The Gray Love✔

Pitaksara द्वारा

235K 16.4K 204

Apa jadinya jika cowok dan cewek yang memiliki karakter dingin disatukan dalam ikatan pernikahan? Pernikahan... अधिक

01. Kabar Mengejutkan
02. Tidak di Inginkan
03. Berusaha Ikhlas
04. Pertemuan Pertama Versi Remaja
05. Dia Orangnya?
06. Penasaran Berujung Perasaan
07. We Time
08. Cemburu?
09. Aneh dan Langkah
10. Lamaran
11. Lamaran (2)
12. Pria Misterius(?)
info!!!
13. Nyebelin
14. Fitting Baju
15. Sifat Tersembunyi
16. Wedding
17. Wedding (2)
18. Menolak untuk Baper
19. Persyaratan?
20. Ghibahin Aja Terus
21. Istri Durhaka?
22. Terlambat
23. Perlakuan Manis
24. Games Konyol
25. Mulai Mencintai?
26. Belajar Menerima
27. Sahabat Itu ...
28. Cemburu Versi Rifki
29. Manja
31. Dia kembali?
32. Pria Brengsek
33. Mayat Hidup
34. Membaik
35. Holiday ke Puncak
36. Jarak VS Rindu
37. Rifki Kedua?
38. Kecelakaan
39. Amnesia(?)
40. Kehadiran Makhluk Kecil
[END]
TERIMAKASIH
EXTRA PART 1
EXTRA PART 2
cerita baru
.

30. Bertukar Cerita With Kekasih Halal

4.5K 336 2
Pitaksara द्वारा

Happy reading💕


Kantin//10:15

"Lo udah izin sama kak Kiki?" tanya Rena disela-sela makan mereka.

"Udah," jawab Nisa.

"Diizinin, Nis?" tanya Rena lagi yang dijawab anggukan oleh Nisa.

"Jadi kita kemana nih?" tanya Nathan yang sedari tadi menyimak.

"Biasa, ke mall," jawab Putri.

"Kenapa sih cewek itu hobby banget ke mall? Gak ada tempat lain apa?" heran Nathan.

"Ada sih, hanya lebih enak ke mall," jawab Nisa.

"Kita mau nonton juga sekalian, udah itu belanja, ke gramed bentar, makan, baru pulang deh," Putri mengucapkan list yang akan mereka lakukan nanti.

"Gak kemaleman apa?" tanya Nathan lagi, "kalian kan anak cewe, ngak baik pulang kemaleman. Apalagi Nisa udah bersuami," nasihat Nathan.

Nisa, Putri, Rena menggeleng serempak. "Gakpapa, udah biasa," jawab Rena yang diangguki kedua teman perempuannya.

"Ya udah deh, terserah kalian," finish Nathan mengalah.

"Tapi gue dikasih izin sebelum magrib udah di rumah." Nisa teringat sama ucapan Rifki tadi.

"Tuhkan," ujar Nathan. "jadi gimana?" tanyanya lagi.

"Gampang, nanti bisa kita atur lagi waktunya. Kan pulang sekolah jam tiga. Dan lo Nath, kenapa kayak gak mau ikut gitu?" tanya Rena.

"Bukan gak mau, tapi aku memikirkan kalian aja," jawab Nathan.

"Sweet deh lo," puji Putri tersenyum manis.

"Jangan baper, Put," kata Nisa.

Putri mendengus. "Dih, siapa yang baper. Gak ya kita kan temen," ujar Putri.

"Awas aja lo sampe suka sama Nathan, traktir kita," ancam Rena bercanda.

"Oke, siapa takut. Tapi kalo gak, kalian yang traktir gue," balas Putri.

"Udah-udah, kenapa jadi kalian rebutin aku sih. Aku tau kalo aku ganteng," narsis Nathan.

Ketiga teman perempuannya langsung memasang muka mual. "Gak akan, gue udah punya suami kalo lo lupa," ujar Nisa.

"hehe ... becanda kok," cengir Nathan yang diabaikan Nisa, Putri, dan Rena.

***

"Halo bro," sapa seorang lelaki menyalami Rifki ala pria.

Kini keduanya lagi di ruangan kerja Rifki, mereka bertemu untuk membahas kontrak kerjasama yang dilakukan perusahaan Rifki dan orang tersebut.

"Wets, udah kelar kayaknya sekolah lo?" tanya lelaki itu menepuk-nepuk lengan Rifki beberapa kali.

"Tinggal nunggu lulus aja," jawab Rifki dan lelaki tersebut hanya manggut-manggut mengerti.

