05 [Lanjut Gibah]

300 240 33
                                    

SEMENJAK bel istirahat berbunyi, Nada tak memindahkan sama sekali posisi duduknya. Beda halnya dengan ketiga sahabatnya, Nada justru tidak ikut pergi ke kantin. Kata Nada di kantin terlalu ramai sampai membuat selera makannya jadi hilang. Eh, tidak mau ke kantin karena terlalu ramai atau truma, nih?

"Sumpah, Hel! In! Kak Alan tadi senyum ke arah gue!!" seru Lana dari depan kelas, berjalan paling tengah di antara kedua sahabatnya.

"Lo tau, gak, Lan? Apa kemungkinan alasan orang lain senyumin kita?" tanya Rachel ramah, sembari menaruh pantatnya di kursi.

"Mungkin karena Kak Alan naksir sama gue! Ya enggak, Hel?!" tebak Lana penuh harapan.

"Yap! Itu salah satunya. Tapi lo mau tau kemungkinan alasan yang lain?"

"Ada lagi, Hel?! Gue mau tau, dong!" serunya semakin bersemangat.

"Oh, tentu ada! Salah satu kemungkinan lain kenapa orang lain senyumin kita, karena dia menganggap kita sebagai orang asing!"

"Hahahaha..... Ibarat lainnya, nih, Lan. Kayak lagi foto KTP massal. Kak Alan orang yang mau foto dan lo itu fotografernya. Kak Alan senyum, sih, senyum, tapi niat senyumnya buat ke kamera, bukan buat lo!" ejek Indira dengan terkekeh puas.

"Ih, jahat banget, sih lo, Hel. Padahal gue udah merasa diterbangin tinggi-tinggi, eh malah dijatuhin."

"Habis itu, ketimpa pohon beringin lagi. Hahahaha," tambah Indira tak berdosa.

"Iya, beringinnya itu kribo lo!" balas Lana menghardik.

"Terserah lo mau bilang gue apa. Intinya sekarang gue puas banget lihat lo menderita. Hahaha,,," kekeh Indira seraya menggeplak-geplak lengan orang di sebalahnya. Nada yang menjadi korbannya, langsung berdecak dan mendelik Indira.

"Gue bukan jahat, Lan. Tapi gue jujur. Yaaaa, walaupun kejujuran sering dianggap sebelas duabelas sama kejahatan."

"Lo udah tau Kak Alan playboy kelas kakap, tapi masih aja naksir sama dia. Udah playboy, ikutan geng motor lagi, kurang brandal apa coba? Emang, sih udah bubar, tapi tetep aja, kan pernah ikutan jadi anggota Brozentro," ujar Nada memancing agar topik pembicaraan mengarah ke Brozentro.

"Lo gak tau, sih, gimana rasanya pacaran sama playboy. Pesona sama sensasinya nagihin, Nad! Lo pasti juga pernah naksir atau pacaran sama playboy, kan?"

"Jangankan sama playboy, sama yang sering nge-ghosting Nada juga pernah, Hahahaha,,,," tawa Indira membuka aib Nada. Atau mungkin aib semua orang? Hahahaha......

"Btw, mumpung lagi ngomongin Kak Alan, nih. Kok, lo tau, sih, Brozentro bisa bubar?" tanya Indira mengubah topik pembicaraan. Kasarnya, sih, memulai pergibahan.

Sebenarnya Nada ingin mengumpat dan menyumpal mulut Indira barusan, tetapi karena pertanyaan Indira sudah mulai mengarah ke Brozentro, akhirnya ia menahan rasa kesalnya.

Panen juga pancingan gue, seru Nada lewat batinnya.

Sebenarnya pertanyaan Indira tadi adalah pertanyaan yang ingin ditanyakan Nada ke Lana kemarin di grup Calon-Calon Janda. Eh, ralat, grup Pengabdi Duda maksudnya. Namun, karena Nada takutnya dibilang kepo dan nantinya mengundang perspektif yang tidak-tidak, lebih baik dia menahan dulu niatnya untuk bertanya.

Nada yakin, Indira pasti kepo juga tentang Brozentro. Ternyata cukup dipancing-pancing sedikit saja, usahanya sudah berhasil. Bravo!

"Ya, taulah! Gue liat di akun Instagramnya Kak Alan. Tapi katanya, sih Brozentro itu lagi vakum, bukan bubar."

RAFALEONWhere stories live. Discover now