Vania menghabiskan waktu sorenya dengan mengajak alfariel untuk jalan jalan,hanya sekedar berkeliling komplek agar bocah lelaki itu tak lelah.
Ia dengan telaten menggandeng tangan alfariel agar tak berlari bebas ke jalanan tengah,bisa bahaya kan jika bocah seusia itu dibiarkan begitu saja apalagi sedang masa aktif aktifnya.
"Onti Van,kenapa mama dan papa belum jemput Al?"tanyanya
Gadis itu nampak berfikir "Mungkin mereka masih di jalan bang"jawabnya yang dibalas anggukan paham dari si bocah.
Ia juga heran dengan Syifa dan Azka,biasanya mereka tak akan telat menjemput Al seperti sekarang ini.
Keduanya kembali berjalan menyusuri jalanan komplek yang nampak sepi,mungkin karena sore hari jadi kebanyakan ibu ibu menghabiskan waktunya untuk memasak.
Sesekali Vania bersenandung, seolah meramaikan suasana yang sepi ini,pandanganya menjelajah ke kiri dan kanan. siapa tau ada yang jualan ya meskipun yang ia dapati hanya rumah,rumah dan rumah.
Sampai ia rasakan jika Alfariel melepaskan genggaman tangannya,bocah lelaki itu berlari kencang hingga membuat Vania gelagapan mengejarnya.
"TUYUL JANGAN KABUR"pekik Vania meneriaki ponakannya itu.
Untunglah didepan sana Alfa berhenti,bocah itu nampak berjongkok mengambil sesuatu,sesaat kemudian ia berdiri dengan seekor kucing di gendongannya.
"ONTI LIHAT"teriaknya
Vania hanya menggeleng singkat,ternyata bocah lelaki itu menghampiri kucing,makanya dia lari tadi.
"Aduh Abang,aunty ini lelah,jangan lari lari dong"ujarnya begitu sudah berdiri di samping Alfa.
Sementara yang dinasehati hanya menampilkan deretan giginya,seolah yang tadi ia lakukan adalah kebaikan,sebenarnya kebaikan tapi buat kucingnya bukan buat Vania,ye gak?
"Alay Lo"celetuk seseorang
Keduanya refleks menoleh,sedetik kemudian Vania langsung merubah raut wajahnya menjadi datar begitu ia tahu siapa yang berbicara.
"Ngapain Lo disini?"tanya Revan,ya orang itu adalah Revan.
Lelaki itu berjalan mendekat, pandangannya menatap lekat Vania yang sedari tadi sudah menampilkan raut tak bersahabat nya.
"Terserah gue dong,lagian ni jalan bukan punya Lo"sarkasnya
Revan menggeleng singkat,apakah semua wanita begini terhadap pria apabila pertemuan awalnya tak mengenakan?
"Onti,kata mama kita Ndak boleh malah malah"celetuk alfa, sedari tadi bocah lelaki itu hanya diam mendengarkan perdebatan dua orang dewasa di depannya ini.
Revan seketika menoleh,ia terkejut kala melihat wajah Alfa yang begitu mirip dengan queen dan.......
Aldi batinnya
Lelaki itu menyamakan tingginya dengan Alfa,membingkai wajah bocah itu seolah yang berdiri didepannya saat ini adalah adiknya,queen.
"Who ale you?"tanya Alfa langsung,meskipun masih bocah tapi ia juga bingung tiba tiba ada yang sok Deket sama dia.
Revan tersenyum singkat
"I'm Revan,call me uncle okay?"jawabnya
Alfa mengangguk saja,ia ingat pesan mamanya,jika ada orang baik maka kita juga harus bersikap baik agar orang itu senang.
"Yes,uncle"
Vania memutar bola mata jengah,Revan giliran sama bocah baik,kenapa giliran sama dia judes plus ngeselin,eh.....
"Onti,Mali kita pulang"ajak Alfa
Vania mengangguk lalu mengambil alih kucing di gendongan bocah itu supaya bisa menggandeng tangannya.
"Kita pamit,assalamualaikum"
"Waa-eh kucing gue tuh"Revan tersadar dan langsung mengambil alih kucing yang berada di gendongan Vania.