"Radit mana?" tanya Rifki.

"Dia lagi otw ke sini, tadi ke toilet bentar," jawab Liam—rekan kerja Rifki—mereka sudah lama berteman.

Tak lama pintu terbuka menampilkan sosok lelaki berpakaian jas formal. Dia tersenyum, mendekat dan bersaliman ke Rifki sama halnya yang dilakukan Liam tadi.

"Maaf ya nunggu lama," ucap Radit.

"Santai aja," jawab Liam yang diangguki oleh Rifki.

"Jadi?" tanya Rifki yang membuat kedua manusia di dalam ruangan itu mengernyit.

"Jadi apa?" ulang Liam terkekeh. "Lo yah masih aja irit bicara."

"Kelanjutan kontrak kita," ucap Rifki menjelaskan.

Liam dan Radit bergantian menjelaskan sistem kontrak kerja mereka nanti. Radit adalah rekan kerjasama baru Rifki, Liam lah yang mengajak perusahaan Radit juga untuk bekerjasama dengan mereka. Katanya kinerja kerja di perusahaan Radit bagus. Meskipun perusahaan Rifki merupakan cabang dari kantor Papah-nya, tapi kantor ini cukup terkenal dan maju. Tak heran jika perusahaan-perusahaan besar mau bekerjasama sama perusahaan Rifki karena kinerja perusahaan Rifki tak terlalu kalah jauh-jauh amat dari perusahaan Papah-nya.

Padahal sebelumnya Rifki dan Radit pernah tidak sengaja bertemu, tapi ntahlah mungkin karena sudah terlalu lama dan itu pertemuan singkat pula, mereka sama-sama tidak menyadari itu. Kalian ingat saat pertemuan Radit dan Nisa di rumah sakit?

"Gue denger lo udah nikah ya, Ki?" tanya Liam setelah beberapa saat baru selesai mendiskusikan proyek mereka.

Rifki hanya mengangguk. "Gila, muda amat lo nikah, mana gak ngundang gue lagi," kaget Liam.

"Udah, lo aja yang saat itu di luar negeri," balas Rifki. Liam hanya menyengir dan Radit? Dia hanya ikut menyimak saja. Walaupun umur Rifki paling muda di antara Radit dan Liam, tapi mereka tidak membedakan antara tua dan muda. Kata Liam anggap aja kita seumuran begitulah kurang lebih.

"Kapan-kapan bolehlah kenalin ke kita," ujar Radit yang sedari tadi nyimak.

"Ngapain?" tanya Rifki.

"Aelah bro, kan ngenalin doang. Gak juga bakal kami tikung kok," kekeh Liam.

"Iya," finish Rifki.

***

"Gila, gak mau lagi gue nonton film horror gitu," kesal Putri.

"Udah aku bilang tadi kalo takut gak usah nonton," jengah Nathan.

"Mana pake modus segala lagi sama Nathan," goda Rena.

"Kesempatan, Ren," sambung Nisa terkekeh.

"Apaan sih!" kesal Putri. "gue biasanya gak takut, tapi kenapa tadi nyeremin banget anjir hantu-nya."

"Itu karena biasanya lo nonton horror komedi, jadi ya mana ada yang nyeremin, ngelawak ada," ujar Rena.

"Oh pantes," Nathan terkekeh. "wajah kamu pias banget tadi, haha."

"Udah deh, gak usah ngeledek kalian ih," gerutu Putri.

"Iya iya maap," ucap Nathan mengusap kepala Putri.

"Hmm, serasa dunia milik berdua ya, Ren. Dan yang lain hanya numpang makan," ucap Nisa disela-sela makannya.

Rena terkekeh. "Gakpapa, proses pendekatan Nis, jangan ganggu ah," goda Rena.

Nathan melihat wajah Putri yang siap memaki teman seperempuannya. "Udah Put gak usah diambil hati, mereka hanya bercanda kok," ucap Nathan menenangkan.

Putri menghembuskan napasnya kasar, "Sabar Put sabar, orang sabar jodohnya dekat," ucap Putri mengelus-ngelus dadanya.

***

Nisa menuruti ucapan Rifki, sebelum magrib sudah di rumah. Setelah sholat magrib, Nisa merebahkan sebentar tubuhnya di Pulau kapuk, terasa sangat nyaman dikala rasa lelah menyerang. Belum berapa lama ia memejamkan matanya, terdengar pintu kamar terbuka dan derap langkah kaki seseorang mendekat. Nisa mengintip sebentar, ternyata itu suaminya. Ah Rifki udah pulang ternyatam. Tapi karena ia terlalu lelah untuk sekedar membuka mata, akhirnya ia mencuekkan Rifki. Rifki membuka jasnya lalu langsung pergi menuju kamar mandi.

