi, klean harus hidup lagi, ya! Wkwkwkwk... canda yak....

Udah, ah, happy reading buat klean!!!

MENYUSURI koridor SMA Cakrawala yang amat panjang membuat waktu Nada terkuras banyak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

MENYUSURI koridor SMA Cakrawala yang amat panjang membuat waktu Nada terkuras banyak. Pasalnya perjalanan untuk menemui Randa sambil mengibuli Lana, dirinya harus putar balik dari parkiran dengan menyusuri koridor-koridor sekolah. Setelah sampai di pojok kelas dua belas, akhirnya Nada bisa menemui Randa di gerbang SMA Cakrawala. Ingat, ini baru perjalanannya menemui Randa, belum lagi dengan Devan.

Nada menepuk bahu Randa tanpa ragu, karena jaket yang dikenakannya beda sendiri dengan para siswa lainnya. "Lo Randa, bawahannya Devan?" tanya Nada kepada Randa yang tengah duduk di motor biru kehitaman, ciri khas Avernon.

Cowok itu tak menjawab dan malah memberikan helm hitam ke Nada. "Nih pake, habis itu cepat naik," suruh Randa.

Nada menerima helm itu dan sesekali mengendus-endusnya. "Helmnya habis dipake sama siapa?" tanyanya sedikit ragu.

"RACHEL!!!"

Itu teriakan Lana dari parkiran yang sampai bisa didengar oleh beberapa murid, termasuk Nada di depan gerbang sekolah. Jadi dapat dibayangkan bagaimana kerasnya teriakan Lana yang menggaung di satu sekolah.

Nada yang menyadari teriakan Lana, langsung menyembunyikan wajahnya dengan menggunakan helm yang diberikan Randa tadi. Kemudian ia menaiki motor Randa dan duduk di jok belakang dengan gerakan yang cukup tergesa.

"Ayo, cepat!" Nada menepuk bahu Randa yang menandakan dirinya sudah siap mental, jiwa, dan raga untuk bertemu langsung dengan Devan Ardana Pradipa, sang Ketua Avernon.

***

"Sampe enggak ada yang spesial di antara mereka berdua, gue rukiah lo di mobil ini, Lan." Indira mengancam Lana yang tengah mengemudikan mobil Nada.

"Dan sampe nggak bisa lo kejar posisi Nada sama tuh cowok, gue ajak lo mualaf, Lan," ancam Rachel tak kalah seram. Ia duduk sendirian di belakang kursi kemudi seraya menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Tapi, tapi, kalo gue berhasil. Lo berdua harus makan babi guling bareng gue, gimana deal, kan?" ajak Lana begitu enteng.

Indira yang duduk di samping kursi kemudi tak mau membalas ajakan Lana barusan. Yang benar saja, masak dirinya mengiyakan ajakan Lana untuk makan makanan haram. Sedangkan Rachel tetap fokus menatap motor Randa yang memecah jalanan dengan jarak cukup jauh dari mobil yang ditumpanginya saat ini.

RAFALEONWhere stories live. Discover now