Sebenernya niat dirinya keluar tadi untuk mengambil kucingnya namun ternyata justru bertemu dengan Vania dan Alfariel di depan.
Alfa,sang penemu kucing refleks membulatkan matanya melihat kucing temuanya diambil orang yang sebenarnya diambil pemiliknya sendiri.
"Kok diambil sih"ujar Vania kesal
"Ini punya gue ya gue ambil dong"jawab Revan
Alfa menggeram marah
"That's my cat"ucapnya tajam,bocah lelaki itu mencoba menggapai kucing yang ada pada Revan,namun karena tingginya yang hanya sebatas lutut lelaki itu jadilah sia sia.
"Enak aja Lo,punya gue ni"peringat Revan karena melihat alfariel yang masih mencoba menggapai nya.
Bocah lelaki itu mundur mendekati Vania
"Uncle levan nakal,bialin aja Al bilangin papa nanti"ancamnya
Vania hanya tersenyum singkat mendengar ancaman yang terdengar lucu itu
"Who is your father,little boy?"tanyanya seolah mengejek
Alfa tersenyum miring
"Azka,Azka legala".
******
Syifa memutar bola mata jengah dengan tingkah gadis didepannya,sedari tadi gadis itu hanya menanyakan promo yang ada di mini market ini,bahkan keranjangnya pun masih kosong belum terisi belanjaan apa pun.
Si mbak kasir sepertinya juga sudah kesal menghadapi berbagai macam pertanyaan yang terlontar mulus darinya.
"Mohon maaf mbak,keadaan mini market kami sedang ramai,jika ingin bertanya mohon nanti saja,setelah keadaannya sudah sepi"kata si mbak kasir itu yang mencoba bersabar
Gadis itu menatap ke sekelilingnya,ya!keadaanya memang ramai bahkan antreannya sampai memanjang ke belakang.
"Rame ya mbak"beri tahunya pada si mbak kasir yang hanya dibalas dengan helaan nafas sabar serta senyuman kecil yang sangat dipaksakan.
"Kalau udah tau rame,mbaknya minggir,ini saya dan yang lain mau bayar loh"celetuk Syifa tajam
Gadis itu kemudian memandang ke arahnya
"Ada urusan sama Lo?"tanyanya santai
"HEH ORANG,LO GAK LIAT KITA PADA MAU BAYAR"bukan Syifa yang menjawab melainkan bocah lelaki yang berusia 10 tahun,mungkin.
"Ya kan di kasir sebelah bisa"jawabnya enteng
Syifa tersenyum singkat sebelum gadis itu mengeluarkan kata kata pedasnya
"Lo gak bisa baca?atau mata Lo buta sampai tulisan 'kasir ini rusak' gak bisa Lo baca"sarkasnya tajam
Gadis itu mendadak diam,dirinya tak menyangka jika gadis berjilbab dibelakangnya ini mempunyai mulut yang pedas,tanpa babibu lagi ia segera menyingkir dan memilih pergi dari mini market itu.
"Mohon maaf kak"ucap si mbak kasir yang merasa tak enak,Syifa tersenyum menanggapi.
Setelah selesai membayar,Syifa langsung menghampiri Azka yang menunggunya di mobil,namun langkahnya terhenti begitu retinanya menangkap sosok seorang pria yang baru saja keluar dari sebuah gang yang sempit di sebrang jalan.
Aldi batinnya
Ia menajamkan penglihatannya,takut jika yang ia lihat salah,namun ia yakin jika laki laki itu adalah Aldi.
Syifa berpikir sejenak,ada apa Aldi memasuki gang sempit itu,belum lagi pakaian dan gerak gerik lelaki itu yang mencurigakan,seperti sering menoleh seolah ada yang sedang memantau dirinya.
"Syi"panggil Azka tiba tiba
Lelaki itu heran dengan keterdiaman Syifa di depan pintu mini market,jadilah ia menghampirinya.
"Eh"kaget Syifa
"Ngapain?"tanya Azka lagi
Gadis itu tak menjawab,hanya menunjuk sebuah sedan hitam yang akan melesat pergi.