Tidak membutuhkan waktu lama, kini Rifki sudah selesai bersih-bersih. Ia tersenyum melihat istrinya yang makin hari makin cantik, menurutnya. Rifki mengecup terlebih dahulu pipi Nisa, lalu mengusap rambutnya sayang. Setelah itu, ia menepuk-nepuk pelan pipi Nisa.

"Sayang, bangun," ucap Rifki.

Tepukan lembut dan kecupan bertubi-tubi di pipinya membuat Nisa mengeliyat lalu mengucek matanya. Belum lama ia tertidur, makanya Nisa sangat mudah dibangunkan. Rifki menyambut Nisa tersenyum manis.

Nisa ikut tersenyum manis, mungkin ini yang dimaksud dari kisah romanc yang pernah ia baca, saat seorang pria meminang gadisnya 'Mau kah engkau menjadi bagian dari hidupku, orang yang pertama dan terakhir kali aku lihat dikala aku membuka dan menutup mata, orang yang akan mengisi shaf sholatku di bagian belakang. Orang yang akan menjadi rumah untukku kembali ...." Ah, Nisa baru paham sekarang maksud dari kata-kata yang sering ia baca.

"Jangan tidur habis magrib, gak baik," ucap Rifki lembut membuyarkan lamunan Nisa, Rifki mensejajarkan bagian tubuh atasnya kebagian atas tubuh Nisa, kedua kaki Rifki masih berayun di atas ranjang. ia mensejajarkan wajahnya ke wajah Nisa. Nisa merasakan hembusan hangat napas Rifki yang beraroma mind semakin menipiskan jarak dari wajahnya. Setelahnya, mereka saling merasakan sensasi yang luar biasa, melepaskan semua rasa lelah didalam sana. Tak lama, terdengar suara panggilan illahi, mereka menyudahi aktivitas mereka lalu pergi ke kamar mandi untuk berwudhu dan melaksanakan sholat isya berjamaah.

***

Menjelang tidur tiba, seperti biasanya Rifki dan Nisa saling bertukar cerita. Nisa menceritakan semua aktivitas yang dia lakukan hari ini, kini giliran Rifki yang menceritakan aktivitasnya. Nisa mendengarkan dengan seksama dan kadang juga terkekeh menanggapi ucapan Rifki yang menurutnya lucu.

"... Oh iya, setelah itu teman kantorku ngajak aku kapan-kapan makan bersama bareng kamu. Sekalian mereka mau kenalan," ucap Rifki diakhir ceritanya.

"Lah kenapa?" tanya Nisa.

Rifki mengedikan bahunya. "Katanya sih mau kenalan. Gakpapa deh, aku juga belum ngenalin kamu di kantor dan teman kerjaku. Jadi sekalian aja, mau kan sayang?" tanya Rifki sambil mendusel di ceruk leher istrinya.

"Itu berarti orang akan tau kamu udah nikah?" tanya Nisa polos.

Rifki tersenyum. "Iya, tapi kalo kamu belum siap juga gakpapa kok. Aku gak maksa."

"Oke deh, aku mau. Kan orang kantor, bukan orang di sekolah," ucap Nisa menerima ajakan Rifki.

Rifki tersenyum begitu juga Nisa. "Udah yuk tidur," ajak Rifki yang dibalas anggukan Nisa.

***

TBC!

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

355K 18.3K 56
Semua berawal dari pesan yang dikirim oleh nomor tak dikenal di hari ulang tahunnya, dan di hari yang sama orangtuanya mengatakan bahwa ada seseorang...
ZAHIRA [SELESAI] KUMALA द्वारा

किशोर उपन्यास

165K 7.4K 39
Kulalui liku hidup, meski berderai air mata. Kadangkala dunia terasa sangat tidak adil, menguji makhluk yang bahkan telah lunglai. Duniaku terasa san...
7.3K 302 38
Alexa Season 2 Setelah tujuh belas tahun lamanya, Alexa kembali ke Indonesia saat menghadapi masalah rumah tangganya dengan Sean. Ia kembali setelah...
Love In The Air (END) zuhroaini द्वारा

किशोर उपन्यास

47K 1.9K 55
Melody Musical Neville, seorang gadis SMA yang harus dijodohkan dengan Nevan Adipati Barcly, seorang CEO sekaligus mahasiswa sekolah penerbangan di A...