San Francisco, California Seorang pria dengan surai kehitamanmya yang masih dengan seragam sekolah di tubuhnya tengah menatap dengan sorot mata penuh kesedihan. Tanpa pria itu sadari air mata yang sedari menggenang di pelupuk matanya menetes di salah satu pipinya. "Maaf," entah berapa juta maaf yang pria itu ucapkan. Tangannya terangkat mencengkram rambut hitamnya. Dunianya terasa kembali hancur. Menyesal. Satu kata yang terus menggerogoti jiwanya. Bayang-bayangan buruk yang pernah terjadi kembali berputar di kepalanya seperti kaset rusak. "HARUSNYA AKU BISA MENJAGANYA!" Dia meninju lantai di bawah sana. Prang!! Secara sengaja ia memecahkan beberapa gucci yang berada di sekitarnya sebagai bentuk pelampiasan emosi yang menggebu-gebu saat ini. Tanpa peduli tangannya yang sudah terluka akibat terkena pecahan kaca. Isakan tangis memilukan memenuhi kamar yang sudah tidak berbentuk lagi. Siapapun yang melihat dan mendengarnya pasti juga akan merasakan berapa hancurnya yang di rasakan pria itu.