Azka mengernyit bingung
"Kenapa?"
"Dalamnya ada Aldi,dia baru keluar dari gang itu"jawab syifa
Lagi lagi Azka di buat bingung
"Ya terus kenapa?"
Sumpah demi apapun Syifa sangat kesal dengan kelemotan otak Azka Sekarang ini.ia merasa sudah pas memberikan makanan untuk Azka pagi tadi,kenapa jadi begini.
"Aduh kak Azka,emangnya kak Azka gak curiga,ngapain coba dia masuk ke gang itu,mana tadi syi liat gerak geriknya mencurigakan lagi"jelasnya
Azka akhirnya mengangguk paham,ia jadi berpikir jika ada sesuatu yang lelaki itu sembunyikan disana,tapi apa?
Keduanya saling berpandangan seolah isi pikiran mereka sama,ya keduanya memutuskan untuk menelusuri gang itu,mencoba mencari informasi yang siapa tau bermanfaat.
Syifa berjalan di depan sementara Azka dibelakangnya,mengapa begitu?karena gang ini begitu sempit,mungkin hanya bisa dilalui satu motor saja itu pun harus pelan pelan.
Gadis itu mengangkat sedikit roknya karena jalanannya yang becek,mungkin karena sehabis hujan tadi.
Keduanya dapat bernafas lega saat berhasil keluar dari gang itu,namun yang membuat Syifa aneh mengapa ada pagar Disni?seketika ia membelalakkan matanya,tak percaya dengan apa yang dilihatnya ini.
Sebuah kompleks perumahan minimalis yang asri dan damai.
Syifa memandang Azka meminta penjelasan,mungkin lelaki itu tau tentang kompleks perumahan ini,tapi nyatanya tidak,Azka menggelengkan kepalanya tanda tak tau.
Syifa mencibir pelan
"Katanya ketua geng,masa komplek bagian ini gak tau,maennya nya kurang jauh nih"ejeknya
Azka hanya bergumam pelan menanggapi ocehan Syifa yang tak berfaedah itu,tak ada gunanya juga berdebat toh ujungnya dia yang menang dia juga yang minta maaf karena istrinya itu ngambek.
"Harusnya kak Azka itu-ehh"Syifa terlonjak kaget begitu merasakan usapan di punggungnya.
Gadis itu langsung merapatkan tubuhnya pada azka saat melihat tiga orang lelaki berdiri di dekatnya,ia yakin jika salah satu dari merekalah pelakunya tadi.
Azka yang sibuk mengotak atik ponselnya sedikit terhuyung karena Syifa yang tiba tiba merapatkan diri padanya.
"Hai cantik"goda salah satu dari mereka
Azka seketika menoleh begitu suara itu merangkap masuk ke pendengaranya,sorot matanya yang tajam ditambah muka datarnya benar benar membuat ketiga pemuda itu terdiam kaku ditempatnya.
Salah satu dari mereka tersenyum kikuk,bukan mereka tak tau jika Azka adalah ketua Vagos yang terkenal dingin dan tak main main menghadapi mangsanya.
"rumah sakit atau kuburan"tanya Azka datar
Ketiga pemuda tadi langsung pergi begitu saja tanpa menjawab pertanyaan Azka,ya kalau di jawab juga bakalan babak belur ujungnya.
"Mantap kak Azka,tapi semisal kak Azka suruh milih,kakak pilih yang man?"tanya Syifa
Lelaki itu terkekeh pelan
"Lemot Lo"ejeknya seraya menoyor kepala istrinya itu pelan
"Cermati kalimatnya"tambahnya
Syifa awalnya jengkel karena Azka menoyor kepalanya,tapi ia lebih jengkel lagi saat ia tak bisa mencermati kalimat azka barusan.
"Bodoamat!otak gue gak sampe"gumamnya
Lelaki hanya menggeleng pelan,tak ingin membuang waktu lama keduanya kini kembali menyusuri jalanan komplek.
Azka mengamit tangan Syifa yang pas di genggamannya, mengisyaratkan jika gadis ini hanya miliknya.
"Sepi banget ya kompleknya"celetuk Syifa
"Gimana kita mau tau informasi kalau sepi kek gini"tambahnya
Pandangannya menyapu penjuru kompleks,hingga di ujung sana ia melihat tiga orang anak kecil sedang bermain ria di taman sederhana.
Syifa tersenyum senang dan langsung menghampiri ketiganya
"Hai"sapanya ramah
Ketiga bocah itu menoleh
"Hai kakak cantik"
Azka yang berada di belakang Syifa tersenyum aneh,ia tak salah dengar jika Syifa dibilang cantik?
"Nama kalian siapa?"
"Nama aku nutri sari,kata bunda artinya penuh kesegaran dan banyak mengandung vitamin c"
Syifa tersenyum kikuk,ia jadi teringat salah satu merk minuman kemasan berbentuk bubuk.
"Kalau aku Istaka kekeyi putri denisha"kata satu bocah temannya
"Artinya?"celetuk Azka,menurutnya nama itu unik mungkin artinya juga unik
"Lincah layaknya ular dengan kecantikan alami lima puluh Jeti"
"Anjir"sahut Azka saat mendengar arti namanya,kan betul tebakannya jika artinya juga unik
"Kalau kamu"Syifa beralih menatap satu bocah lagi yang tampak pendiam
"Innes yappeo"jawabnya yang kemudian pergi begitu saja
"BUBAYY YAPPEO BESOK KITA MAIN LAGI YA"teriak kedua anak yang tersisa
Syifa tertawa singkat mendengarnya,ia yakin jika ibu dari si yappeo itu adalah penggemar negeri ginseng.
"Oh iya kakak mau tanya,kalian kenal sama orang ini gak?"tanya Syifa seraya menunjukkan foto Aldi di ponselnya.
Kedua anak itu mendekat
"Tau,kakak ini setiap sore pasti kesini"jawab si nutri sari
"Betul kak,kadang dia juga bawa jerigen putih,gak tau deh apa isinya"timpal si Istaka
Syifa menoleh kesamping begitu Azka juga berjongkok disampingnya.
"Rumahnya?"
Kedua anak tadi hanya saling pandang,kentara dari raut wajah mereka yang tak paham apak yang diucapkan Azka.
Syifa mendengus malas,tanya sama anak kecil kok singkat singkat mana ngerti mereka
"Maksudnya kakak ini,rumah kakak yang ada di foto ini dimana?"ulangnya
"Oalah,kita mah gak tau tapi mamah aku pasti tau,bentar ya aku panggilin dulu"ini Istaka yang ngomong
Beberapa saat kemudian,datang seorang ibu ibu dengan celemek yang dipakainya
"Ada apa ini?"tanyanya
Syifa tersenyum lalu menyalimi tangan ibu itu tanda menghormati
"Ini Bu saya mau tanya,ibu kenal sama orang ini?"
Si ibu itu mendekat lalu mengangguk
"Ini mah si Aldi,dia udah tiga tahun disini cuma kesininya pas sore doang,ibu gak tau deh kenapa"jelasnya
Syifa dan Azka mengangguk mengerti
"Rumahnya yang mana Bu?
"Itu no 2 dari ujung"
"Berarti kalau ke sini nya sore doang,rumahnya kosong dong?"tanya syifa lagi
Ibu ibu itu menggeleng singkat
"Setau ibu,ada pembantunya disana,sama waktu itu ada anak kecil juga,cowok"jelasnya lagi
Syifa tersentak kaget,apa yang dimaksud anak kecil itu adalah alfariel?
"Yang ini bu?"tanya Syifa seraya menunjukkan foto Alfariel di ponselnya
"Nah iya mbak,ini anaknya tapi sekarang gak keliatan lagi,biasanya kalau sore begini suka di ajak jalan jalan sama pembantunya,cuma sekarang udah gak pernah lagi"
Yaiyalah,anaknya aja sama gue batin Azka
"Berarti bener"gumam Syifa
"Oh iya Bu,kalau boleh tau lagi ada alasan apa ya si Aldi itu pindah kesini?"
"Ibu gak tau pasti cuma ibu mikirnya dia itu lagi nyimpen sesuatu disana,waktu pindahan ibu liat dia ngeluarin kotak panjang kayak peti gitu,ya ibu gak tau isinya apaan"jelas ibu itu lagi
Syifa dan Azka mengangguk mengerti,keduanya pun berterima kasih pada ibu itu karena sudah memberikan informasi yang sedang mereka cari
"Ibu masuk ya,permisi"pamit ibu itu yang dibalas anggukan oleh keduanya
"Nah terima kasih ya kalian,tadi namanya siapa?"
"Hehehe,panggil aja marimas kak"
"Panggil aja cimoy"
Gadis itu melirik Azka seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal,kenapa namanya berubah lagi,seketika ia jadi ingat nama kedua bocah itu
"Iya,terima kasih ya marimas dan cimoy,kakak permisi,dada"
"Dada kakak"balas keduanya senang
Syifa memijit pelipisnya pelan,ia jadi pusing sendiri memikirkan nama kedua anak tadi yang kelewat unik,apalagi artinya, haduuhh.
Sampailah keduanya di rumah yang tadi di maksud oleh ibu ibu itu,tampak sepi dan sunyi,terkesan jika tak berpenghuni sama sekali
"Kok ngeri ya"celetuk Syifa,gadis itu mengamit lengan Azka yang datar datar saja.
"Lo punya Allah"sahut Azka,lelaki itu mengusap lembut kepala Syifa.
"Permisi"panggil Azka
Tok tok tok
"Per__"
Ceklek
Pintu itu terbuka yang menampilkan wanita paruh baya dengan rambutnya yang digelung keatas.
"Cari siapa ya?"tanyanya ramah
Syifa tersenyum simpul
"Kita cari Aldi,apa ada ya?"
Wanita itu terlihat kaget
"M-mas Aldi gak ada non"jawabnya takut
Azka tersenyum miring,lelaki itu melipat tangannya didepan dada
"Kenapa Lo takut?"tanyanya
Syifa langsung menoleh,tak sadarkah Azka jika lawan bicaranya ini sudah tua,mungkin seusia Omanya dirumah
"Kak Azka gak sopan"bisik Syifa
"Maaf"lelaki itu mengalah
"S-saya gak tau non,silahkan pergi dari sini"jawab wanita itu yang langsung menutup pintunya.
"Ih kenapa di tutup pintunya,kan kita belum selesai ngomong"ujar Syifa dengan melihat Azka yang masih menatap pintu di depannya ini.
"Pulang!"satu kata yang keluar dari mulut Azka,lelaki itu berjalan duluan meninggalkan Syifa yang masih bingung.
Gadis itu mengedikkan bahunya acuh,mungkin suaminya sedang menyusun rencana makanya sikapnya jadi begitu.
Sebelum pergi Syifa memilih untuk berjalan ke depan,ia ingin melihat seberapa luas kompleks ini,dan ia sangat terkejut begitu menemui pagar yang menjulang tinggi ke atas,juga ada seorang satpam yang menunggu disana.
"Kalau ada gerbang disini,ngapain si Aldi lewat belakang tadi?"gumamnya
"SYIFA,LAMA GUE TINGGAL"pekik Azka
Gadis itu berdecak sebal
"IYA IYA SYI JALAN SEKARANG!"
keduanya pun memutuskan untuk pulang,mengistirahatkan otak sejenak sebelum kembali memikirkan masalah ini yang penuh teka teki.
******
Hai hai hai
Aku back lagii
Apa ada yang nungguin
Oke,jangan lupa untuk vote and comment ya
Jangan lupa untuk share juga ok
Guys,aku mau minta doanya nih besok aku mau PAS jadi doain yaa
Kalian juga semangat PAS nya,jangan lupa belajar,ok!
Jangan baca wp terus,hehehe
Oh iya,aku dapet nama itu dari comment di toktok barang kali ada orangnya disini,say hi yaa
Untuk yang mau join grup azkasyifa ini linknya
⬇️
⬇️
⬇️
https://chat.whatsapp.com/EwBCMTlMFSgFE2ytGCk53D
Happy reading guys